BAB 23: APA DIA CEMBURU?

56 6 3
                                    

"Lo kenapa di panggil ama pak Randy, Zee?" Lia kepo. Dia penasaran dengan Zee yang terlihat lesu wajahnya setelah kembali dari meja Randy.

"Gapapa, aman, semua aman!"

"Oh, good deh!" lagi, kakaknya Lia mengomentari dan dengan sangat cueknya, dia menikmati makanan yang dibeli Zee sehingga Zee yang ingat betul apa yang diucapkan Randy tak berani lagi menyentuh makanannya.

Pasrah saja dia mengikhlaskan makanan itu untuk kakaknya Lia.

"Fadhil! Lo di sini? Ayo cepetan!"

Fadhil, kakaknya Lia ini adalah veteran BEM dan dia memang sedang ditunggu anak BEM. Datangnya ke Cafe itu untuk membicarakan acara aksi.

"Pamit dulu ya! Thank you for the snack ladies!" makanya dengan santai Fadhil pergi meninggalkan meja Zee dan Lia. Tinggal Zee yang terpaksa menahan rasa laparnya karena dia tidak mau mencari masalah dengan Randy.

"Eh tadi lu dikasih tugas apa ama prof Randy? Aman apanya? Muka lo gak meyakinkan tau!"

Karena tadi tanyanya dipotong oleh kakaknya sebelum Zee menjawab detail jadi Lia kepo lagi.

"Hehe, gapapa, cuma tugasnya sulit aja, bikin nafsu makan gue ilang! Yuk kita ke kelas! Bentar lagi masuk, kan?"

"Eh, beneran gak diabisin tuh brownise?"

"Gak, buat lo aja kalo mau! Gue ga nafsu, puyeng ama tugas"

Zee tentu tidak berani mengambil itu karena ancaman dari Randy barusan! Lagian dia juga sedang banyak pikiran sekarang.

Kedatangan Randy tadi menolongnya ditambah lagi sikap pria itu yang tegas padanya melarang sharing makanan dengan laki-laki membuat pikiran Zee kemana-mana.

'Apa dia suka gue?' dan Zee tiba-tiba saja berpikir ke sana sambil senyum-senyum sendiri

Dia yang suka cerita romance tentang sebuah hubungan yang awalnya tak terikat oleh siapa-siapa jadi dekat, ini membuat Zee masih menebak-nebak tapi rasanya ini seperti tidak mungkin! Bukankah Randy punya kekasih? Lalu kenapa dia melarang-larang Zee membagi minuman dan makanan ke Fadhil?

Randy saja yang tidak tahu kalau Zee dengan Fadhil dan Lia sudah biasa begitu. Dulu zaman sekolah juga dia dan teman-temannya sering seperti itu!

"Lia!"

"Hm? Napa lo Zee?"

"Zee, apa lo sekarang jadi gundik dosen modelan si Randy?"

Dan sebetulnya Zee ingin curhat tentang hubungannya dengan Randy pada Lia tapi untung saja ada seseorang yang mengacaukan itu dan membuatnya tak jadi melanjutkan cerita karena Lia sudah emosi.

"Eh, pentol korek! Si Zee, mau jadi gundik dosen kek! Mau jadi gundik presiden sekalipun itu udah bukan lagi urusan Lo, chiki! Lo ama dia udah putus! Kenapa emangnya? Lo cemburu? Pengen balikan lagi sama Zee?"

"Cih! Gue ga minat! Gue udah nemuin pujaan hati gue! Mantan itu tempatnya di tempat sampah!" sungguh jawaban Taro ini menyakiti hati Zee. Dan mungkin kalau dia sendirian menghadapi Taro Sekarang pasti sudah menangis. Untungnya saja ada Lia

"Ya bagus sih kalau emang lo nggak minat. Nah ngapain juga lo gangguin Zee? Sampai sekarang menghadang jalan kita di sini? Mana tuh pacar lo si burung pipit? Kenapa malah lo nyamperin kita? Bukannya lo biasa glendotan ama dia? Apa dia hinggap ke yang lebih tajir?"

Nah benar juga! Ngapain juga Taro capek-capek menanyakan ini?

Tapi Sebenarnya Taro penasaran saja kenapa tadi dosen yang sempat diadukannya pada orang tuanya justru menolong Zee dan membayarkan pesanan makanan Zee?

JODOHKU BUKAN TIPEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang