Bab 27 : KITA (end)

1.8K 87 12
                                    

"wahhh udah upgrade ya sekarang"

ucap Renjun dengan mata penuh binar melihat ke sekeliling bukit. bukit yang dulunya hanya ada rerumputan serta bunga liar dan juga beberapa pohon rambutan yang masih kecil.

sekarang upgrade ada saung dan ayunan yang mengantung di dahan rambutan yang kokoh.

"iya, aku juga inget tempat ini karena tadi siang bapak yang ingetin, terus bapak juga bilang tempatnya udah berubah. karena anak anak sering main kesini apalagi waktu musim rambutan mereka tiap hari kesini, makanya dibikin ayunan sama saung"

kini mereka berdua duduk di saung yang tepat menghadap pemandangan perkebunan sayur dan juga sawah yang menghijau di bawah sana.

telapak tangan besar Jeno menggenggam salah satu tangan yang lebih kecil, membua sang empu kaget "kenapa Jen?"

Jeno mengelus lembut punggung tangan Renjun. eyesmile nya menatap mata rubah didepannya dengan tulus "sama aku terus ya? kita lewati semuanya sama-sama"

Renjun tertegun mendengar ketulusan Jeno apalagi tatapan matanya. ia ikut tersenyum, satu tangannya terulur mengelus rahang tegas didepannya "iya, Jeno. meski dunia punya norma, tapi kita punya cinta"

"cinta sejati"

"true"

mereka saling melempar senyum sampai akhirnya bibir keduanya menyatu dengan lembut. sedikit lumatan yang Jeno berikan.

repleks tangan Renjun mengalung di leher sang dominan dan ciuman mereka makin dalam tanpa memperdulikan hembusan angin sore dan matahari yang mulai memancarkan warna jingga dari arah barat.

"eumhh  udah Jen" Renjun meraup oksigen dengan wajah memerah padam

Jeno terkekeh pelan kemudian membawa Renjun kedalam dekapan hangatnya "kamu lucu, aku gak tahan. main disni ya sayang?"

"ishh" satu cubitan di pinggang Jeno dapatkan "banyak nyamuk Jeno disini, apa gak malu diliatin kelelawar juga ntar?"

"aduh, kelelawar mana paham sama kegiatan manusia, sayang"

"tapikan banyak kasus orang yang ngewe di semak-semak, mana siang hari"

"itu mereka, kita jangan dong, kek kaga ada rumah aja..miskin amat" Jawaban Renjun membuat hati Jeno kencelos tertusuk sampai kejantung

lebay amat

"sabar sayang, aku nabung dulu atuh" ujar Jeno seraya mencubit gemas pipi sang pacar

"iya iyaaa mas Jeno sayang, kita nabung sama sama. kalau gitu ayok pulang, udah senja, nanti di marahin enyak"

"gas lah, gendong gak?"

"MAU MAUU"

"sini naik"

dengan cepat Renjun naik kepunggung Jeno. melingkarkan kedua tangannya di leher Jeno dan juga melingkarkan kakinya di pinggang Jeno "MAJUUUU"

"SIAP PRINCES"

mereka menuruni bukita hingga sampai kerumah penuh dengan canda tawa. nasib baik gak kerasukan. tepat didepan rumah Renjun, Jeno menurunkan Renjun dari punggungnya

"pegel gak mas?"

repleks Jeno meremas dadanya, jantungnya berdetak menyenangkan. apa tadi? mas?, boleh gak Jeno pingsan sekarang?

"pegel banget nih sayang, pijetin ya nanti malam?"

"hehe iya iyaa, sana mandi dulu kamu, abis makan malam bareng kita kesini, pijetnya di kamar aku"

"pijet plus plus ya sayang" ujar Jeno seraya mencolek dagu Renjun jahil

"siap mas" satu kedipan maut Renjun layangkan sebelum masuk kedalam rumah

Dibalik Kata Sahabat (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang