Ribut mulu

434 95 46
                                    

"Jadi apa masalahnya?" Dua anak laki-laki berpakaian seragam putih Abu-Abu dan satu anak perempuan berpakaian putih biru tengah di interogasi oleh seorang guru yang menjabat sebagai guru BK.

Berdiri di dalam ruangan berbaris menjajar dengan posisi istirahat di tempat.

"Dia duluan." Ujar Reygan sembari menunjuk ke arah Ran dengan dagunya.

"Lo yang ngerjain gua!" Bela Ran tak mau kalah. Ia memang salah memulai perkelahian tapi Reygan adalah titik dari permasalahan hingga mereka berkelahi.

"Kamu kenapa Reyhan?" Tanya guru itu pada Reyhan.

Guru BK tak heran jika Reygan ikut dalam sebuah keributan karena memang murid itu sering keluar masuk ruangan nya tapi untuk Reyhan yang notabene nya murid prestasi dan terkenal pendiam nya kini ikut terseret.

"Saya juga ikutan buat ngerjain Ran pak, bantu Reygan." Ujarnya dengan polos. Tersenyum lebar kemudian menoleh ke samping dimana Reygan sudah memijit pelipisnya.

"Jadi masalah kalian tuh apa?" tanya lagi.

"Dia ngerjain saya pak, kemarin OSIS bilang bawa iPhone merah dan Waffer seduh. Saya tanya tuh sama si kembar karena kita tetanggaan. Emangnya waffer di seduh enak? Reygan bilang enak. Ya saya percaya lah pak kalo itu beneran Waffer diseduh bukan nya Energen." Ran menjelaskan kenapa ia memulai perkelahian nya.

"Tapi kan lo cuma nanya Waffer di seduh enak apa enggak, bukan Waffer di seduh itu apa." Ucap Reygan sebagai pembelaan.

"Ya kalo lo punya hati lo harusnya ngasih tau kalo maksud gua itu salah!" Bela Ran tak mau kalah.

"Gua ga punya hati buat lo ya!" Mata Ran membulat.

"Dasar anaknya bapak Lion!"

"Akh!" Reygan meringis kala Ran menendang tulang kering nya.

Reygan berjingkrak-jingkrak karena kesakitan. Reyhan dan sang guru berusaha menahan tawanya.

"Jadi gitu pak, siapa yang salah?" Tanya Ran membuat Guru itu langsung terdiam. Berdehem sebelum memulai bicara.

"Pertama, salah kamu. Karena kamu kenapa bisa mikirnya itu beneran iPhone dan Waffer di seduh?"

"Ya karena OSIS bilangnya gitu."

"Kamu ga tau jokes?" Seketika suasana ruang BK menjadi memanas. Reygan dan Reyhan menatap datar ke arah pak Beno selaku guru konseling mereka.

"Dia sekolah di luar negeri pak, dia gatau kalo ada kegiatan MPLS, terus ada jokes kaya gitu." Bela Reygan.

"Jadi sepertinya yang salah OSIS, kenapa tidak mengatakan nya langsung kalau harus membawa Apel merah dan Energen?" Reyhan pun ikut bersuara membela Ran.

"Kenapa kalian ga kasih tau dia?" Pertanyaan pak Beno membuat kedua murid laki-laki terdiam.

Baiklah mereka mengakui salah. Diam-diam Ran tersenyum tipis mendapatkan pembelaan dari guru BK.

Memang laknat si Ran ini, sudah di bela padahal.

"Kalian masuk kelas, dan Ran ikuti schedule MPLS seperti biasa."

***

"Lo beneran ngira itu handphone iPhone?" Ran mengangguk saat di tanya begitu oleh teman nya.

Adena Putri Demario, teman pertama Ran di SMA ini. Perempuan yang penampilannya sama dengan Ran, simpel dan tidak mau ribet.

Ran sangat senang bertemu dengan orang yang satu frekuensi sama dia. Meski ia selalu merasa seperti sedang menghadapi dirinya sendiri karena keduanya benar-benar seperti jiplakan.

Kisah Kita [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang