Bab 22: MAU BOHONG APA LAGI?

145 7 6
                                    

"Duduk!"

Dipojokkan di tempat yang tidak terlalu ramai itu Zee yang nervous tak tahu dia akan dihukum apa oleh profesornya. Hatinya tidak tenang. Apalagi cara Randy memandangnya cukup mengerikan.

"Ini tugasnya. Kamu catat di handphonemu!"

Randy tadi mengetik cepat dengan handphonenya dan segera mungkin memberikannya pada Zee. Tak ada yang tahu apa isinya. Tapi di saat membacanya, Zee sudah menelan salivanya.

Dia mengikuti perintah yang tadi disuruh oleh profesornya sebelum kembali memberikan handphone tersebut.

"Dimengerti Prof nanti saya kerjakan tugasnya."

"Kembali ke tempatmu sana!"

"Iya, permisi Prof."

Randy tentu tidak akan membiarkan Zee lama-lama di tempat duduknya. Karena Irfan tidak tahu apa-apa tentang hubungan mereka. Cuma teman Randy itu makin curiga.

"Lo-"

"Apa?" Randy melirik tak suka.

"Jangan mikir macam-macam. Gua cuma ngasih tugas doang, hukumannya."

"Hehe." Irfan malah tersenyum mendengarnya.

"Sejak kapan lo ngasih hukuman di kantin? Bukan tabiat lo banget."

Pria itu malah kini mengambil handphonenya dan mengoprek benda tersebut sebelum dia menunjukkan pada Randy.

"Lihat nih!"

"Lihat apaan?"

Randy pun mengikuti arah mata Irfan menunjuk ke satu upload-an jadul zaman mereka kuliah dulu.

"Gue masih inget banget itu hoodie yang dipakai sama dia. Dari tulisannya dari modelnya ini sering banget lo pakai jamanan kuliah. Mo boong gimana lagi lo ama gue, Dy?"

Mau menyangkal bagaimana lagi? Mereka sudah berteman cukup lama dan Irfan tidak akan mudah dibohongi olehnya.

"Ada main lo sama mahasiswi lo yang itu?" tanya Irfan makin memojokkan Randy dan membuatnya tak lagi bisa berkelit.

"Dia bini gue!"

"Uhuk."

Irfan baru menyeruput minumannya dan mendengar bisikan suara Randy kagetlah dirinya.

"Yang bener?"

"Nih lo baca!"

Irfan segera mungkin mengambil handphone Randy dan membaca pesan yang tadi ditunjukkan pada Zee.

[Jangan minum minuman itu lagi. Dan kalau kamu punya makanan, jangan biarkan makananmu dimakan oleh orang lain apalagi laki-laki. Kamu tahu? Itu jorok. Makananmu ya makananmu. Tidak boleh dicampur-campur Zee. Saya tidak akan membiarkanmu masuk apartemen saya jika kamu berbagi mulut dengannya. Dan catat nomor telepon saya ini. Kirimkan saya pesan supaya saya tahu juga berapa nomor teleponmu. Sama ingat, masukan nomor pin ATM-nya, jangan sampai lupa lagi.]

"Hahaha."

Irfan tau seharusnya dia tidak terkekeh seperti ini. Randy pasti tak suka dan ini akan menarik perhatian banyak orang karena dia benar-benar tak bisa menghentikan tawanya.

Tapi mau bagaimana lagi?

Pesan yang ditulis Randy ini membuatnya geli sendiri.

"Puas belum ketawanya?"

Randy sebal sendiri. Sebenarnya dia juga heran kenapa dirinya jadi sekesal ini melihat Zee tadi berbagi mulut begitu.

Karena dia tidak pernah melakukan itu sebelumnya. Dia tak mengerti bagaimana anak zaman sekarang bisa secuek itu. Bukankah itu sama saja yang memberikan sebuah kecupan tidak langsung?

JODOHKU BUKAN TIPEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang