~BAB 2

1.5K 65 6
                                    

Jangan lupa votmen ya vote dan komen serta share cerita ini
*****

🍁Happy Reading🍁
_______________________

🍁Beberapa Tahun setelahnya.

Saat ini usia Aurora anak dari Asmita dan Edgar sudah menginjak usia 8 tahun. Impian terbesar dari Aurora kecil adalah mendapatkan pengakuan, perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya entah rencana apa yang ada di pikiran Edgar dan Asmita sehingga mereka tidak memberikan perhatian dan kasih sayang mereka kepada Aurora kecil. Bahkan beberapa hari yang lalu.

🍁ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ ʜᴀʀɪ sᴇʙᴇʟᴜᴍɴʏᴀ
FLASBACK ON
_____________________
Saat Aurora di sekolah dan mendapatkan nilai sempurna di ujian harian, Aurora berlari menuju kamar Mommynya Asmita

TOK TOK

"Mommy-mommy lihat Rora dapat nilai sempurna di ujian harian" Ucap Aurora berada diluar kamar  Asmita dengan nada riang dan semangat.

CEKLEK

Asnita keluar dengan raut wajah datar dan dingin lalu berucap,"Sudah seharusnya, jika tidak kamu akan membuat namaku dan nama ayahmu serta nama keluarga tercoreng olehmu" Ucap Asnita dengan raut wajah datar dan setelahnya menutup pintu kamarnya kembali.

Mata Aurora memerah menjalar sebuah rasa di dalam dirinya ya, hatinya sakit,
"....Tidak  bisakah mommy memuji dan mengusap rambutku seperti ibu guru." Ucap Aurora dengan tangis yang tercekat dalam tenggorokannya sedangkan bulir-bulir kristal putih jatuh dari pelupuk matanya dia pun berjalan turun kebawah untuk kembali kekamarnya.

Setelah Aurora masuk kedalam kamarnya dia berdiri di depan pintu dan bermonolog sambil menghapus jejak air matanya.

"Tidak apa apa Rora, ayo semangat kamu pasti bisa membuat Daddy dan Mommy bangga padamu dan suatu saat mereka akan menyayangimu" Monolog Aurora pada dirinya sendiri untuk semangat.

Setelahnya Aurora menyemangati dirinya dia berjalan kearah meja belajar untuk belajar karena besok dia akan mengikuti Olimpiade Matematika dia harus mendapatkan juara pertama supaya bisa membanggakan Daddy dan Mommynya. Beberapa saat setelah belajar.

TOK TOK

"Non ini bi Mirna, udah waktunya makan malam ayo turun non" Ucap Bi Mirna dari luar kamar Aurora.

"Baik bi tapi entar dulu Rora nyelesain satu soal terakhir" Sahut Aurora dari dalam kamar dan segera menyelesaikan soal terakhir di buku latihannya setelah itu turun dan berjalan kearah ruang makan.

"Bi di mana Daddy dan Mommy?" Tanya Aurora setelah duduk di kursi tempatnya.

"itu… .. Non sepertinya nyonya pergi untuk pemotretan, dan untuk tuan bibi kurang tahu ya non" Jawab Bi Mirna agak ragu-ragu dan melihat nonanya prihatin.
  
"Tidak apa apa bi, Mommy dan Daddy kan kerja cari uang buat Rora, jadi rora harus jadi anak yang penurut dan tidak rewel" Ucap Aurora sambil menunduk sedih dengan mata yang memerah dan berlinang.
________

🍁POV BI Mirna

"Nona..." Ucapku  dengan suara yang bergetar dan mata yang berkaca-kaca. Aku sudah bersama nona sejak terjadi pemecatan sekala besar di masion ini, karena ada suatu insiden. Yang masih bertahan hanya para bodyguard, koki, kepala pelayan, butler dan asisten milik tuan, aku tidak tahu insiden apa itu bahkan para pelayan baru, dulu saat penerimaan pelayan baru sepertiku tidak boleh bertanya tentang insiden itu.

Aku sangat mengetahui bahwa nona kecilku tumbuh dengan merasakan penderitaan. Kesepian sejak nona lebih kecil dari ini, nona sudah berusaha keras untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari nyonya dan tuan. Bahkan nona kecil yang dulunya selalu ceria saat waktunya makan, sekarang tidak ada lagi nona yang ceria, nona selalu makan sendirian dan menunggu nyonya dan tuan. Tapi nyonya dan tuan tidak pernah satu kalipun datang ke tempat makan. Aku yang terlahir dari keluarga miskin saja dapat merasakan kehangatan dan kebahagiaan makan malam bersama keluarga yang kucintai walau makan makanan yang seadanya saja. Sedangkan nonaku yang makan dengan makanan yang mewah hanya dapat merasakan kesepian saja.

Itu semua membuatku sadar, Tidaklah uang yang bisa membuat orang bahagia melainkan cinta dan kasih sayanglah yang bisa membuat orang bahagia, Aku sudah tidak sanggup melihat nona menangis di malam hari. Uang hanyalah perantara saja, menurut nonaku, nonaku di dewasakan oleh keadaan

"Uang memang bisa membeli kasih sayang tapi pengecualian untuk Daddy dan Mommy, uang dapat membeli kasih sayang dari orang lain, tapi kasih sayang itu adalah palsu bukan asli. Jika aku sudah tidak memiliki uang mereka akan berpaling dariku."

Bahkan nona juga pernah  mencurigaiku bahwa aku juga seperti orang-orang lain. Tapi aku bukan orang yang seperti itu dan nona juga telah sadar mengetahui itu. Nonaku sangat dewasa, keadaan yang memaksa membuat nona menjadi dewasa nona pasti sangat menderita.

Dibandingkan dengan anak anak seusianya bermain dan bergembira, nona malahan menyibukkan dirinya dengan berbagai kelas pelajaran yang bahkan tidak sesuai dengan usianya. Nona mengambil banyak kelas, kelas berbagai macam jenis beladiri, berbagai macam kelas tari, kelas ekonomi, politik, hukum dan lainnya, hanya untuk mendapatkan kasih sayang dan pengakuan dari nyonya dan tuan. Seandainya saja jika nona terlahir di keluarga sederhana yang bahagia, mungkin nona menjadi seperti anak-anak lainnya.  Nona semoga suatu saat nona dapat bahagia.

POV OFF
__________

"Bibi kenapa bibi melamun?" Tanya Aurora setelah selesai makan dan mengelap mulutnya.

"Aa bibi hanya teringat sesuatu non" Jawab Bi mirna melihat wajah Aurora yang khawatir padanya.

"Bibi tidak apa-apa non sungguh bibi tidak sakit, seharusnya enon yang di khawatirkan bukan bibi" Ucap Bi Mirna melihat Aurora yang memasang wajah khawatir padanya.

"Enon kan udah terlalu memaksakan diri untuk belajar, non baik-baik ajakan? bibi khawatir non sakit karena belajar terus. Memang  belajar penting tapi kesehatan juga sama pentingnya. Jadi non harus jaga kesehatan baik-baik" Ucap Bi Mirna memberi nasihat.

"Baik bi, Rora akan jaga kesehatan" Ucap Aurora lalu berdiri dari kursi dan membereskan piring dan sendok yang dia gunakan untuk makan dan menaruhnya ke wastafel dan mencucinya  setelahnya berjalan kembali ke bi Mirna yang sedang mengelap meja.

'Beruntung aku memiliki bi Mirna yang  menyayangi diriku ini tapi seandainya kasih sayang ini dari Mommy' Batin Aurora sambil melihat wajah Bi Mirna.

"Bi, aku ke kamar dulu ya, selamat malam … CUP…" Ucap Aurora lalu memberi kecupan di pipi Bi Mirna.

"Selamat malam juga non semoga mimpi indah" Ucap Bi Mirna membalas ucapan selamat malam Aurora.

"Mimpi indah juga bi" Ucap Aurora sambil menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya. Dia harus tidur lebih awal supaya dia tidak bangun kesiangan.

TBC
_________

Jangan lupa votmen ya vote dan komen serta share cerita ini...

Dipublikasikan: 10 September, 2023

𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐎𝐟 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang