BAB 25: BERSIH-BERSIH

41 4 1
                                    

"Kak Randy, baru pulang?"

Ya, Randy memang baru membuka pintu apartemennya jelas saja dia baru pulang. Untuk apa ditanya lagi?

"Kamu ngapain itu?"

Tapi tak penting pertanyaan dari istri kecilnya barusan. Randy lebih concern pada apa yang dilakukan Zee yang membuatnya ngeri!

"Aku lagi ngebersihin apartemennya Kak Randy!"

"Kamu buang apa aja?"

"Gak buang-buang. Tadi aku cuma sapu aja loh! Terus sekarang aku baru aja ngepel! Bersihkan? Ni aku lagi lap-lap! Biar makin bersih!"

Sejak kapan istri kecilnya ini rajin? Dan lagi, sejak kapan menyapu dan mengepel lebih dulu baru lap-lap?

Bukankah ini kebalik? Nanti deu dari yang di lap bukannya akan jatuh ke lantai yang baru di pel? Lalu apa guna di sapu dan di pel kalau lantai kembali berdebu? Bingung sendiri Randy.

Makin pening saat Randy menemukan sesuatu yang membuat dirinya harus mengurut dada.

"Kamu nyapu sama ngepel beneran udah?"

"Iyalah aku kan gak tukang boong Kak!"

"Lalu kamu bisa jelasin ini apa? Ini juga! Di sudut sini kenapa begini?"

Zee yang bingung, dia pun mendekat ke arah Randy berdiri untuk melihat apa yang ditunjuk pria itu.

"Kalau kamu mau nyapu, mau ngebersihin rumah, bisa pakai vakum cleaner atau pakai sapu! Tapi kalau pakai sapu, kamu geser dulu ini! Baru disapu. Jadi di belakang belakang ini tidak akan ada kotor! Termasuk kursi! Geser dulu kursinya! Jangan dibiarkan di tempatnya, lalu kamu asal sapu aja, diperiksa ke kolong-kolongnya dan nggak diperiksain juga ke sudut-sudutnya. Itu enggak akan bersih!"

Yah, Zee sudah berbaik hati dan dia ingin menunjukkan rasa terima kasihnya pada Randy karena tadi menolongnya di kantin dan pria itu juga sudah banyak membantunya kemarin, tapi ternyata dia masih melakukan kesalahan kah?

"Maaf kak! Soalnya aku kalau sapu di rumah biasanya sapu kayak gitu aja tapi nggak pakai digeser-geser. Gak bersih ya?"

Tak perlu ditanyakan memang sudah kelihatan kalau ada sisa debu dan tak bersih.

Tapi wajah Zee yang polos, membuat Randy sadar, Tidak semua orang memiliki kepekaan dan tingkat kebersihan sama seperti dirinya.

Bukankah istri kecilnya ini sudah berusaha semampunya? Tapi apa tega kalau Randy masih mengkritiknya juga?

Randy jadi tidak enak sendiri!

"Ya sudah, sebentar saya taruh tas saya dulu dan nanti saya ajarkan kamu gimana cara nyapu yang benar!"

"Eh, beneran?"

Melihat mata Zee yang berbinar-binar seakan memang ingin tahu dan ingin belajar, Randy mengangguk dan sedikit bersemangat untuk mengajarkan Zee meski sejujurnya dia juga sudah lelah.

Tadi malam dia tidak tidur pulas dan tadi pekerjaan di kampusnya juga banyak. Lalu sekarang sampai rumah bukan bisa beristirahat atau makan dulu dan rileks sejenak, tapi sudah harus bersih-bersih. Sungguh melelahkan! Tapi dia tidak bisa juga membiarkan Zee yang sudah bersemangat itu pupus harapannya.

"Oh Iya, Kak! Tadi aku ambil uang, lima ratus ribu. Buat naik ojek tadi aku bayar lima puluh ribu. Hm ... murahan naik trans jakarta sih Kak, tapi kalo naik ojek, cepet. Hehe."

"Hm, terserah kamu aja. Tapi tetap uang jajan yang saya kasih ke kamu itu nggak akan saya tambahkan! Tetap segitu karena kamu tahu sendiri kan gimana keuangan seorang dosen?"

JODOHKU BUKAN TIPEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang