Hay hay The Dream of Aurora up nih...
Ada yang nungguin ga?*****
🍁Happy Reading🍁
________________________"Kalau kalian ingin keliling rumah besok saja kalian terlihat kelelahan" Ucap Aurora berdiri di depan pintu kamar Raine dan Bulan.
"Oke, besok aja Kak" Ucap Raine menyetujui dan diangguki oleh Bulan.
"Kalian istirahat aja nanti kalau udah waktu makan malam Saya akan memanggil kalian" Ucap Aurora dan beranjak pergi mengantar Eliya.
Setelah berada di kamar Eliya. Aurora mengunci pintu dari dalam dan berjalan ke arah kasur yang ditempati Eliya untuk duduk.
"Jangan sedih Saya akan selalu ada untuk Kamu. Anggap saja Saya seperti kakak perempuan kandung Kamu sendiri dan bolehkah Saya menganggapmu adik dan keluarga untuk Saya?" Tanya Aurora berjongkok di depan Eliya yang duduk di kasur dan tangan Aurora yang menangkup kedua pipi Eliya.
Mata Eliya mulai berkaca-kaca dan air mata jatuh dari matanya Aurora langsung membawa Eliya ke dalam pelukan hangatnya.
Tes... Tes... ..
Bulir bulir kristal berjatuhan dari mata Eliya yang memanas. Dia tidak dapat menahannya lagi. Biarkan Aurora mengetahui bagaimana perasaannya saat ini.
"Cup... Kakak ada di sini. Saya akan selalu bersama Kamu. Kakak akan membalas mereka" Ucap Aurora mencium kening Eliya dan memeluknya untuk menenangkan Eliya yang bergetar karena menangis.
"Me-Meraka... Jahat.. Mere.. ka menampar... Menghina gue.. Ra.... " Adu Eliya pada Aurora. Yang Eliya rasakan adalah perasaan dia yang bercampur dengan perasaan Eliya asli.
"... Ta-Tapi... .. Bagaimana bisa... Bagaimana bisa gue... ga bisa.. membenci mereka padahal... Padahal mereka jahat ke gue" Ucap Eliya mengadu ke Aurora dengan air mata yang terus mengalir dengan deras.
Aurora terus menenangkan dan memeluk Eliya dengan erat hingga terdengar suara nafas yang teratur.
'Dia tertidur hatiku menghangat apakah ini saat mendapatkan seseorang yang berharga untuk di jaga atau ini perasaan hangat karena dapat merasakan pelukan dari seorang adik' Batin Aurora dan perlahan melepas pelukan dan menyelimuti Eliya dengan selimut dan pergi turun ke lantai 1.
Saat turun dari tangga dia melihat Raine duduk di ruang TV sendirian Aurora pun menghampirinya.
"Kamu tidak beristirahat?” tanya Aurora ke Raine.
"Engga, Bagaimana bisa gue tidur saat nyawa gue dan nyawa saudara gue, nyawa sahabat gue sedang diincar" Jawab Raine masih khawatir.
"Kamu terlalu khawatir berlebihan" Ucap Aurora.
"Ini engga berlebihan. Bahkan Arsenio bisa melakukan apa saja. Bahkan sepertinya dia saat ini sedang mencari kami bertiga untuk disiksa dan dihabisi" Ucap Raine pada Aurora.
"Kamu mau membantu Saya untuk membalas rasa sakit yang Eliya alami karena dia?" Tanya Aurora ke Raine.
"Boleh sangat boleh, gue akan membantu lo tapi dengan cara apa?” jawab Raine sekaligus bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐎𝐟 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚
Short Story...𝗠𝗲𝗻𝘁𝗮𝗿𝗶 𝗔𝘂𝗿𝗼𝗿𝗮 𝗘𝗹𝗹𝗲𝗻 𝗔𝗿𝗻𝗲𝗹𝗶𝘀𝗲 seorang gadis yang ingin menggapai impiannya tapi harus kandas. Impian mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Setelah tersadar dari kebodohannya bahwa tidak mungkin...