"mhh ahh"
Kedua jari panjang Jeno tengah mengobrak abrik lubang favoritnya dengan tempo acak
"Desahkan nama ku, Ren" Jeno menambah lagi satu jari kedalam lubang Renjun
"Ahh Jeno, u—udah ugh" ucapnya dengan suara tercekat dan juga desahan nikmat
Tak mendengar ucapan Renjun, Jeno malah mempercepat gerakan jarinya "udah apa sayang?" Tanyanya menggoda dan membuat Renjun semakin frustasi keenakan.
Renjun hanya menggeleng merasakan sensasi jari panjang Jeno menyentuh prostatnya "ahh, mau kontol nghh Jeno"
Seketika Jeno mencabut kedua jarinya dari lubang Renjun setelah mendengar kata vulgar yang keluar dari mulut mantan sahabatnya. Gak biasanya Renjun begitu
"Jeno...."
"Sabar ya sayang, sebentar"
Dengan tergesa Jeno melepas celana hingga dalamannya. Setelah itu melepas celana Renjun hingga mereka berdua sama-sama toples
Tangan Renjun mengelus lembut penis Jeno yang sudah menegang sepenuhnya sampai urat-uratnya menonjol sempurna "kenapa punya kamu besar banget? Jadi pengen" Renjun menatap penis Jeno dan penisnya bergantian, sungguh perbandingan yang lumayan jauh.
Jeno tersenyum, telapak tangan besarnya terulur mengelua bibir Renjun yang bengkak "punya kamu itu mungil, dan itu lucu"
"Tapi mau yang gede kayak punya Jeno"
"Punya aku berarti punya kamu juga Renjun. Sudah cepat kulum, basahin dulu sebelum aku masuk"
"Sausage ku" ucap Renjun menatap lapar kejantanan sang pacar, setelahnya Renjun sudah memasukan setengah penis besar Jeno kedalam mulutnya, sedangkan setengahnya ia urut menggunakan tangan. Andai ada sosis asli sebesar dan sepanjang penis Jeno pasti Renjun akan sangat puas.
Merasa sudah sangat basah, Jeno memerintahkan Renjun untuk berhenti dari acara membasahi penisnya. Mulut Renjun memang nikmat tapi lubangnya lebih nikmat "Stop, dear"
Sekarang Renjun sudah mengangkang lebar dan Jeno sudah memposisikan penisnya di depan lubang Renjun sambil memandangi tubuh indah serta wajah maruk kekasihnya.
Iya, wajar Renjun itu maruk. Cantik, ganteng, imut, lucu, gemesin, dan manis. Cuma jelek yang gak termasuk.
Mendorong sedikit kepala penisnya membuat Renjun melenguh dan merasakan sakit dan ngilu, meski gak sesakit waktu pertama. Tapi tetap aja, lubangnya itu kering tau! Beda dengan lubang vagina kan ada pelumas alami yang keluar ketika terangsang.
Jari-jari Renjun meremat seprai saat Jeno memasukan lebih dalam penisnya. "Kenapa masih sempit shh" Jeno kendorong kuat hingga seluruh penisnya masuk semua
"Akhh, Jeno sakitt" ringis Renjun seraya memukul lengan Jeno yang mengukung badannya itu.
"Maaf sayang, gak tahan hehe"
"Nyengir kamu"
"Ya maaf, aku gerakin ya?"
Renjun menggeleng "jangan dulu, ugh penuh banget". Mata Renjun terpejam menikmati sausage kesukaan didalam lubangnya. Sedangkan sang dominan menakan-nekan perut bawah Renjun tetap dimana ujung penisnya tercetak jelas di perut langsing itu.
"Ahhh gerakin, pelan-pelan aja"
Jeno menurut, ia menggerakkan secara perlahan menikmati dinding rektum Renjun. Renjun juga menikmati urat-urat Jeno saat bergesekan dengan dinding rektumnya "nghh cepetin ahh Jeno"
"Ugh terlalu cepat Jenohh"
Badan Renjun terhentak-hentak sesuai hentakan yang Jeno berikan, Renjun merasa terpuaskan dengan penis besar dan panjang Jeno sama halnya dengan Jeno yang terpuaskan dengan lubang ketat dan sempit punya Renjun.
"Ughh ahh keluarhh shh ahh ahh Jeno"
Jeno menarik penisnya hingga tersisa kepala penisnya kemudian menghentakkannya dan begitu seterusnya membuat prostat Renjun semakin ditekan "Bersama Renjun, sayang ahhh"
Dan sampai pada puncak penis Jeno membesar didalam sana, mereka keluar bersamaan. Sperma Renjun membasahi perutnya sendiri sedangkan sperma Jeno keluar didalam lubang Renjun.
Tanpa aba-aba Jeno mengangkat tubuh Renjun untuk duduk dengan penis masih berada didalam anal Renjun. Rasanya posisi ini sausage besar itu semakin menekan prostat Renjun. Ngilu, namun nikmat
"Gerak, darl" ucap Jeno dengan nada berat, sungguh membangkitkan kembali gairah Renjun.
"Ahh ahhh, terlalu dalam ahh mas"
Tangan besar Jeno memegang pinggang ramping Renjun membantu Renjun bergerak, sedangkan mulutnya sibuk menyusu.
Renjun semakin mempercepat gerakan naik-turunnya disaat ia merasakan akan keluar lagi. "Ahh Jeno" mulut Renjun selalu mendesah dan menyebut nama Jeno.
Badan mereka berdua sudah banyak jejak kemerahan tercetak dengan jelas bahkan dibagian yang terbuka, seperti leher.
"Ahh mau keluar Jeno", Renjun merengek frustasi tapi ujung penisnya ditutup oleh jari besar Jeno
"Shh sebentar sayang, kita keluar bareng" Jeno menghentak kuat dari bawah hingga ia merasa ingin keluar sampai akhirnya Jeno mempersilahkan Renjun keluar dibarengi dengan ia juga mengeluarkan sperma nya lebih banyak dari yang pertama
"Ugh. Hangat, penuh, becek" ujar Renjun sambil menatap penyatuan mereka
"Nikmat sayang" sahut Jeno yang ikutan menatap penyatuan mereka "aku mau cium" ucapnya
Dengan lemas Renjun menunduk sedikit dan mencium bibir Jeno. Tangan Jeno menarik tengkuk Renjun guna memperdalam ciuman mereka.
Bibir bengkak itu kini kian membengkak akibat ciuman panas mereka yang mengakhiri sesi bercinta.
Setelah sama-sama membersihkan diri dengan mandi bersama, Jeno menidurkan Renjun yang masuk memakai handuk dikasurnya —kasur Jeno— lalu menyelimuti tubuh yang lagi gak mulus, soalnya banyak kissmark.
Renjun terlalu kelelahan, jadi ia tanpa sengaja tertidur di gendongan Jeno sewaktu selesai mandi.
Kemudian Jeno melepas seprai dan sarung bantal guling punya Renjun lalu ia letakan didalam keranjang kotor disamping mesin cuci.
Jeno kembali lagi kedalam kamarnya, ia melepas handuk yang melilit dipinggangnya dan juga handuk dipinggang Renjun. Otak Jeno masih di kuasai kemesuman yang ditularkan oleh Mark, apalagi setelah melihat tubuh polos Renjun yang menggoda iman.
Mengingat teman blasteran canada itu membuat Jeno ingat akan lube limited edition pemberian Mark tempo lalu "mantap ini mah"
Dengan hati-hati Jeno membalurkan lube itu disekitar lubang dan didalam lubang Renjun, kemudian dibalurinya kepenisnya sendiri.
Aromanya sungguh memabukan dan membangkitkan gairah dan cairan ini sangat licin. Dengan perlahan Jeno melesakan penisnya kedalam lubang Renjun dari belakang "shh ahh" desis Jeno setelah berhasil memasukan penisnya.
Tidur Renjun terusik sedikit akibat ulah Jeno, ia merasakan lubangnya penuh kembali tapi rasa kantuk lebih mendominasi. Ia menyamankan pelukannya di boneka moomin lembut dan empuk tanpa mengindahkan sodokan pelan Jeno dari belakang.
Merasa Renjun tak terusik membuat Jeno mempercepat temponya, kini tangannya memeluk pinggang Renjun dan sebelahnya memilin puting Renjun
"Ngh Jeno jangan mulai"
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Kata Sahabat (NoRen)
Acak[BxB] NoRen - Lee Jeno x Huang Renjun (✓) Persahabatan mereka memang terjalin dari masa kecil sampai masa kuliah sekarang. cerita mereka tidak ada si kaya dan si miskin karena kehidupan mereka sama sederhananya. mereka berdua berasal dari desa yang...