Jeffran

194 38 17
                                    

Juna menatap kertas-kertas yang ada di mejanya. Kertas itu tertulis angka sembilan delapan di sepuluh kertas putih. Air matanya perlahan memenuhi kantong matanya.

"Sini kamu!" Juna tertarik ke belakang saat ayahnya datang dan menyeretnya keluar kamar. Juna hanya bisa pasrah saat kerah bajunya ditarik oleh sang Ayah.

Juna menubruk dinding akibat dorongan Gino. Mata Juna sudah tertutup rapat saat melihat Gino mengeluarkan benda pusaka milik Gino  untuk menyakiti dirinya.

Ctak!

"Bagaimana bisa kamu kalah dengan seorang gadis, Juna?!"

Ctak!

"Kamu bisa mengalahkan Reyhan tapi mengapa kamu tidak bisa mengalahkan gadis itu?"

Ctak!

"Dia hanya murid baru, apa susahnya kamu belajar lebih giat lagi?!" Gino gemas dengan Juna. Ia pun kembali mencengkram kerah baju Juna hingga tubuh anaknya itu bangkit dari lantai.

"Tatap mata ayah!" Juna perlahan membuka matanya.

Bugh!

"Ayah!" Teriak Juna saat matanya mendapatkan pukulan dari Gino.

Bugh!

Juna kembali tersungkur kebawah. Ia tidak diam saja. Laki-laki itu melindungi kepalanya dari tendangan Gino.

"Gino!" Pria itu menghentikan aksinya saat mendengar suara tak asing menjalar ke rumahnya.

Gino memutarkan tubuh nya dan tersenyum saat melihat siapa yang berani masuk kedalam rumahnya tanpa izin darinya.

"Bisa-bisanya kamu seperti ini pada anakmu!"

"Ini urusan saya dengan anak saya! kamu tidak perlu tau!" Juna tak paham dengan situasi ini. Apa Jeffran dan Ayahnya saling kenal? Mendengar gaya pembicaraan mereka sepertinya mereka teman dekat.

"Juna, bisa kamu kemari?" Pinta Jeffran. Juna nampak melihat kedua pria itu secara bergantian.

Gino tiba-tiba saja berdiri di depan Juna.

"Mau apa kamu kemari?"

"Saya ingin menyelamatkan Juna dari setan seperti kamu!"

"Saya ayahnya!"

"Ayah macam apa yang membabi-buta memukuli anaknya? Kamu tidak pantas di sebut ayah!" Gino tersenyum miring.

"Berani kamu ambil langkah dari tempat kamu itu, ayah akan patahkan kaki kamu."

"Gino!" Teriak Jeffran. "Kamu seharusnya tidak keras pada anak kamu! terlebih dia anak satu-satunya dari Rahim Binar! bukankah kamu dulu sangat senang melihat anak kamu lahir?"

"Jangan pernah bahas Binar, Jeff! Dia sudah mati."

"Lantas kamu menyalahkan anak kamu atas kematian Binar? bukan kah kamu yang membuat nya meninggal?"

"Kurang ngajar!" Gino berlari ke arah Jeffran. Dengan sigap Jeffran menendang bidang dada Gino sebelum pria itu menyentuh nya.

Juna membulatkan matanya. "Sialan!" Tak mau kalah Gino pun kembali menghampiri Jeffran dan kini berhasil memukul rahang Jeffran.

Tak terima Jeffran segera membalas pukulan Gino dengan terus menerus tanpa henti. "Sadar Gino! Binar tidak senang melihat kamu menyiksa anaknya!" Gino berusaha melepaskan cengkraman tangan Jeffran pada kerah seragam tentaranya.

"Itu urusan saya! Kamu siapa hah?!" Teriak Gino dengan dadanya yang baik turn.

"Om Jeff udah, jangan sakitin ayah saya lagi." Jeffran perlahan menoleh ke arah Juna. Wajah dan tubuh anak laki-laki itu penuh luka serta darah yang perlahan muncul dari lukanya.

Kisah Kita [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang