Tingginya empat meter ketika berdiri, tubuhnya padat berotot, bulu kasar berwarna hitam pekat, deretan taring setajam silet, cakar hitam yang mengoyak mangsa bak raksasa yang amat mengerikan.
Sejauh yang Theo tahu, wujud itu menyerupai beruang. Walau memang ukurannya saja sudah cukup untuk membuat kedua kakinya gemetar tak karuan. Lempengan besi menghiasi dadanya bak zirah tak tertembus. Rantai yang berat menjerat keempat kakinya, mengeluarkan suara gemerincing logam yang menyeramkan pada setiap gerakannya yang mengancam.
Bahkan hanya dengan mendengar kata "beruang", Theo akan langsung ketakutan. Ia belum pernah menjumpai beruang sebelumnya, apalagi yang semacam raksasa. Tubuhnya yang besar, kaki yang dirantai dan giginya yang tajam melukiskan sebuah gambaran kengerian yang melebihi mimpi terburuknya, membeku dalam ketakutan, Theo mendapati dirinya tidak dapat bergerak, pikirannya dikuasai oleh kepanikan dalam menghadapi makhluk aneh ini.
"Baiklah, mundur perlahan," bisik Theo. Tangannya gemetar, matanya tak lepas dari si beruang. Berhadapan dengan monster itu hanya akan membunuhnya. Perlu sekelompok orang, atau minimal seorang arcane dengan etre serang berdaya tinggi. Dia bahkan tidak lagi memikirkan teriakan seseorang tadi. Dia lihat sekitar, tidak ada orang lain di sana. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada orang itu, tapi dia hanya berdoa semoga orang itu selamat.
Beruang itu menggeram lagi, membuat Theo terpaku seketika. Dia bangkit dengan dua kaki. Hidungnya berkedut mencari sesuatu, lalu turun menggunakan empat kakinya untuk berjalan ke arah berlawanan dari Theo. Sosoknya cepat menghilang di balik semak-semak. Theo masih terdiam, suara gemerincing itu masih terdengar.
Semenit, dua menit berlalu. Suara gemerincing itu sudah benar-benar menghilang. Theo perlahan mundur. Satu langkah, dua langkah dia ambil. Setelah merasa aman, segera dia berbalik. Dia ambil langkah seribu, menjauh dari tempat itu tanpa menoleh ke belakang.
Theo kembali ke sungai. Keringat bercucuran, napas tersengal-sengal. Dia bertumpu pada lutut. Jantungnya berdegup kencang seolah akan meledak. Dia coba mengatur napas. Satu menit, dan dia bisa berdiri tegak kembali.
"Sial, jadi ini yang mereka sebut sulit?" Gerutu Theo sambil menyeka keringat yang mengalir di dagunya. "Itu lebih mirip personifikasi iblis daripada hewan liar biasa."
Theo lanjut berjalan menyusuri alur sungai. Bagaimana pun, paling tepat kalau berjalan ke hilir. Biasanya pemukiman atau perkemahan dibangun dekat sungai. Kalau mengikuti hilir, boleh jadi dia bertemu dengan peserta lain yang istirahat atau berjalan ke arah yang sama juga.
"Oh," Theo berhenti berjalan tiba-tiba. Dia ambil kartu berisi teka-teki dari sakunya. Dia tatap kartu itu saksama, berpikir sesuatu, lalu mendongak tinggi. "Jarum setengah lingkaran....." Dia tatap lagi teka-teki, dia lirik peta, lalu menengadah lagi. Tiba-tiba dia tersenyum tipis, lalu kembali menyimpan kartu itu di saku. "Yah, kita coba saja."
Theo kembali berjalan menyusuri sungai. Dia punya dugaan, tapi tidak ada bukti. Meski begitu dia tahu sesuatu. Dia mendongak, melihat matahari yang mulai condong ke barat. Dia tidak yakin akan dugaannya, tapi memang patut dicoba. Tanpa ragu lagi, Theo berjalan berlainan dengan arah condong matahari.
"Oh, hei, ada orang lain di sini."
Tergemap, Theo sontak menoleh sambil menyiapkan kuda-kuda. Orang itu berjalan dengan hati-hati menuruni akar-akar timbul di atas tanah. Tubuhnya ramping dan jangkung, jari-jemari yang lentik yang menyentuh batang pohon dengan halus. Dia mengenakan seragam olahraga berwarna oranye dan biru, khas SMP Hilde di kota sebelah.
"Siapa kau?" Tanya Theo, menggeram seperti anjing liar.
"Oh, maaf, aku tidak sedang mencari masalah!" Sahut orang itu, panik sambil mengangkat kedua tangan, "agak memalukan untuk mengakui ini, tapi aku tersesat. Hutan ini lebat, penuh hewan buas. Aku bisa menemukan sungai, tapi tak lebih dari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Wolves
خيال (فانتازيا)Arcane adalah manusia, hanya saja diberkahi kekuatan supernatural untuk melakukan berbagai hal di luar nalar-menyalahi hukum fisika. Theodore Morgan adalah seorang arcane, yang mana sangat dia sesali. Orang-orang menyebutnya aneh, tapi itulah dia. D...