BAB 27: SALAH UCAP!

95 5 0
                                    

"Assalamualaikum Warohmatullah!"

Dan rasanya lega sangat hati Zee saat Randy sudah menyelesaikan sampai di bagian ini.

'Jangan salahkan aku Tuhan, salahkan Engkau saja ya yang menciptakan cowok seganteng dia. Duh, hatiku ini rapuh Tuhan, maaf ya!' Zee merasa berantakan sekali tadi ibadahnya itu. Pikirannya sudah kacau balau. Rasanya Dia tidak bisa lagi membohongi dirinya sendiri kalau dia memang terganggu dengan adegan handuk yang dialaminya.

Sebuah pengalaman pertama yang membuat Zee bahkan panas dingin saat ingin mengulurkan tangannya pada Randy buat salim.

"Kak maafin aku ya."

"Hm, kita dzikir dulu lalu kita doain orang tua kita dulu, habis itu kamu belajar ya!"

"Iya Kak," jawab di bibir Zee

'Apa boleh aku juga doain kamu supaya kamu punya rasa padaku?' isi hatinya karena Zee ingin yang ini juga!

Tapi sudahlah! Pria itu hatinya sudah milik orang lain! Bisa melihat satu bagian tadi yang tidak disengaja, itu mungkin sudah suatu keberuntungan! Apa mungkin Randy mengizinkannya melihat itu kalau tak ada kesengajaan?

"Aamiiin!"

Cuma kini bibirnya masih mengucapkan kata itu karena Randy sedang mengutarakan doanya meski pikiran Zee belum pada tempatnya.

"Sudah! Kamu rapikan sajadahnya terus belajar ya! Saya akan buatkan makan malam."

"Nggak usah aku bantuin Kak?"

"Udah, kamu belajar aja! Kalau saya buat sendiri pasti saya buatnya lebih cepat!"

Apa keberadaannya hanya akan memperlambat pekerjaan Randy?

Zee jujur saja bingung kenapa laki-laki zaman sekarang ini mereka sangat mandiri? Sudah bisa masak, bisa merapikan rumah, lalu mereka juga memiliki pekerjaan yang mapan. Pintar lagi mengolah uang dan punya tabungan. Sedangkan dirinya? Kenapa perempuan zaman sekarang justru malah paling banyak pengeluarannya? Tak bisa menyimpan uang dan bodoh dalam segala hal! Dirinya merasa banyak kurangnya dari Randy. Bahkan membersihkan rumah saja dia tidak bisa! Jangan disuruh masak! Pasti rasa masakannya juga kalah jauh dari Randy.

Sudahlah! Bukankah lebih baik Dia belajar saja?

"Haduh!"

Tapi belum apa-apa juga Zee sudah kembali mengeluh.

"Kamu kenapa?" tanya Randy yang kurang dari setengah jam dia sudah menyelesaikan masakannya bahkan sudah membawanya ke meja makan.

"Kakak kok masaknya cepat banget sih?"

"Karena saya sudah mempersiapkan sebelumnya! Food preparation, jadi kalau saya mau masak saya tinggal keluarkan dari freezer terus di de-frost beberapa menit, saya sambil siapkan sayuran, habis itu saya masak dan setelah itu saya masak sayurnya pakai tungku yang lain dan siap! Kamu kenapa tadi?"

Randy dengan sikap cool-nya bertanya kembali yang membuat Zee bersungut dan mengangkat bukunya

"Susah Kak! Dapat tugas dari dosen! Dan semua tugasnya susah-susah!" keluhnya, lupa kalau pria di hadapannya adalah salah satu dosennya juga.

"Apa mereka nggak mikir ya mahasiswa itu kan baru belajar, terus udah disuruh ngerjain tugas yang kayak begini? Harusnya kan dikasih tugasnya yang mudah-mudah dulu. Memang pada tega-tega banget sih dosen tuh!" Zee manyun, saat Randy berjalan ke dapur untuk mengambil magic com kecil, pas untuk ukuran mereka berdua isinya.

Dia sengaja tidak menaruh nasinya di piring karena tidak mau mengambil berlebihan atau terlalu sedikit. Lebih baik membawa magic com nya saja ke meja dan bisa diambil sendiri nanti. Tapi tadi matanya sempat melirik pada Zee dan memperhatikan mimik wajahnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JODOHKU BUKAN TIPEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang