54

19 1 0
                                    


  "Siapa Lim Naeun?" Tanya Jimin mendekat ke arah Taehyung dan mengedipkan matanya menggoda," kau sudah mempunyai pasangan ya."

  "Diam kamu! Dia putri dari pedalaman sana, kamu belum mendengar ceritaku jadi berhenti menggodaku."

  Surat itu perlahan dibuka dan kernyitan dalam tercetak di dahi Taehyung seraya surat itu di miring-miringkannya membuat yang lain bingung.

  "Apa yang kamu lakukan?" Tanya Yoongi dengan nada kesal, pasti gadis itu membawakan mereka masalah lagi.

  "  naneun geugeos-eul ilg-eul su eobsda (Aku tidak bisa membacanya)," bisik Taehyung ke Jimin membuat pria yang beranjak sembuh itu mengambil alih surat itu dan masih tidak bisa membaca tulisan yang di gores menggunakan noda darah ini.

  Surat itu pun dilempar diantara member begitupun Pudwi namun tidak ada yang dapat membacanya. Tulisan ini bertumpuk dan sangat buruk untuk dapat dibaca, ditambah bau anyir darah yang membuat mereka sedikit pusing.

  "Ada apa?"

  "Baca ini dengan keras," ujar Jungkook memberikan surat itu padanya karena tidak tahan dengan bau anyir darah yang tercium.

  "Untuk permintaan itu aku sudah memikirkannya semalaman dan aku beruntung ada kesempatan untuk mengirimkannya kepadamu. Aku pikir tidak dapat bertemu denganmu lagi dan bantuan yang kau tawarkan akan sirna. Namun ternyata dewa masih memberiku kesempatan. Jadi aku meminta hal sederhana ini padamu.

  Dua tahun lalu di musim gugur aku bertemu dengan pria baik hati yang mengenakan pakaian bangsawan saat aku mengikuti ayahku ke perayaan musim gugur. Pria itu baik dan tampan dengan tanda lahir di alis kirinya mengajakku berkeliling kerajaan ketika aku tersesat. Pria itu memberiku gantungan kelinci putih  sebelum menawariku untuk hidup bersama. Aku yang sudah bersumpah untuk terus melajang sampai mati untuk kemakmuran desaku membuatku tidak bisa memutuskannya sendiri. Namun, karena aku bertanya pada ayahku malam itu, aku tidak bisa melihat dunia luar lagi.

   Tetapi kenangan pria dari malam itu tidak bisa membuatku tidur apalagi beberapa bulan kemudian ia datang untuk membawaku pergi secara langsung. Aku senang, tapi semua membencinya. Mereka mengusirnya pergi dan itu menjadi pertemuan terakhir kita. Aku pikir semua akan baik-baik saja setelah berjalannya waktu, namun ternyata waktu yang membuat luka itu semakin menganga. Jadi, jika ada kesempatan tolong carikan dia untukku dan sampaikan surat ini padanya. Aku tidak berharap ada balasan surat imi dirimu, jika ada kesempatan tolong katakan aku masih merindukannya disini."
 
"Kata-katanya sangat indah dan puitis, sangat hebat," monolog Pudwi terkagum dengan kata-kata yang putri itu tulis. Walau dari pedalaman, caranya merangkai kata cukup membuatnya dijuluki sastrawan.

  "Apa maksudnya?" Tanya Namjoon yang tidak dapat memahami semua yang diucapkan kepala Han.

  "Dia ingin mencari pria yang ia cintai."

  Di lain sisi saat Pudwi mencoba menjelaskan secara sederhana maksud Lim Naeun, kepala Han tengah melamun dan memandangi surat itu dengan rasa tidak percaya. Hatinya langsung remuk tidak tersisa setelah membaca isi surat gadis tercintanya yang merindukan pria lain. Pantas saja, pantas saja semua perhatian ringan yang ia berikan tidak mengubah pandangan Naeun padanya selama ini. Dan ternyata, ia sudah memiliki pria pujaan lain yang membuatnya ingin melanggar sumpahnya sendiri. Kepala Han sekarang tahu, mungkin sudah saatnya ia menyerah dengan cintanya.

  "Kau ingin menyerah?"

  Kepala Han mengangguk pelan tanpa memandang Seomin yang pasti sedang  mengasihaninya. Ia juga takut kalau ia menggerakan kepalanya, airmata yang tergenang di pelupuk matanya akan jatuh tak terkendali.

  Seomin tahu apa yang sahabatnya sekarang rasakan, setelah ditinggal mati istrinya 2 tahun lalu ia mulai mencintai putri dari suku pedalaman itu saat ia melakukan perjalanan pertamanya sebagai kepala desa sekitar 1 tahun lalu. Seomin dan Juyin menjadi saksi bagaimana pandangan Dantae melembut ke putri Naeun dan selalu memberikannya perhatian ringan. Walau terasa tidak mungkin, mereka berdua selalu memberi dukungan ke Dantae untuk selalu berusaha menaklukan hati Naeun disetiap kesempatan. Namun setelah mendengar pengakuan ini, Seomin yakin akan sulit membuat Dantae untuk terus berjuang.

  "Hei, kenapa kalian tidak turun?"

  Semuanya menoleh ke arah Juyin yang menghampiri di belakang gerbong, mereka bahkan tidak sadar kalau gerbong sudah berhenti sejak tadi.

  "Maaf aku tidak memberi tahu kalian kalau kita sudah sampai," ujar Seomin turun dari gerbongnya membuat kepala Han memiliki kesempatan untuk menghapus genangan air matanya.

  "Jaga baik-baik," setelah mengembalikan suratnya, kepala Han turun dan langsung memasuki halaman gubuknya yang sebenarnya rumah minimalis dengan dua kamar tidur.

  Baru saja ia membuka pagar, dua anak kecil langsung menyambut kedatangannya dan memeluk pahanya dengan erat. Kepala Han tersenyum, ia menggendong dua anak kembarnya di kiri dan kanan dan langsung membawanya masuk." Kenapa kalian bisa disini? Dimana bibi? Kalian tidak berlarian sendiri bukan?"
 
  "Bibi sedang merapikan tikar di kamar!"

  "Waah ada anak kecil, halo!"

  Kedua anak kecil itu terkejut melihat banyak orang asing yang mengikuti ayahnya pulang, mereka pun reflek memeluk leher kepala Han erat dan mencoba menyembunyikan wajah mereka.

  "Mereka sedikit malu, perkenalkan ini Han Seo Jun dan Han seo he anak-anakku."

  Rahang pudwi dan member bts menganga lebar mendengar penuturan kepala Han kalau anak-anak berusia 5 tahun ini adalah miliknya. Mereka bisa tebak kalau umur kepala Han ini masih sangat muda dan cukup mengejutkan kalau sudah mempunyai anak berumur 5 tahun.

  "Berapa umurmu?" Tanya Taehyung kaku.

  Kepala Han terkekeh kecil lalu menurunkan kedua anaknya yang langsung berlari ke dalam. Ia merangkul pundak Taehyung dan mendorongnya untuk masuk." Kenapa kalian terkejut? Umurku sudah 24 tahun dan bukan hal mengejutkan kalau aku sudah memiliki anak."

  "Twenty-four years old," bisik Pudwi membuat Seokjin menelisik Jungkook di sampingnya." Umurmu sama, tapi mana anakmu?"

  Jungkook memukul lengan Seokjin sedikit keras lalu beralih mengapit leher hyung tertuanya itu," seharusnya aku yang bertanya pada hyung, mana anakmu hyung? Bukankah ada 4 atau 5?"
 
  "Keun tokki!"

  "Han Ji-min!"

  Seketika saja seorang wanita lusuh dan berumur kemungkinan 20 an datang bersama anak-anak kepala Han. Sedaritadi wanita itu tidak mengangkat kepalanya dan terus menundukkan kepala, duduk bersama mereka saja ia tidak mau dan memilih berdiri di belakang kepala Han.

  "Dia sangat pemalu, perkenalkan dia adikku Han Ji-min. Dan kamu perempuan satu-satunya bisa tinggal bersamanya, aku kira umur kalian sama dan bisa menjadi teman dekat."

  "Halo saya Kim Kyung Rin, kalau boleh tahu berapa umurnya?" Tanya Pudwi setelah bangkit sebentar untuk membungkuk mengucapkan salam pertemuan.

  "Dia berumur 18 tahun ini."

  "Masih sangat muda," ujar Pudwi tersenyum padahal ia terkejut kalau 18 tahun sudah setua ini, seharusnya kan di umur ini seorang perempuan akan berada di puncak kecantikannya. Mungkin hanya kepala Han yang memiliki resep awet muda dalam dirinya.

  "Suami Ji-min memiliki cacat kaki sejak lahir dengan panjang kaki yang berbeda. Ia bekerja dengan memasang perangkap di bukit dan pulang hanya sehari selama seminggu, dan anak mereka sudah  berumur 3 tahun dan tidak mungkin merepotkanmu. Jadi, kamu bisa tinggal dengan tenang bersama Ji-min beberapa minggu ini."

  "Apa kak Ji-min bersedia?"

 

Bts×me time travelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang