BAB 5: PROFESOR GALAK

56 12 8
                                    

"Kamu tahu jam berapa seharusnya masuk ke dalam kelas ini?"

Tak peduli dengan kekagetan Zee, Randy dengan wajah tanpa senyum menatap Istri kecilnya dan bertanya sedingin tadi.

"Tahu, ehm--" Zee masih belum tahu harus memanggil Kak atau memanggil Dosen atau memanggil Profesor?

Seingat Zee yang mengajarnya adalah seorang Profesor tapi apakah benar Randy adalah seorang Profesor? Dia masih cukup muda untuk dipanggil Profesor.

"Kalau kamu sudah tahu jam berapa harus masuk ke dalam kelas saya sebaiknya sekarang tutup lagi pintunya dari luar!"

"Oh, iya!"

"Bukan dari dalam, dari luar!"

"Tu-tunggu dari luar?"

Zee tak menyangka kalau Randy akan mengatakan itu. Bukankah mereka sudah kenal satu sama lain? Tak bisakah sedikit kompensasi untuknya?

"Silakan tutup pintunya karena saya harus melanjutkan mengajar!"

"Tapi Prof! Eh Dosen atau apa ya?”

"Maaf jangan berdiri di sana dan terus bicara. Anda membuang waktu kami untuk melanjutkan penyampaian materi dan ini bisa mengurangi poin Anda untuk penilaian akhir nanti. Jadi silakan keluar."

'Wah, dia benar-benar mengusirku keluar kah? Sadis!’

Zee memang sudah berada di luar, tapi bayang-bayang dirinya yang diusir dan dipermalukan dari dalam kelas tak bisa dilupakannya begitu saja.

Dia inginnya sih pergi dari sana dan ke kantin saja. Tapi tak mau mencari masalah lebih banyak lagi akhirnya Zee tetap berdiri di sana.

Tapi sungguh hatinya sangat kesal sekali dengan keputusan Randy barusan.

Bukankah selalu ada kompensasi untuk anak baru? Lagi pula Zee lupa kalau dia tidak berangkat dari rumah dan jarak dari kampusnya ke apartemen Randy itu dua kali dari kampusnya.

Rumah orang tua Zee itu di dekat taman mini dan menuju Depok perjalanan hanya setengah jam sudah sampai, tapi Randy itu di menteng.

Dan perhitungan ini tidak sempat dipikirkan oleh Zee. Andaikan dia tidak bersantai maka dia bisa sampai lebih cepat lagi.

Tapi apakah Zee mau berpikir sampai ke sana?

'Awas aja nanti sampai rumah aku pasti akan protes! Kenapa jahat sekali padaku, dan bisakah dia membuat absensiku tetap hadir?’

Kini sedikit nepotisme di dalam otak Zee. Dia yakin mungkin dia bisa membujuk Randy.

Tapi apakah beneran Randy bisa dibujuk seperti itu?

"Selamat pagi, Profesor."

Pintu ruangan kelas Zee baru dibuka setelah sekitar sejam Zee berdiri di luar.

Dan dari tadi memang ada dua orang wanita yang menunggu di pintu kelas itu sambil membawa sebuah kotak lumayan besar. Zee melihat itu di taruh dalam plastik dan Zee tidak tahu apa isinya.

Tapi setelah pintu dibuka dan seseorang keluar dari sana wanita itu segera menghampirinya dan barulah Zee tahu apa isinya saat gadis itu mengeluarkannya dan bicara pada Randy.

"Ini kemarin saya bikin kue Prof. Dan ini percobaan kue pertama saya. Ini buat Profesor," serunya dengan wajah tersipu malu.

"Sebelum saya terima boleh Anda berikan pada saya nomor induk mahasiswa Anda?"

"Eh buat apa Prof?"

"Untuk melaporkan ke departemen program studi bahwa mahasiswi dengan nomor induk itu berusaha untuk merayu Dosen atau mengganggu kinerja Dosen dengan memberikan sesuatu yang tidak diperlukan dalam proses belajar mengajar. Dan ini dilakukan di kampus masih di jam aktif kuliah. Bukan tindakan yang sopan dan sebuah tindakan nepotisme yang tidak saya harapkan berjamur dikalangan mahasiswa! Kampus ini harus menindak tegas peserta didik seperti Anda."

JODOHKU BUKAN TIPEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang