Prolog

1.2K 125 80
                                    

"Kamu tau ga tetangga kita yang dulu pernah tinggal di samping rumah?" Lelaki berambut hitam baru saja masuk ke dalam kamar bernuansa hitam biru.

Sang pemilik kamar sedang bermain game online di ponselnya dan duduk di beanbag.

"Maksud lo Tante Mawar?" Tanya sang pemilik kamar tanpa menoleh ke lawan bicaranya.

Fokus dengan menggerakkan jari di layar ponsel mengingat lelaki itu sedang bermain game online di ponselnya.

"Iya. Mereka akan tinggal lagi di sini."

"Bagus dong, rumah itu ga keliatan angker lagi."

"Iya bagus kalo tante Mawar sama om Jeffran aja yang tinggal, kalo sama anaknya bagaimana?" Lelaki pemilik kamar menghentikan aktifitas tangannya kemudian menatap lantai.

"Diakan musuh bebuyutan kamu."

"Sialan."

"Reygan Reyhan cepat turun!" Teriak sang mamah pada keduanya. Reygan si pemilik kamar itu menepuk jidatnya.

Ia harus menyiapkan mental bertemu dengan teman masa kecilnya yang kurang asem itu.

Reyhan hanya bisa tertawa kecil, ia sudah membayangkan bagaimana keributan kecil antara kembarannya dengan teman masa kecil mereka.

"Lo aja yang turun Han, gua males ketemu tuh bocah."

"Kata mamah dia sekarang makin cantik loh."

"Bodo amat mau dia cantik apa enggak gua ga tertarik."

"Kamu ga homo kan?"

"Udah sana anjir nanti mamah lo nyuruh tuh anak ke sini." Reygan berdiri dari duduknya dan mendorong tubuh kembarannya untuk keluar.

"Mamah aku mamah kamu juga."

"Iya iya deh, gua titip salam aja ke tante Mawar. Gua males ketemu bocil kematian."

"Maksud lo apa?" Reygan dan Reyhan yang berada di ambang pintu terdiam saling menatap.

Menelan saliva secara bersamaan kemudian perlahan menoleh ke arah samping dimana seorang gadis berambut pendek tengah berdiri menatap mereka.

Reyhan tersenyum kemudian tangannya terangkat untuk menyapa gadis itu.

Ran tersenyum pada Reyhan kemudian beralih menatap Reygan yang enggan menatapnya. Ran melangkah kakinya mendekati mereka.

"Punya dendam lo sama gua?" Tanya Ran pada Reygan.

"Iya gua punya dendam sama lo, gua masih ga terima lo masukkin capung ke sempak gua." Ketus Reygan.

Reygan tak menyadari bahwa kembaran nya sudah menahan tawanya karena mengingat kejadian memalukan saat mereka sekolah dasar.

Ran dengan sifat jahilnya memasukkan capung kedalam sempak Reygan. Lelaki yang takut serangga itu menangis menjerit saat menyadari ada serangga dalam celananya.

Sejak saat itu Reygan dan Ran tidak pernah akur. Setiap kali bertemu mereka akan menatap sinis satu sama lain.

Seperti sekarang, keduanya tengah adu tatapan tidak ada yang berkedip. Reyhan mengambil ancang-ancang jika kembaran dan teman masa kecilnya ribut.

"Yaudah maaf."

"Telat lo minta maafnya, udah 3 Tahun kejadiannya baru minta maaf sekarang." Bela Reygan yang tak terima karena Ran baru saja meminta maaf padanya setelah tiga tahun kejadian capung masuk dalam sempaknya.

"Nah udah tiga tahun kejadiannya, jadi lo ga usah marah lagi." Reygan memutarkan bola matanya malas.

"Apa kabar?" Lupa dengan kehadiran Reyhan membuat Ran langsung tersenyum lebar.

Kisah Kita [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang