44

90 19 6
                                    

Matahari sudah naik hingga berada tepat diatas kepala mereka yang sedaritadi masih menelusuri hutan yang seperti tidak ada ujungnya. Bahkan perut dan tenggorokan mereka yang sejak pagi tadi kosong belum juga terisi oleh suatu apa pun membuat langkah mereka secara perlahan melambat.

"Hyung nim, kapan kita makan?" Rengek taehyung membuat seokjin dan yoongi pusing sendiri. Jika saja mereka tidak berada di hutan seperti ini pasti mereka akan memasak banyak untuk adik-adik mereka.

"Sebentar lagi pasti kita akan menemukan makanan," bisik jimin mengusap punggung taehyung dengan lembut, padahal perutnya sendiri sedaritadi sudah melilit merasakan sakit yang sangat amat parah.

"Jin hyung, kita istirahat lagi," celetuk hoseok saat mendapati sebuah pohon beringin besar di hadapan mereka.

"Kita setiap lima menit selalu istirahat," sahut namjoon mendudukkan dirinya di pohon itu lalu mendesah panjang, dia ingin semuanya cepat berakhir.

"Apa kita akan terus-terusan seperti ini?" Monolog yoongi memperhatikan member lainnya yang sudah seperti gembel jalan raya. Bukan karena apa, mereka berdelapan belum mandi dari kemarin ditambah mereka selalu berbaring diatas tanah yang kotor membuat baju dan wajah mereka sangat kotor dan kusam.

"Oppa oppa disana ada gerombolan rusa!" Seru pudwi tiba-tiba menunjuk kearah dimana rusa-rusa itu berjalan kearah hutan timur belakang mereka.

"Apa kamu masih kuat? Kita harus mengikutinya," ujar namjoon membuat pudwi mengangguk semangat, ia belum selemas lainnya.

"Kalian mau kemana?" Tanya yoongi menghentikan langkah pudwi dan namjoon.

"Hewan rusa dapat mencari sumber air sepengetahuannku. Kalian tunggu disini aja, kita akan segera kembali," ujar pudwi berlari duluan diikuti namjoon yang tiba-tiba saja bersemangat.

"Kita harus mengikuti mereka. Bagaimana kalau mereka tersesat?" Panik hosoek.

"Mereka sudah jauh hyung," sahut jungkook melihat keduanya sudah menghilang dibalik pohon-pohon yang tinggi, cepat sekali.

"Kita harus tetap mengikuti mereka bagaimanapun caranya," ujar seokjin yang takut mereka berdua akan menghilang.

"Jin hyung! Jimin hyung pingsan!"

"Jimin? Jimin?"

"Aigoo!!"

•••

Dilain tempat namjoon dan pudwi tengah bahagia dapat menemukan air terjun berkat rusa-rusa itu. Bahkan disekitar mereka ada beberapa tandan pisang yang sudah matang dan satu pohon apel yang berbuah lebat. Ah mereka sangat beruntung, tidak sia-sia mereka berjalan cepat lagi 500 meter.

"Bagaimana kita membawa air nya?" Tanya pudwi menggaruk rambutnya yang gatal karena beberapa hari tidak mandi.

" Tidak tahu, aku cuci muka dulu," sahut namjoon lalu berjongkok mencuci mukanya.

"Ini terasa sangat segar."

Pudwi pun mulai mengikuti apa yang namjoon lakukan, dan benar saja air disini sangat segar. Bahkan mereka berdua meminum air itu dengan rakus seakan mereka baru saja mengarungi padang pasir yang panas.

"Hah, perutku kembung," keluh pudwi terduduk di batu dekat air terjun.

"Sekarang, kita pikirkan bagaimana cara membawa airnya," Monolog namjoon langsung berdiri lalu menyugarkan rambutnya yang sedikit dia basahi.

"Wow, sugar daddy hahaha...."

"Yes baby, I am your sugar daddy," sahut namjoon membuat pudwi langsung mencipratkan air padanya. Ya, seharusnya ia tidak mengatakan hal yang memalukan seperti itu pada cowok mesum seperti namjoon.

" Hahaha...sudah sudah, kita membawa air ini bagaimana? Pakai tangan?" Tanya namjoon membuat pudwi menghentikan aksinya lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Itu ada bambu, kita bisa menggunakannya," ujar pudwi melangkahkan kakinya mendekati bambu-bambu yang tumbuh agak jauh dari posisi mereka.

"Bagaimana caranya?" Tanya namjoon bingung namun dia langsung melangkahkan kakinya berpijakan batu untuk menyeberang.

"Begini," pudwi langsung mengeluarkan sebilah pedang dari balik hanbok belakangnya lalu menebas bambu panjang itu dengan penuh hati-hati.

"Tadi kamu mengeluarkan belati sekarang pedang, apa kamu seorang mafia?" Tanya namjoon mulai membantu pudwi memegangi bambu yang akan dipotong kecil-kecil.

Pudwi hanya berdehem sebentar lalu melanjutkan pekerjaannya dengan cepat, perasannya tiba-tiba tidak enak saat melihat seekor burung gagak melewati mereka dengan suara yang sangat keras.

" Oh shit," umpat namjoon saat belahan bambu yang dia pegang jatuh ke sungai yang mengalir deras, tidak ingin dicurigai pudwi dia pun langsung mengambil bambu lain untuk dibersihkan.

Sreek

"Namjoon oppa, menurutmu apakah kita akan selamanya disini?" Tanya pudwi memulai obrolan agar tidak terlalu sunyi.

"Tidak, kita akan segera pulang," ujar namjoon tanpa mengalihkan perhatiannya dari bambu-bambu yang dia cuci, biar higienis katanya.

"Oppa terlalu optimis selama ini, apa oppa tidak pernah membayangkan kalau kita akan terjebak didunia aneh ini selamanya?" Tanya pudwi membuat namjoon menghentikan kegiatannya sejenak.

"Karena kita belum pernah merasakan kegagalan, kita belum pernah gagal dalam melaksanakan misi kita. Kamu pernah mengatakan kalau kita harus mengumpulkan 8 batu kristal yang dapat membawa kita untuk kembali. Dan kita sudah mendapatkan 5 batu itu kan? Tinggal 3 lagi dan kita pasti bisa menemukannya. Selalu berpikir optimis dan positif itu perlu dalam hidup. Tidak usah memikirkan kemungkinan-kemungkinan terjadi jika jalan yang kita lalui sudah benar, kamu tahu? Pemikiran seperti itu hanya membuat kita mudah berputus asa dan ragu dalam melangkah."

"Huh, tapi aku sudah lelah," gumam pudwi menyelesaikan potongan bambu terakhir lalu beralih mencari sesuatu untuk mengikat bambu-bambu itu menjadi satu.

"Menurutmu kami tidak? Aku tidak? Kami juga merasakan hal yang sama, apalagi banyak hal yang terjadi selama ini yang membuat member lain terluka. Kamu tahu? Bahkan yoongi hyung diam-diam menangis melihat jungkook dan jimin terluka waktu itu," ujar namjoon membuat pudwi tercengang. Ya, ia kemarin melihat mata yoongi sedikit memerah dan ia hanya menduga kala itu karena yoongi sibuk berkutat dengan api unggun bukannya karena menangis.

"Bahkan setiap malam taehyung sering mengigau eomma dan appa-nya, kita sebenarnya juga lelah akan semua ini."

"Maaf oppa, aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan sekarang. Aku bahkan tidak memperhatikan hal sekecil itu," sesal pudwi.

"Aku juga sama, yang mengetahui semua itu jin hyung. Dia yang selalu memperhatikan dan melindungi kita selama ini walaupun dia tidak melakukan apa pun. Dia hyung yang terbaik."

"Emmm...."

"Baiklah, kita selesaikan semua ini dan kita harus segera kembali."




Bts×me time travelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang