Bab 7 : Pengen

3.1K 179 26
                                    

Mereka beruntung dikelilingi oleh orang kaya yang menerima mereka apa adanya bahkan teman-teman mereka berdua sering membantu Renjun dan Jeno, gak ada kasus pembullyan di kampus tempat Renjun sama Jeno kuliah.

Apalagi teman Renjun yang bernama Chenle tuh, uang satu juta aja pernah di kasih cuma-cuma buat Renjun, karena ban motor Renjun bocor doang, lalu Renjun ngucap buat minjem duit 50 ribu ke Chenle karena waktu itu uang sangu Renjun emang ludes.

Dan Chenle malah bilang "lima puluh? Dikit banget deh Jun, nih satu juta buat lo. Gua kasih gausah di ganti. Oh ya kalau butuh duit lagi calling gue aja. Asli gue bukan niat menyinggung atau apa tapi gue ikhlas bantu lo"

Tuh, kurang baik apa si Chenle?

Oh ya satu lagi kebaikan Chenle yang kebangetan. Motor Aerok yang Renjun pakai sekarang nih dikasih cuma-cuma juga sama Chenle "Jun, motor gue dirumah udah pada menuhin garasi, nih ambil aja Aerok item gue" Chenle berujar sambil menyelipkan kunci motornya di saku kemeja Renjun, lalu Chenlenya memasuki mobil mewahnya yang di setir oleh Jisung.

Keren kan tuan muda satu itu?

Motornya itu udah didepan mata Renjun, kuncinya juga udah ada di saku Renjun. Renjun mematung hingga mobil Chenle hilang dari pandangannya baru Renjun sadar.

Kalau teman Jeno, si bule Kanada tuh yang sering ngasih Jeno ini itu dengan cuma-cuma, bahkan bapak pemilik gym itu om-nya Mark.

Tepat disaat masakan Renjun tertata Rapi di atas meja makan, Jeno datang dengan wajah lelah nya. "Wangi banget, masak apa?" Tanya Jeno

Renjun menoleh kearah Jeno lalu tersenyum "cuma ini, Jeno. Gak papa kan?"

Pertanyaan Renjun mengundang usakan gemas dikepalanya "apapun yang lo masak, rasanya pasti enak, dan gua pasti suka. Ini pun gua bersyukur banyak, karena ada lo yang bisa masak"

"Hehe, yasudah sana mandi dulu terus kita makan malam"

"Siap tuan ratu" sahut Jeno mengikuti balasan Renjun tadi pagi

Kalau sepasang teman atau sahabat lainnya semisal mereka ciuman, pasti setelahnya bakalan canggung, tapi Jeno sama Renjun malah pengen lagi, lagi, dan lagi. Soalnya candu dan bikin nagih

"Ren" Jeno menepuk bahu Renjun "bengong aja"

"Pengen cium lagi" ups! Renjun keceplosan

Tapi Jeno malah terkekeh gemas seraya mencubit pipi Renjun "makan dulu lah, gua laper. Ciumannya nanti kalau kita udah sama-sama kenyang, mau semalaman pun gua jabanin deh"

Renjun mendelikkan matanya "Dih, gila aja semalaman, gak ada waktu tidur njir" protesan Renjun mengundang tawa Jeno

"HAHAHA"

"Udah Jeno. Cepetan makan" titah Renjun dengan kesal

Akhirnya mereka makan dengan tenang sampai selesai "gua yang cuci, eits jangan ngebantah, oke"

"Jeno mah gitu"

Jeno mencuci piring, mangkuk, centong, gelas, sendok bekas mereka makan tadi

"Jeno"

"Iya Ren?"

"Gue mau ketemu sama orang"

mendengar ucapan Renjun membuat Jeno mengalihkan atensinya dari cucian ke Renjun "siapa?"

"Bapak Suho. Dia minta bikinin lukisan motivasi buat anak-anak sekolahan gitu, katanya perlu delapan belas lukisan dengan motivasi berbeda" Jelas Renjun

Jeno manggut-manggut "ketemu nya dimana?"

"Cukup jauh sih dari sini, beliau ngajak ketemu di cafe Royal's sekitar hampir satu jam dari sini. Rencananya sekarang gua mau berangkat"

"Bentar, gua temenin. Tunggu ya gua selesaiin ini dulu. Jangan nolak"

Yah! Jeno kenapa sih posesif bener jadi sahabat. Renjun kan juga cowok pasti bisa jaga diri lah. Tapi, yasudahlah. Lumayan kan ada teman ngobrol dijalan.

Gak lama Jeno udah siap dengan celana panjang serta jaket abu-abu nya. "Pake motor lo aja ya Ren, biar lebih santai"

"Asal lo yang nyetir"

"Gampang"

Mereka sudah siap berangkat, barak juga udah dikunci jadi tinggal cus aja. Satu jam lebih sedikit mereka baru menemukan cafe Royal's soalnya mereka di ajak nyasar dulu sama google maps

"Maaf ya pak, agak telat" ujar Renjun

"Gpp nak Renjun, saya juga baru sampai kok. Ayok duduk kalian berdua"

Renjun dengan bapak Suho mendiskusikan motivasi apa saja yang akan di buat lukisan. Setelah semuanya deal, bapak Suho memberi uang depe sebesar dua juta. Lumayan lah buat modal beli kanvas sama bingkai. Soal cat, Renjun masih punya stok banyak di lemari.

"Senang berkerjasama dengan kamu, Dek Renjun"

"Saya juga ya pak. Terimakasih telah mempercayakannya ke saya"

Bapak Suho dan Renjun sekarang bersalaman tangan atas dasar deal nya kerja sama mereka. Renjun juga diminta bapak Suho untuk jadi guru eskul lukis disekolahan punya bapak Suho.

Sedari awal Jeno cuma nyimak, dia ngerti sih alur pembicaraan mereka cuma enggan untuk ikut campur. Mereka pulang di jam 10 malam dan sampai barak hampir Jam 11

"Terimakasih ya Jeno udah nemenin gue"

"Udah seharusnya gua sebagai sahabat lo. Lagian kita jarang banget kan jalan-jalan berdua?"

"Iya juga sih"

Renjun masuk kamarnya tapi Jeno ikut "kenapa Jen?"

"Ciumannya jadi?" Tanya Jeno dengan watadosnya

Renjun menggeleng lemah "ngantuk Jen, lo gak liat mata gue sayu banget begini? Besok aja sekalian morning kiss" Renjun mendorong keluar badan Jeno kemudian menutup pintu kamarnya

Renjun menghempaskan tubuhnya diatas kasur empuk bagi Renjun. Kalau bagi Chenle mah keras. Renjun langsung tertidur dengan posisi tengkurap.

Sedangkan Jeno juga sudah Rebahan di kamarnya sambil bergumam sendiri "giliran dia yang pengen maksa-maksa, pas giliran gua yang pengen malah di usir. Awas aja lu Ren, besok abis bibir lo sampe kebas gua hajar"

TBC

Dibalik Kata Sahabat (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang