Jangan lupa votmen ya vote dan komen serta share cerita ini....
*****🍁Happy Reading🍁
_______________________
Pagi Harinya.Diruang makan hanya ada bi Mirna dan Aurora. Asnita dan Edgar sudah pergi untuk berkerja, padahal jam menunjukkan pukul 06.00 pagi tapi mereka sudah pergi. Aurora sudah terbiasa dengan itu walau hati kecilnya kadang berharap dapat merasakan kehangatan dan kebahagiaan makan bersama. Setelah selesai makan Aurora merapikan tempat makannya lalu mencucinya dan mengambil bekal dan berjalan ke arah Bi Mirna.
"Bi doain Rora ya semoga bisa melakukan yang terbaik" Ucap Aurora sambil menyalami tangan bi Mirna.
"Pasti itu mah non, bibi selalu doain enon" Ucap bi Mirna membalas ucapan Aurora.
"Kalau begitu Rora pamit dulu ya bi, Assalamu’alaikum." Ucap Auora dan berjalan keluar.
"Waalaikumsalam non, Hati-hati ya di jalan" Ucap Bi Mirna dengan pesan.
_____________📍SEKOLAH
Sekolah masih terlihat sangat sepi, mungkin karena masih pagi, sedangkan jam masuk saja 08.00 masih tersisa 1 jam lebih sebelum bel masuk. Aurora pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan melanjutkan belajarnya selang beberapa saat setelahnya bel masuk pun berbunyi. Aurora mengikuti jam pelajaran pertamanya yaitu kimia, setelahnya jam makan siangnya Aurora berangkat ke tempat Olimpiade bersama guru pembimbingnya.
Setelah olimpiade Aurora berhasil memenangkan juara pertama. Dan sekarang Aurora dalam perjalanan pulang dia sekarang berada di dalam mobil.
"Selamat ya non untuk pialanya" Ucap Mang Ujang supir pribadi keluarga Arnelise memberikan ucapan selamat kepada Aurora.
"Makasih mang, Aku harap Daddy dan Mommy ada di rumah supaya aku bisa menunjukannya" Ucap Aurora membalas ucapan mang Ujang.
"Tuan ada di rumah kok non, tadi sebelum jemput enon, mang ujang liat tuan naik keatas" Ucap Mang Ujang seketika membuat mata Aurora berbinar semangat.
"Benarkah Mang? kalau begitu lebih cepat lagi bawa mobilnya mang supaya cepat sampai rumah, biar Daddy gak pergi ke kantor dulu sudah berapa hari Daddy di kantor aja karena sibuk" Pinta Aurora ke Mang Ujang.
"Baiklah non, tapi dikit aja naikin kecepatannya takut bahaya non" Ucap Mang Ujang lalu menaikan sedikit kecepatannya.
"Baiklah" Ucap Aurora yang mengiyakan dengan wajah lesu dan menunduk kebawah.
"Pelan aja non, lagi pula mungkin tuan pulang untuk istirahat" Ucap Mang Ujang membujuk Aurora.
['Tidak mungkin Daddy pulang hanya untuk Istirahat, karena biasanya Daddy istirahat di kantor karena disana ada kamar pribadinya'] Batin Aurora.
Setelah sampai rumah, Aurora terburu-buru turun dan berlari sambil memegang piala ditangannya dan matanya berbinar bahagia melihat Daddynya sedang duduk diruang tamu.
"Daddy-daddy lihat apa yang Rora bawa?" Ucap Aurora riang sambil memperlihatkan piala yang dia dapat. Edgar hanya melihat sekilas dan kembali pada leptopnya.
"Daddy, Daddy tidak ingin mengucapkan selamat kepada Rora?" Tanya Aurora masih dengan wajah riang dan ceria miliknya.
"Lihat Dad, Rora bawa piala Olimpiade Matematika, ibu guru bilang Rora hebat padahal ini adalah Olimpiade untuk kelas 6 loh tapi Rora bisa dan ibu guru bilang Rora hebat" Ucap Aurora dengan nada riang sedangkan Edgar hanya berwajah datar dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐎𝐟 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚
Kısa Hikaye...𝗠𝗲𝗻𝘁𝗮𝗿𝗶 𝗔𝘂𝗿𝗼𝗿𝗮 𝗘𝗹𝗹𝗲𝗻 𝗔𝗿𝗻𝗲𝗹𝗶𝘀𝗲 seorang gadis yang ingin menggapai impiannya tapi harus kandas. Impian mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Setelah tersadar dari kebodohannya bahwa tidak mungkin...