~BAB 13

660 41 0
                                    

Jangan lupa vote, komen serta share Cerita ini ya

*****

🍁Happy Reading🍁
______________________

"Apa mau lo ngajak gue bicara di sini?" Tanya Eliya to the points.

"Gue cuma mau bilang jauhin Arsenio karena Arsenio itu milik gue" jawab Cloesetta penuh penekanan tapi tidak membuat Eliya takut sama sekali.

"Tidak akan. Gue akan membuat Arsenio ingat-ingatannya lagi dan supaya dia jauhin lo," Ucap Eliya dan beranjak pergi.

'Gue tidak ingin sahabat sekaligus cinta pertama Gue di kehidupan sebagai Kayla dan kehidupan sebagai Eliya mempunyai pasangan seperti dia' Batin Eliya Beranjak Pergi.

Arsenio adalah kembaran seseorang yang dicintai Kayla atau sekarang adalah Eliya sebenarnya Arsenio adalah jiwa yang sama dengan seseorang yang dicintai oleh Kayla dulu. Bagaimana Kayla bisa mengetahui itu Kayla mengetahuinya dari jiwa Eliya asli atau kembarannya.

"Kalau begitu lo akan tanggung akibatnya" Gumam Cloesetta yang mau menjatuhkan dirinya sendiri dari atas tangga.

"KYAAAA TOLONG!!" Teriak Cloesetta membuat para siswa-siswi yang berada di bawah melihat ke atas.

'APA!! Kenapa dia menjatuhkan dirinya sendiri?' Batin Eliya syok sehingga dia terjatuh dan terduduk dengan mata kosong dia syok hingga sebuah tamparan membuatnya kembali sadar.

PLAK

Sebuah tamparan keras menyadarkan Eliya dari syoknya dan memegangi pipinya baru saja ditampar dengan linglung.

"ELIYA AXEL DE AXYA!!LO UDAH KETERLALUAN DENGAN MENDORONG CLOESETTA DARI TANGGA!!" Teriak murka seseorang yang baru saja menampar Eliya dia Alvano kakak kedua Eliya.

"Tidak ini bukan salah gue... Dia menjatuhkan dirinya sendiri," Ucap Eliya mengatakan fakta.

"Gue akan bilang ini pada ayah dan ibu supaya loh dikeluarin dari rumah!" Ucap Alvano penuh penekanan dan turun mendekati Cloesetta yang berada dalam pelukan Arsenio.

Arsenio menatap tajam dan dingin ke arah Eliya seketika tubuh Eliya menegang dan kaku ketika melihat tatapan mata Arsenio.

"Engga.... Engga... Jangan benci gue... Jangan benci gue Nio... Gue cuma mau lo nggak salah pilih pasangan... Gue udah relain perasaan gue supaya lo bisa bersama dengan orang yang membuat lo bahagia tapi bukan dia... Dia jahat Nio dia hanya ingin merebut uangmu saja dan harta lo saja..." Gumam Eliya dengan air mata yang mengalir sambil menatao Arsenio yang menggendong Cloesetta.

Arsenio menggendong Cloesetta dan Alvano mengikuti dari belakang mereka berdua membawa Cloesetta ke rumah sakit.

Seketika banyak siswa-siswi yang berbisik bisik.

"Dia kejam banget sih"

"iya iya Clo punya salah apa coba sama dia"

"Dasar antagonis"

"Engga... Engga... ini bukan salah gue dia menjatuhkan dirinya sendiri" Racau Eliya. Dua orang gadis mendekati Eliya dan memeluknya untuk menenangkannya.

"I-Ini... ini bukan salah gue.. dia menjatuhkan dirinya ... Dia menjatuhkan dirinya sendiri Rain, Bulan... Ini bukan salah gue..." Racau Eliya memberitahu yang sebenarnya pada dua gadis yang baru saja datang dan memeluknya mereka adalah Raine dan Bulan.

"Kita tau... Kita berdua tahu bahwa dia menjatuhkan dirinya sendiri sudah jangan menangis" Ucap Raine dengan hati yang hancur melihat keadaan Eliya sekarang.

"Sebaiknya kita kabur jauh-jauh dari sini gue takut Arsenio mau bunuh lo. Tadi tatapan Arsenio seperti udah muak dengan lo," Ucap Bulan panik bagaimana dengan nasib sahabat perempuannya ini.

"Iya sebaiknya ayo kita cepat pergi. Bulan ambil tas kita di kelas! Kita berdua akan menunggu lo di mobil" Ucap Raine menyuruh Bulan.

Bulan pun bergegas ke kelas dan mengambil tas mereka berdua dan tas dirinya. Sedangkan di sisi lainnya Raine dan Eliya saat ini sedang berada di mobil menunggu Bulan.

"Kita berdua juga akan ikut kabur. Gue sudah beritahu Ayah gue kalau gue sama Bulan akan bantu lo untuk bersembunyi" Ucap Raine serius sambil melihat Eliya yang masih syok dengan tatapan kosongnya.

"El.. El lo tidak apa apa 'kan?" Tanya Raine sambil menggoyangkan bahu Eliya sehingga kesadaran Eliya kembali lagi.

"Gu-Gue baik baik aja. Tadi lo bilang apa?" Tanya Eliya setelah tersadar.

"Gue sama Bulan akan ikut bersama lo. Kita kabur dan bersembunyi bersama-sama," Ucap Raine pada Eliya dengan serius.

"Te-Terimakasih...." Ucap Eliya dengan mata yang memanas karena di perlakukan seperti ini oleh sahabat-sahabatnya.

"Tenang aja kali kita bertiga 'kan sahabat sesama sahabat harus saling membantu saat salah satu dari mereka sedang dalam masalah. Lo mau 'kan bantu gue atau Bulan saat dalam masalah?" Tanya Raine pada Eliya.

"Pasti! karena gue udah menganggap kalian lebih dari sekedar sahabat kita adalah saudara kita berempat saudara" Jawab Eliya jujur.

"Siapa satu laginya?" Tanya Raine bingung.

"Aurora, Gue udah nganggap dia lebih dari sahabat. Gue udah nganggap dia sebagai kakak gue sendiri" Jawab Eliya pada Raine.

"Aurora itu kakak yang baik walau dia dan gue engga memiliki hubungan darah tapi dia baik banget sama gue kayak udah nganggap gue Adiknya sendiri" Ucap Raine.

Raine berkata jujur Aurora sudah menganggap Eliya, Raine, Bulan sebagai Adiknya sendiri.

"Tunggu dulu lo mau ambil barang-barang lo nggak di apartemen lo?" Tanya Raine.

"Iya kita ke apartemen dulu aja buat ngambil barang-barang. Setelahnya ke rumah lo, lo sendiri sama Bulan pasti mau pulang ke rumah buat ngambil pakaian 'kan?" Jawab Eliya dan diakhiri dengan pertanyaan.

"Engga, kalau lo mau ke apartemen gue ga akan ke rumah. Gue minta pelayan di rumah gue aja buat ngambilin barang-barang yang mau gue bawa. Gue udah chat nih, gue juga nyuruh mereka untuk ke apartemen lo dan bawa barang-barang Bulan juga" Jawab Raine memberitahu.

"Oh ya kita juga ga bisa pakai kartu karena gue takut kalau Arsenio lacak penggunaannya lebih baik ambil uangnya sebelum pergi ke tempat jauh" Ucap Raine serius. Pintu mobil bagian belakang dibuka oleh Bulan.

"Ini tas kalian berdua lalu sekarang kita mau ke mana?” Tanya Bulan sambil menyerahkan tas ke mereka berdua.

"Kita pergi dulu ke apartemen Eliya buat ngambil barang-barang setelahnya ke ATM buat ambil uang, lalu baru pergi jauh. Gue udah minta ke Ayah untuk urus surat pindah kita bertiga dari sekolah lalu kita cari sekolah baru" Ucap Raine serius dan menjalankan mobilnya ke arah apartemen Eliya.

"Pinter banget sih saudara gue" Ucap Bulan memuji Raine.

"Ya emang gue pintar, kemana aja lo baru tau?" Sahut Raine

"Sekali dipuji hidungnya langsung tinggi ya Edward ini" Ucap Bulan menyindir.

"Lah lo anaknya siapa kalau bukan anaknya Bapak Edward" Ucap Raine.

"Udah-udah kalian berdua ini bertengkar mulu. Sudah sampai ayo ambil barang-barangnya!" Ucap Eliya menengahi pertengkaran mereka berdua.

Mereka pun mengambil barang-barang mereka dan membawanya ke mobil mereka juga mengambil surat pindah mereka yang sudah jadi dan pergi ke ATM untuk mengambil uang mereka lalu saat di tengah-tengah perjalanan Raine bertanya memecah keheningan.

"Lah kita mau pergi ke mana?" Tanya Raine bingung karena dia yang menyetir mobil.

BERSAMBUNG
_____________________

𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐎𝐟 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang