"gue udah ganteng belum ya?" Jeno menolehkan wajahnya kekanan dan kekiri tepat didepan cermin lemari dikamarnya "tanya Renjun aja deh"
Kemudian Jeno berjalan menuju kamar sebelah "ayy, aku udah ganteng belum sih?" Ujar Jeno tiba-tiba membuat orang yang ditanyai terlonjak kaget
"Astaga, Jenoo" Renjun mengelus dadanya dimana letak jantung yang tiba-tiba berdebar akibat terkejut.
Jeno tidak peduli dengan kekagetan pacarnya, dia malah peduli dengan wajahnya yang sudah ganteng atau belum "aku udah ganteng belum?" Tanyanya lagi
Renjun menyelisik seluruh tubuh Jeno, kemudian si pemilik kamar mengelilingi tubuh Jeno seraya mengetuk-ngetuk jari telunjuknya didagu. "Hemmm, masih ada yang kurang"
Mendengar penuturan pacarnya seketika bikin Jeno berdiri tegak seperti berbaris saat upacara bendera "apa itu?"
Jari telunjuk Renjun yang mungil itu menujuk bagian bawah Jeno. Jeno ikut melihat kemana arah tunjukan sang pacar "tytyd aku kurang besar? Kurang panjang?"
Seketika wajah Renjun berubah julid "dih, maksud ku kurang ikat pinggang. Dan apaan itu kemeja di masukan, culun amat. Keluarin aja biar keren"
"Keluarin, yankkk"
"Keluarin sendiri lah, aku aja belum kelar siap-siap kamu malah ganggu aku. Sana keluar hus hus" Renjun mendorong tubuh bongsor Jeno hingga keluar kamar kemudian menutup pintu kamarnya
"Gila, punya pacar mesum bener, heran."
Renjun kembali membenah diri untuk acara siang ini. Berdandan tipis-tipis biar terlihat segar "kece banget, pasti orang-orang bakalan pangling ngeliatin gue. Tapi sayang, gue udah punya pacar"
Setelah selesai prepere, Renjun keluar kamar lalu berjalan keluar barak guna nyamperin Jeno yang ternyata sudah duduk apik di atas motornya sambil chatingan entah sama siapa yang pasti bukan sama selingkuhan.
"Siapa tu?"
"Mark. aku lagi maksa dia supaya dia bawa Haechan" jawab Jeno, matanya masih fokus ke layar hp dimana tertulis Mark sedang mengetik
"Kenapa deh maksa-maksa anak orang?"
Kini Jeno menoleh ke samping dimana pacarnya berada, kemudian telapak tangan besar Jeno mengelus surai halus tersebut "biar kamu punya temen, sayang. Disana aku pasti sedikit sibuk nanti— tuh, udah di iyain sama Mark"
"Tapi aku gak terlalu dekat dengan Haechan"
"Tenang aja, dia orangnya banyak bicara sama siapa aja pasti cepet akrab—"
Chup pipi gembil itu Jeno cium gemas
"— ayok naik, sayang. Helm jangan lupa di pake ya"
"Huum iya deh"
Setengah jam berlalu diperjalanan dengan cerita ini itu akhirnya mereka sampai juga ketempat tujuan. Para tamu undangan sudah berkumpul dan mereka semua mempersilahkan Jeno berjalan ditengah bak model.
Sedangkan Renjun sudah ditarik ke lain tempat oleh pacar Mark, yaitu Haechan. "Kita liat dari samping sini aja ya, Ren" ujar Haechan yang dibalas anggukan oleh Renjun
Tak berapa lama bos besar beserta keluarga kecilnya turun dari mobil mewah, kemudian bos besar berdiri disebelah Jeno. Mereka berdua berjabat tangan terlebih dahulu sebelum memulai acara.
Dan sekarang acara sudah dimulai dengan kata-kata pidato dari bos besar kemudian dilanjutkan oleh si tangan kanan kepercayaan bos besar, yaitu Lee Jeno.
Masuklah keacara inti yaitu menggunting pita merah tanda cafe telah resmi dibuka. Yang ikut serta menggunting iyalah bos besar, Jeno dan juga Mark. Orang-orang mulai bersorak dan bertepuk tangan dengan gembira 'asik, makan geratis' begitu kira-kira isi otak mereka
"Jun, ayok masuk" ajak Haechan. Mereka berdua berjalan sambil gandengan tangan tapi mata Renjun melihat cara jalan Haechan yang aneh
"Chan, abis berapa ronde sama Mark?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Renjun membuat Haechan panik, apa setara itu kalau dia abis ngewe sama Mark tadi malam? Padahal Haechan sudah memaksimalkan jalannya supaya gak ngangkang loh, ya tapi sakit di pinggang dan lubangnya gak bisa dihilangkan gitu aja sih. Salahkan Mark yang menggempurnya tanpa ampun semalaman.
Haechan cuma nyengir "ehehe, gak tau berapa ronde tapi yang pasti semalaman" bisik Haechan tepat didepan telinga Renjun
Renjun juga ikutan mendekatkan bibirnya ditelinga Haechan "enak gak digempur semalaman? Bikin puas?"
Sekarang giliran Haechan lagi yang berbisik "enak dan puas banget, tapi ujungnya ya begini, sakit gak ketolong, tapi pengen lagi haha"
Paham kan apa yang membuat Mark enggak mau ngajak Haechan?
Entah sejak kapan mereka malah jadi akrab begini, tapi bener kata Jeno kalau Haechan itu banyak bicara. Dari awal tadi Haechan sudah mengajak bicara Renjun dengan berbagai macam ocehannya.
"Ekhem, udah bisik-bisiknya, ayok makan" suara Mark membuat kedua orang yang baru akrab itu menyengir seketika, apalagi Renjun, wajahnya malah memerah malu. Renjun kan termasuk baru soal hubungan yang begitu jadi dia gak bisa nahan malu.
Renjun gak sadar kalau Haechan udah diseret Mark kesalah satu meja dengan dua kursi di sudut sana, tepat banget untuk gaya pacaran yang mesum kayak mereka
"Ayok sayang, jangan bengong mulu" Jeno datang entah kapan Renjun gak sadar. Bahu sempit Renjun dirangkul mesra oleh sang pacar. Mata Jeno melirik kesana kemari takut-takut kalau ada orang yang lagi memandangi mereka.
Ternyata gak ada
Chup
"Jenoooo, diliatin orang ih" wajah Renjun makin memerah malu, Jeno tadi mengecup pipinya didepan umum
Bulan sabit di mata Jeno terbit seraya telapak tangan besarnya mengusak pelan surai sang pacar "Gak papa sayang, lebih bagus semua orang tau kalau kamu itu punya aku"
"Ih apaan si" Renjun salting sekarang
"Hahaha gemesnyaaa"
Setelahnya mereka duduk didepan panggung yang sekarang ada salah satu tamu undangan lagi nyanyi lagu santai.
Yah di hari pembukaan ini, tamu undangan diberi makan minum geratis. Soal nyanyi terserah siapa saja yang mau menyumbang suara.
Jeno menyuapi Renjun puding melon dan di lahap habis oleh cowok manis itu "Aku mau nyanyi deh buat kamu" ucapnya tiba-tiba
Wajah Renjun berubah tak suka "jangan deh, nanti banyak yang terpesona sama kamu"
Jeno terkekeh geli mendengar larangan dari sang pacar "cemburu ya?" Ujarnya dengan nada menggoda berhasil mengundang delikan tajam dari Renjun
"Kamu udah pasti tau jawabannya, gausah banyak tanya"
"Baru satu pertanyaan padahal"
Jeno jadi makin gemes dengan Renjun, apalagi dengan wajah cemberutanya itu gemesin banget. Andai mereka cuma berduaan pasti wajah Renjun sudah Jeno cium habis-habisan.
Mereka tak sadar kalau banyak pasang mata yang memandang mereka, ada juga mulut yang berbisik-bisik ria melihat kedekatan tangan kanan pemilik cafe dengan seseorang yang orang-orang ketahui sebagai sahabatnya
Memang kalau kasmaran dan bucin-bucinnya dunia berasa milik berdua.
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Kata Sahabat (NoRen)
Random[BxB] NoRen - Lee Jeno x Huang Renjun (✓) Persahabatan mereka memang terjalin dari masa kecil sampai masa kuliah sekarang. cerita mereka tidak ada si kaya dan si miskin karena kehidupan mereka sama sederhananya. mereka berdua berasal dari desa yang...