Perpisahan tanpa ucapan

229 31 29
                                    

Keempat motor sport sedang adu kecepatan tapi bukan sedang merebutkan siapa yang menepati juara pertama dalam adu kecepatan. Mereka sedang pergi menuju sebuah tempat dimana katanya Reygan hilang.

Setelah mendengar penjelasan dari Jeffran keempatnya segera pergi menuju sungai yang katanya Reygan hanyut. Mahen tak habis pikir mengapa ayah dan temannya ini melakukan misi rahasia yang membutuhkan banyak orang untuk melawan musuh.

Di balik helm full face, Reyhan meneteskan air matanya. Baiklah ia menjadi laki-laki yang payah dan lemah hanya karena menangis. Ini mengenai Reygan. Ia tak bisa bersikap biasa saja kalau kakaknya dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Sebelum berangkat Mahen menelpon tim SAR untuk pergi ke lokasi dimana Reygan hanyut. The power of money. Banyak yang Mahen tawarkan harga tinggi agar temannya itu cepat-cepat di temukan dengan keadaan masih bernyawa.

Aron tak terlalu tergesa-gesa hingga ia hampir jatuh karena menerabas jalanan rusak. Aron sangat panik sekarang. Pikirannya sudah tak karuan, ia pikir temannya itu tidak akan selamat mengingat Reygan hanyut dari kemarin. Ia takut pikiran negatifnya sekarang terwujud.

Bagaimana dengan Juna? Lelaki itu memang khawatir tapi berusaha tenang karena jika ia ikut panik seperti Aron dan juga Reyhan mungkin masalahnya akan bertambah. Juna berada di bagian belakang dan sempat melihat Aron hampir crash.

Juna menaikan kecepatannya agar berada di samping Aron. Membuka kaca helmnya dan berteriak agar Aron mendengar ucapannya.

"Hati-hati, panik boleh tapi lo ga boleh sampe crash. Yang ada masalah bakal bertambah." Ucapannya kemudian kembali menutup kaca helm. Kembali ke posisi belakang dan Mahen berada di posisi pertama.

Setibanya mereka di perumahan G tanpa berfikir panjang mereka langsung berlari ke tepian sungai. "Sungai ini jalurnya kemana?" Tanya Mahen.

"Kayaknya kita salah. Kalo kejadiannya kemarin berarti dia hanyut ga disini. Kita harus ikutin sungai ini. Bang lo bisa kan suruh tim SAR cari disini dan minta menelusuri sungai ini?" Mahen mengangguk.

"Berarti kita ke sana?" Tanya Aron kemudian Juba mengangguk. Keempatnya meninggalkan motor mereka dan mulai berjalan menelusuri sungai yang menghanyutkan Reygan.

***

"Papah aku mau ikut cari Reygan!" Gertak Ran. Gadis itu di paksa pulang oleh Jeffran karena putrinya ingin ikut mencari Reygan seperti anak laki-lakinya.

Tentu saja Jeffran tidak mengizinkannya karena mereka akan pulang ke New Zealand hari ini. Aron? Dia akan menyusul seperti biasa.

"Kita harus pulang Ran."

"Kita bisa nunggu Reygan pah!"

"Ga bisa! Cepat kemasi barang-barang kamu!"

"Mah." Ran menoleh ke arah Mawar yang sedang membawa koper dari kamar menuju ruang tengah. Ran heran apa kedua orang tuanya sudah mempersiapkan sebelumnya?

"Ambil koper di kamar kamu, mamah sudah siapkan semua barang-barang kamu." Ran menghela nafasnya.

"Mah, Pah, Reygan hilang! Hanyut di sungai! Kita ga bisa pulang ke New Zealand gitu aja. Kesian Tante Rina." Ran masih berusaha membujuk orang tuanya agar mengundur jadwal pemberangkatan mereka.

"Hendra sudah melaporkannya ke pihak berwajib, kita pulang dan menunggu kabar dari sini."

"Pah! Papah menolong Reyhan tapi kenapa papah ga bisa menolong Reygan? Reygan dalam bahaya pah!"

Kisah Kita [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang