BAB 1: BUKAN TIPEKU

261 21 12
                                    

"Aku gak cinta denganmu dan aku juga masih kuliah, masih semester pertama lagi. Umurku juga masih delapan belas tahun, jadi kurasa aku gak bisa nikah denganmu."

"Memang kamu pikir aku mau menikah denganmu?"

"Nah itu maksudku!" gadis muda itu tampak bersemangat.

"Gimana kalau kita sama-sama bilang ke orang tua kita kalau perjodohan ini nggak mungkin dan kita nggak bisa bersatu Mas, Om, Kak, atau Bang Randy?"

"Aku juga maunya begitu. Tapi sekarang kondisi papaku lemah jantung dan dia berharap sekali aku mau menikah dengan anak dari sahabatnya. Karena dia sudah berjanji saat zaman sekolah dulu untu berbesan dengan sahabatnya. Jadi apa menurutmu aku mau membahayakan kondisinya, Zee?"

Pembicaraan diantara dua anak manusia yang tak saling mencintai di koridor rumah sakit sesaat setelah mereka saling berkenalan. Zee, Zeefa Putriani dan Randy Abraham memang keduanya dalam kondisi sulit karena rencana perjodohan yang tak diharapkan.

Andi Abraham ayah dari Randy memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Ayub Ibrahim, ayah Zee.

Memang keinginan keduanya ini tidak relevan dengan kondisi zaman serba modern seperti sekarang. Tapi demi menyenangkan hati ayahnya Randy tidak bisa menolaknya dan ini berbeda dengan Zee yang sedikit keras pada ayahnya Ayub Ibrahim, hanya saja karena kedekatan Ayub dengan Andi Abraham dan keinginannya untuk membahagiakan hati sahabatnya, membuat Ayub sedikit memaksa putrinya untuk menerima perjodohan itu.

Makanya Zee nekat untuk bicara dengan Randy di luar kamar opname. Meski kedua ayah mereka berteman dekat, Zee belum pernah bertmu dengan Randy yang sejak lulus SD, sudah masuk boarding school lalu lanjut kuliah di luar negeri. Ini kali pertamanya bertemu, karena selepas kembali ke Indonesia setahun lalu, Randy sangat sibuk sekali.

Zee sebetulnya tahu keputusannya bernegosiasi mungkin saja terlalu frontal, apalagi mereka memang belum saling kenal. Zee yakin, sebagai manusia yang berpikir maju, Randy pasti sepemikiran dengannya. Tapi jawaban Randy memang tidak memuaskannya.

"Yah, tapi aku tuh udah punya pacar loh Mas Randy!"

"Memang kamu aja udah punya pacar?"

"Nah, terus? Ngapain kita lanjutin kalo kita sama-sama udah punya pacar?" Zee bingung.

"Kita nikah aja. Nanti setelah pernikahan kita urus urusan kita masing-masing. Sampai kondisi memungkinkan buat kita bisa berpisah suatu saat nanti."

"Ooo, kayak di novel-novel gitu dong? Nikah kontrak? Ntar gimana kalau beneran suka?"

"Hah!" Randy mendengar itu malah geleng-geleng kepala sendiri sambil dia merogoh sakunya dan menunjukkan sesuatu pada gadis belia di hadapannya.

"Tipe wanitaku seperti ini. Jadi rasanya tidak mungkin aku jatuh cinta padamu. Lagipula usia kita jauh sekali. Aku sudah dua puluh delapan tahun dan kamu masih delapan belas tahun. Aku suka wanita yang matang, bukan yang masih bau kencur."

"Ehehehe, ya bagus deh!" Zee tak peduli dengan hinaan Randy, matanya mengarah ke foto di monitor handphone Randy.

"Itu pacarnya, Kak Randy?"

"Hmm. Complicated relationship karena mendiang mama gak setuju dan karena memikirkan masalah pernikahanku ini, mama sampai meninggal tiga tahun yang lalu. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak jadi menikah karena saat mama meninggal, papa juga divonis lemah jantung."

Kini Zee paham kenapa pria matang dan dewasa itu mau dinikahi dengan bocah seumuran dirinya, wanita yang tidak pernah dikenal olehnya dan mungkin akan menyusahkan hidupnya karena usia mereka yang terlampau jauh berbeda.

JODOHKU BUKAN TIPEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang