Bab 1 : Praktek

6.1K 265 20
                                    

"Jeno, Jeno" Renjun masuk kamar Jeno tanpa permisi.

Jeno berdehem guna menjawab panggilan sang sahabat "hm?"

Renjun duduk di samping Jeno "kita sahabat kan?" Tanyanya. Jeno paham betul kalau pertanyaan itu keluar dari mulut Renjun berarti anak itu ada maunya.

Fokus Jeno yang tadinya di hp sekarang pindah menatap mata Renjun "iya, kenapa?"

Renjun menyengir lebar "hehe, gue kan sama Lia udah pacaran dua bulan nah selama itu kami belum pernah ciuman"

"Lalu?"

Renjun semakin mendempetkan duduknya dengan Jeno dan Renjun mendekatkan bibirnya ke telinga Jeno "rencananya gue mau cium dia malam ini, di bibir" bisiknya. Renjun malu kalau mengatakan itu dengan suara keras-keras meski disini cuma ada mereka berdua

Kerutan terlihat jelas di dahi Jeno. Jeno bingung, apa maksud Renjun yang ngomongin tentang ciuman ke dia? Apa niatnya bikin Jeno iri? Oh gak bisa bro, Jeno juga bisa kali ciuman sama Yeji kalau Jeno mau, tapi selama ini belum pernah sih "terus, hubungannya sama gua tuh apa?"

Lagi-lagi Renjun memasangan cengiran tapi kali ini di barengi dengan semburat merah menjalar di pipinya. Renjun sedang malu

"gue gak tau cara ciuman dibibir itu gimana, takut Lia gak menikmati" cicitnya pelan sambil menggaruk tengkuknya, matanya pun tak berani menatap mata Jeno. Renjun takut Jeno menertawakannya

"Ya belajar apa susahnya sih Renjun. Di YouTube banyak loh tutor ciuman yang baik dan benar agar gak cepat kehabisan nafas dan segala macemnya" jawab Jeno

Kali ini Renjun berani menatap mata sahabatnya itu karena rasa malunya sudah berangsur hilang karena respon Jeno ternyata gak menertawakannya

Renjun menggeleng kencang "lo tau sendirikan, Jen. Gue lambat mengerti kalau cuma teori, gue lebih suka praktek langsung"

Jeno masih tak mengerti apa yang diinginkan Renjun yang sebenarnya "jadi lo mau apa? Coba langsung ke intinya"

Semburat merah kembali menjalar di pipi Renjun hingga sampai ketelinga "a-ayok ajarin gue ciuman. Bibir ketemu bibir" setelah mengatakan itu, Renjun langsung menutup wajahnya yang kian merasa malu dengan kedua telapak tangannya

Mendengar penuturan dari Renjun barusan, mata sipit Jeno melotot terkejut seperti meme 'tatap mata Jeno' yang sempat viral waktu itu. "Yang bener aja lo, Ren?"

Renjun mengangguk tapi kedua telapak tangannya masih setia menutupi wajah tampannya yang kelewatan itu, jadi menjerumus ke cantik.

"Ren, gua juga belum pernah ciuman dibibir. Lo tau kan dulu aja waktu SMP SMA gua fokus sama kegiatan osis sama eskul gak sempat mikir cinta-cintaan dan sekarang aja baru pertama kali pacaran dan itupun gak lama bahkan lebih dulu elo dapat pacar, jadi soal cium-ciuman gua juga belum berani, Ren" jelas Jeno.

Jeno merasa aneh dengan permintaan Renjun yang minta di ajarin ciuman sama dia? Bahkan dia pun belum pernah ciuman sama sekali, terlebih lagi mereka sesama lelaki. Renjun gila atau apa?

Renjun menjauhkan kedua telapak tangannya dari wajah tampan kelewatan miliknya itu, bukan kelewat tampan tapi tampan kelewatan.

Senyum sumbringah yang Renjun pancarkan sekarang "nah! Kalau gitu kita sama-sama belajar, biar nanti ciuman kita bisa memuaskan pacar. Mau ya Jenooo" Renjun memasang aegyo, mengedip-ngedipkan matanya sambil tersenyum manis supaya Jeno menuruti permintaannya. Biasanya sih Jeno nurut, gak tau kalau permintaan yang sekarang.

Gelengan yang Jeno berikan sebagai jawaban atas permohonan Renjun "gak Renjun. Lo ngaco"

Renjun tak menyerah, dia kembali memohon, menatap mata Jeno dengan tatapan menyedihkan yang minta dikasihani "ayoklah Jeno. Lo gak mau kan ciuman mantan Yeji lebih memuaskan daripada ciuman lo?"

Jeno terdiam, benar juga kata Renjun. Jeno kan udah usaha lebih baik daripada mantan Yeji jangan sampai dia malah jadi yang lebih buruk. Jeno menghela nafas, lagian bibir Renjun menarik juga dengan bibir bawah yang tebal dan berisi serta bibir atas yang sedikit lebih tipis.

Cukup lama Jeno memandang bibir Renjun dengan seksama sampai akhirnya dia bersuara "hah, baiklah— tapi lo gak ngerasa jijik gitu?"

"Eung? Jijik gimana?" Tanya Renjun yang tak mengerti jijik seperti apa yang Jeno maksud

"Ciuman sesama cowok" Jawab Jeno

Renjun manggut-manggut mengerti atas jawaban Jeno "jijik sih, dikit. Tapi gakpapa, gue bisa ngebayangin kalau bibir lo itu adalah bibir Lia, dan lo bisa bayangin bibir gue ini bibir Yeji. Gampang kan?"

Ah, benar juga. Jeno akan coba membayangkan kalau bibir Renjun itu adalah bibir pacarnya.

Tapikan, bibir Yeji itu tipis

"Ayok kita mulai Jeno, pokoknya sore ini harus bisa biar nanti malam udah pro" ujar Renjun membuyarkan pikiran Jeno soal perbedaan bentuk bibir sahabatnya dengan bentuk bibir pacarnya

"O-oke, bentar gua sikat gigi dulu"

TBC

Dibalik Kata Sahabat (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang