40

1.3K 78 0
                                    

Pagi hari ini Rei sudah terbangun. Setelah mandi ia segera memasang alat untuk memompa ASI. Mengirimkan nasi kepada Indah masih menjadi kegiatan rutin yang dia lakukan sampai saat ini. Setelah memandikan putrinya, dia bergegas ke dapur untuk membuat sarapan. Tapi cukup terkejut karena dia melihat sang ibu, yang tengah membuat nasi goreng untuk sarapan.

"Loh kok Mami udah bangun?"

"Iya, Mami mau bikin sarapan buat cucu. " Rapi kemudian menatap ke arah dada sang putri yang terlihat lebih membusung. "Kalau pagi dada kamu jadi ngembang kayak gitu?"

Rei melirik ke arah dadanya sendiri.  Dia kemudian terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Ini aku lagi pasang alat pumping buat ASI, mami ... Karena aku kan jadi donor asi buat temanku."

"Oalah, Mami kira kalau pagi dada kamu berubah. Ya udah, kalau kayak gitu kamu buruan siapin anak kamu aja. biar Mami yang nyiapin sarapan."

"Mami nggak apa-apa siapin sarapan kayak gini?"

"Kamu ini kayak sama siapa aja, dulu yang nyiapin kamu sama Mas kamu buat sarapan siapa? Udah  sekarang kamu urusin anak kamu aja dulu."

"Makasih mami," ucap Rei kemudian berjalan kembali menuju kamarnya untuk membantu Strawberry menyiapkan diri ke sekolah.

Saat sampai di dalam kamar melihat Bebe yang tengah memakai kemeja. Rei membiarkan putrinya itu mengancingkan bajunya sendiri, sementara dirinya menunggu sambil duduk di kursi. Rei menunggu selesai untuk menguncir rambut Bebe. Rei suka menguncir rambut putrinya yang semakin panjang. Terinspirasi dari internet, apalagi kini ia memiliki waktu yang lebih banyak.

"Udah mami," kata Bebe kemudian sedikit memutar tubuhnya.

"Sini sayang," kata Rei sambil mengeluarkan kursi kecil dari bawah meja rias. "Coba mami lihat dulu, udah bener belumpakai bajunya." Rei kemudian memerhatikan pakaian yang dikenakan Bebe yang kini berdiri di hadapannya.

"Hari ini mami kerja?"

"Enggak sayang, mami mau lihat rumah baru kita habis itu jemput Bebe."

Bebe menatap sang ibu dengan tatapan bingung sambil duduk di kursi. "Rumah baru? Mami udah enggak kerja lagi?'

"Iya opa yang beliin kita rumah. Mami enggak boleh sama opa kerja lagi. Katanya suruh ngurusin Bebe aja. Tapi, mami masih ada kerjaan sama Om Yogi."

"Opa baik ya sama kita? Mami tau enggak, opa kemarin juga ngajarin Bebe matematika. Oma masakin Bebe nasi goreng singapur enak sekali. Opa dulu waktu mami kecil, suka ngajarin matematika juga?" tanya bebe santusias.

"Iya, dulu opa--"Rei terhenti, tak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia merasa ini tak akan adil untuk Bebe. Bebe yang tak bisa merasakan kasih sayang dai seorang ayah, jadi nampaknya ia tak bisa bersikap jumawa di depan sang putri dengan membanggakan keakraban yang terjali dulu dengan sang ayah.

"Mami?"

Suara panggilan membuat Rei menoleh. "Ya sayang?"

"Kenapa mami diem?"

"Mami lagi fokus nguncir rambut kamu sayang."

Si cantik Bebe hanya anggukan kepala dengar jawaban sang ibu. Ia kembali diam sambil memainkan kakinya.

"Mami, Clara belum sekolah jugaa. Bebe sama Aufa kangen sama Clara."

Rei tau kalau putrinya itu bersahabat dengan Aufa dan Clara. Sudah beberapa   minggu Clara berada di Singapura untuk mengunjungi sang nenek yang sakit.

"Iya kan Clara nemenin neneknya yang sakit sayang." Rei tau Bebe pasti merasa kesepian karena biasanya Clara yang  memang cukup dekat dan banyak menghabiskan waktu bersama dengannya.

"Iya, tapi Clara sombong. Masa Bebe chat enggak dibales sih?"

"Terbaca enggak pesannya sama Clara?" tanya Rei lagi.

"Sudah ceklis biru mami."

"Mungkin Clara sibuk sayang."

"Hmm, tapi Aufa dibales." Bebe terlihat benar-benar kecewa.

"Coba nanti kalau Clara usah sekolah lagi, kamu tanya kenapa dia enggak balas chat ya. "

Bebe manganggukkan kepalanya. "Iya mami."

Rei juga merasa kasihan dengan sang putri. Hanya saja memang ia juga sangat mengerti, kalau tak bisa mendapatkan semua hal yang ia mau dan tak semua hal seindah yang ia bayangkan. Menurut Rei, Bebe harus siap menghadapi itu semua. Ia mau bebe menjadi gadis yangk kuat dan siap menghadapi dunia. Maka ia ingin Bebe menghadapi masalahnya dengan baik.

"Ya udah ayo kita sarapan. Oma udah masak nasi goreng tuh."

Bebe segera saja senang. "Kemarin aku minta buatin nasi goreng jawa."

"Nasi goreng jawa?"

"Iya kata Oma, nasi goreng jawa lebih enak dari nasi goreng singapur." Bebe segera bangkit dari duduknya dan berlari menuju meja makan.

Rei merasa putrinya semakin bahagia setelah bertemu dengan kakek dan neneknya. Ia sangat bersyukur dengan  itu. berharap kebahagian Strawberry semakin lengkap.

Bebe sarapan dengan sangat lahap, ia bahkan meminta nasi goreng itu sebagai bekal ke sekolah.

"Enak kan nsi goreng jawa buatan Oma?" tanya Ratih.

Bebe anggukan kepala, lalu mengacungkan ibu jarinya. Sementara Rei tengah sibuk menyiapkan bekal untuk Bebe.

"Udah ayuk habis sarapan kita berangkat." Rei mengingatkan.

"Panggil sopir aja Nak," kata Bram.

"Hari ini aku mau ke pasar Pi. Agak susah kalau naik mobil."

"Loh terus mau naik apa?" Bram bertanya penasaran.

"Motor aja Pi," kata Rei.

"Loh kok naik motor? Percuma dong masmu kasih mobil kalau masih naik motor," kata Ratih.

Bram anggukan kepala. "kasian Bebe masuk angin."

"Pakai jaket nanti. Aku mau belanja, kalau pakai mobil harus muter rutenya bisa satu jam di jalan. Kalau naik motor bisa masuk kampung, lebih cepat." Rei mengatakan itu berharap kedua orang tuanya tak cemas lagi. Ia kemudian memakaikan jaket pada Bebe.

Bram dan  Ratih akhirnya menyerah untuk meminta Rei naik mobil saja. Dan mereka membiarkan Rei mengantarkan putrinya dengan menggunakan motor. Mengantarkan strawberry ke sekolah, setelahnya Rei menuju rumah indah untuk mengantarkan ASI.

"Lo ke mana aja sih? Dari kemarin cuman nganterin susu habis itu buru-buru pulang. Orang tua lo masih ada di rumah?" Indah bertanya karena beberapa hari ke belakang memang sahabatnya itu jarang sekali mampir dan duduk untuk sekedar mengobrol.

"Masih, dan gue ada kerjaan sama Mas Yogi." Rei dengan sengaja tak memberitahu Indah kalau dia diminta untuk menjadi brand ambassador.

"Apa?"

"Gue diminta untuk jadi brand ambassador produk make up terbarunya."

"What?! Gila, sahabat gue bakal jadi seleb. Sebelum terlambat gue kayaknya harus minta tanda tangan lo dulu deh."

"Aih! Apaan sih. Ya udah, gue harus buru-buru mau ke pasar dulu." 

Rei segera berpamitan untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya berbelanja. Dari rumah indah dia bisa melewati perumahan dan juga perkampungan untuk sampai di pasar. Karena jika melewati jalan besar membutuhkan waktu yang sangat lama karena ia harus memutar jalan.

Sampai di pertigaan jalan, sebuah mobil pickup melaju dengan kencang. Rei juga melaju di gang sempit itu dengan arah yang berlawanan. Tabrakan tak bisa di elak ....

***

Sudah tamat di karyakarsa ya...

one night stand with janda Gendut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang