Baikan

212 46 6
                                    

Ran berdiri di depan pintu kamar Reygan. Menatap pintu itu sangat lama. Bayang-bayang Reygan yang memukuli Andre saat di lapangan itu memenuhi otaknya.

Reygan sangat emosi hingga Aron tidak bisa menenangkan nya. Aron menyuruh Ran untuk mengecek keadaan Reygan sedangkan Aron sendiri membujuk Reyhan di kamarnya.

Aron meminta Ran untuk pergi bersamanya ke rumah kembar xelion. Kakaknya itu memiliki rencana untuk melaraikan perang dingin yang terjadi.

Tangannya terangkat untuk mengetuk pintu namun pintu itu sudah terbuka lebih dulu menampilkan wajah babak belur Reygan.

Ran membulatkan matanya. Bukan karena terkejut dirinya ketahuan berada di depan kamar Reygan, Ran terkejut karena penampilan Reygan.

Bukankah laki-laki itu sama sekali tidak terluka saat ribut dengan Andre di sekolah?

Laki-laki itu bersih dari luka sedangkan Andre tidak sadarkan diri. Tapi sekarang justru Reygan mendapati luka lebam di seluruh wajahnya bahkan ada darah di ujung bibirnya yang mengering.

"Ngapain?" Hanya satu kata yang Reygan lontarkan. Ran menghela nafasnya.

"Lo berantem sama siapa lagi?" Tanya Ran dengan kedua tangannya di pinggang.

"Bukan urusan lo, minggir!" Pinta Reygan.

Bukannya menurut, Ran justru mendorong tubuh Reygan hingga laki-laki itu masuk kembali ke kamarnya bersama Ran. Reygan terduduk di pinggir kasur menatap Ran dengan tatapan bingung.

"Kotak P3K dimana?" Tanya Ran.

"Ga usah, lo obatin aja Reyhan. Dia kayaknya tadi pulang dapet luka."

"Dimana?" Reygan pun berdecak kemudian menunjuk ke meja yang ada di sisi kasur yang lain.

Ran membuka laci meja tersebut kemudian mengambil kotak putih disana. Menghampiri Reygan dan duduk di pinggir kasur di samping Reygan.

Dengan telaten Ran mengobati luka-luka yang ada di wajah Reygan. Laki-laki terdiam, matanya menelusuri pahatan wajah Ran yang cantik.

"Berantem sama siapa?" Tanya Ran di sela-sela ia mengobati Reygan.

"Bukan berantem." Jawabnya. Tentunya saja Ran tidak percaya. Bagaimana luka lebam ini ada kalau bukan karena tinjuan berujung berantem adu jotos?

"Kalo lo jawab lo jatoh, gua ga percaya. Ini luka lebam bukan luka gores."

"Dan kalo gua jawab gua di pukul sama bokap, lo percaya?" Ran terdiam. Pergerakan mengobati luka Reygan pun terhenti. Menelan saliva nya kemudian menatap Reygan.

"Serius om Lion yang ngelakuin ini?" Reygan tertawa kecil kemudian mencubit hidung Ran.

"Apa sih lo ga jelas banget." Ujar Ran sembari menjauhkan wajahnya dari Reygan.

"Ya kagak lah, bokap gua kan baliknya enam bulan sekali." Ran mengangguk.

"Lo belum baikan juga sama Reyhan setelah lo ribut sama Andre?" Ran dengar dari Aron kalau Reygan berantem dengan Andre saat di sekolah tadi siang karena membela Reyhan.

Entah Andre mengatakan apa tentang Reyhan membuat Reygan begitu marah hingga kasusnya itu sampe ke jalur hukum.

Tapi bersyukur pihak keluarga mengambil jalur damai hingga kasusnya tidak di lanjutkan kembali.

"Belum, kayaknya dia makin marah karena tindakan gua ini."

"Gua denger dari Aron, lo ribut gara-gara Reyhan ga mau di bela sama lo. Emang bener?"

"Iya. Dan sekarang gua bela dia, apa semakin ga marah tuh bocah?" Ran tertawa kecil. Kepalanya ia tundukan kemudian menatap Reygan.

"Aron lagi bujuk Reyhan."

Kisah Kita [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang