Kakek peramal

284 33 0
                                    

    "Kalian dari masa depan kan?"

Deg

  Pudwi merasa kaget dan tak percaya atas apa yang ia dengar,kakek ini sepertinya mengetahui semua tentang mereka bisa ada disini,tapi siapa kakek ini sebenarnya?

  "Ba..ga..imana kakek ta...u?"tanya pudwi gugup.

  "Hahaha....aku seorang peramal,aku yang kalian temui saat pertama kali dihutan dulu kau ingat?"

  Ya,pudwi baru mengingat wajah kakek ini terlihat tidak asing ternyata lelaki tua yang kabur itu.

  "Benar,apa yang kau tahu tentang kami?"

  "Sini duduk dulu!"kakek itu menyuruh pudwi dkk duduk dikursi kayu dekat pelelangan tadi.

  "Aku tidak paham yang aku lihat dipenglihatanku tentang kalian,tapi yang kutahu kalian berbeda namun berusaha disatukan.kau(menunjuk pudwi)kabur dari orang tuamu dan mereka(menunjuk bangtan)penghibur?"tanya kekek itu ragu diakhirannya.

  "Huft...sekarang apa yang kakek bisa lihat dari kami?"

  "8 berlian disatukan"ucapnya mantap.

  "Maksudnya?"

  "Kalian harus bisa menemukan 8 berlian yang nantinya bisa membawa kalian kedunia masa depan,tapi itu sangatlah sulit dan kalian telah mendapatkan 2 itu sangat mengejutkan"ujar kakek itu menyerahkan batu itu ketangan pudwi.

  "Kenapa kakek tadi membayarnya dengan mahal?"

  "Terserah akulah,aku ingin memberikannya pada kalian"

  "Baiklah...apa kakek bisa meramalkan dimana tempat 6 batu tersisa?"

  "Yang dekat diperjuangkan yang jauh harus ditemukan"ucap kakek itu yang membuat pudwi mengernyitkan dahinya.

  "Apa maksudnya?"

  "Kehidupan tidak semudah membalikkan telapak tangan yang bisa kau balikkan kapan saja,butuh perjuangan disetiap langkahnya dan kesabaran dalam setiap rintangannya"

  "Bisa kakek jelaskan?"

  "Malas,udah nanti kita pasti bertemu lagi"ucap kakek itu beranjak pergi.

  "Kakek,bisa kau katakan dengan jelas?"teriak pudwi.

  "Malas"balasnya berteriak lalu menghilang di kerumunan.

  "Dasar tua bangka"umpatnya.

 
  "Waeyo pudwi ah?"tanya seokjin mendekati pudwi.

  "Gwenchana,kita dapatkan batu merah ini(menunjukkan batu itu ke bangtan)ayo kita pulang!"ajak pudwi.

"Apa ada hubungannya?"tanya suga berjalan beriringan.

  "Ada,dan kita butuhkan 6 batu lagi"

  "Enam?"

  "Yeseot(6)"

  Bangtan hanya ber oh ria dan berkecamuk dengan pikirannya masing-masing sampai dirumah mereka.

  "Perasaan gue kok gak enak?apa gue buat salah ya?"gumam pudwi saat memasuki perkarangan rumah.

  #pakai bahasa korea.

Ceklek

  "Yakk...kalian darimana saja eoh?kita ditinggal sendiri disini apa kalian tidak tahu kita takut kalau terjadi apa-apa,apa kalian tidak mikir ha?"marah hoseok saat mereka baru saja membuka pintu.

  "Baru inget kalau dirumah masih ada 94 line"batin pudwi.

  "Apa kalian baru ingat pulang saat sore begini,kemana saja kalian?tidak mikir kami masih ada dirumah atau kalian berniat mau meninggalkan kami?"lanjut hoseok.

Grep

  Jimin langsung memeluk hyung kesayangannya itu yang dadanya sudah naik turun tidak terkontrol.ini juga salahnya main kabur saja dari rumah,dan ini benar kesalahannya.

  "Maaf hyung"lirih jimin.

  Sedangkan RM dibelakangnya hanya menatap yang lainnya minta penjelasan.

  "Tenangkan dirimu hobi-ah bisa dibicarakan dengan kepala dingin"tenang seokjin mengusap pundak hoseok tapi hoseok langsung memalingkan wajahnya.

  "Duduk dulu hyung!"ucap JK menuntun hoseok dan jimin kekursi diikuti yang lainnya dan pudwi hanya ikut -ikutan wahai readers.

  Seokjin pun mulai menceritakan kejadian tadi dikerajaan diikuti cerita suga saat 95 line kabur dan pudwi saat di pelelangan dan bertemu kakek peramal.

  "Aku takut tahu gak?kalian tidak pulang-pulang kami khawatir dirumah.kami ingin menyusul tapi suga hyung tidak mengizinkannya tadi"lirih hosek yang berada dipelukan jimin dan jk.

  "Aku juga sangat khawatir,aku harap kejadian ini tidak terulang lagi.kita adalah keluarga dan kita berada didunia asing ini bukan tempat kita,kita harus selalu bersama,aku mempunyai tanggung jawab di bangtan untuk menjaga kalian aku harap kalian masih ingat itu"jelas RM dan semua pun mengangguk.

  "Maaf hyung kami tadi keluar tanpa seizin kalian"ucap jimin.

  "Jangan diulangi lagi,kalau sejin nim tahu ia pasti marah"ujar RM diikuti gelak tawa yang lainnya.

Grep

  V pun langsung memeluk RM disampingnya dengan sangat erat.

  "Kau mau aku peluk juga yoongi?"

  "Gak"

   Semua lagi-lagi tertawa saat mendengar celetukan seokjin pada yoongi sambil merentangkan kedua tangannya tetapi malah ditolak.

  
  "Pudwi ssi kami tadi dapat ikan segar banyak,bisa dimasak nanti kan?"tanya RM dibalas anggukan oleh pudwi.

  "Dapat darimana namjoon?"tanya seokjin kali ini.

  "Tadi ada pedagang jualan itu dan kami membelinya"

  "Pakai apa?"tanya suga mulai curiga.

  "Maksudnya?"

  "Kau beli pakai apa namjoon?"

  "Pakai....ukiran kayuku dan hoseok ya gak?"taanya pada Hoseok dan dibalas anggukan malas karena kerajinannya dijual begitu saja dengan ikan.

  "Aku kasihan pada penjual itu,pasti ukiran itu tidak laku dijual dipasar"ujar suga.

  "Sebegitukah?"

  "Apa hasil karya tanganmu bisa dipercaya?"

  "Aish hyung"gerutu RM.

  "Berapa ekor hyung?"Tanya V kali ini.

  "Lupa,lebih dari 10 ekor kayanya"jar RM ragu.

  "Bagimana kalau nanti kita buat ikan bakar?"usul V.

   "Benar juga"

  "Apa ada yang bisa bakar?aku benci ikan ngomong-ngomong"ucap suga.

  "Aku tidak bisa"kata seokjin melihat tatapan member yang lainnya.

  "Ah,pudwi kau bisa kan?"tanya Jimin pada pudwi dibalas renyitan didahinya lalu mengangguk begitu saja.

  "Ah,kita kan punya chef baru"banggga jimin mengusap kepala pudwi,namun pudwi hanya memandangnya heran.

  "Mau kau masak kapan pudwi?"tanya RM namun pudwi hanya mengangguk lagi.

  "Kenapa kau hanya mengangguk?"tanya RM dan pudwi hanya menatapnya heran dengan mata bulatnya.

  "Kenapa kau malah menatapku?"

  "Yakk..hyung apa kalian lupa pudwi belum terlalu paham  bahasa kita?"tanya Jk mencubit perut RM diikuti gelak tawa yang lainnya,bagaimana mereka bisa lupa adanya member baru itu.

  "Kalian kenapa ketawa mulu"













#Jangan lupa tinggalkan jejak🐾

Bts×me time travelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang