Beberapa hari belakangan ini Lia jarang menghubunginya terlebih dahulu, kalaupun Renjun yang menghubungi kadang telpon Renjun gak di angkat.
Oke, soal telpon gak di angkat itu wajar. Kemungkinan Lia masih sibuk atau hpnya di mode diam. Gak wajarnya, Lia gak nelpon balik sampai seharian semalaman. Minimal balas lah dengan chat 'maaf tadi aku sibuk, kenapa sayang? Ada yang ingin kamu ceritain?' Atau apalah gitu
Dalam seharian semalaman Renjun memantau ada beberapa kali Lia online. Renjun rela gak tidur hampir semalaman kalau gak Jeno yang kebangun terus maksa Renjun tidur. Renjun begadang juga berdalih 'menyelesaikan lukisan'.
Memang dia dari pulang kuliah ngelukis, berhenti cuma buat kebutuhan hiudup seperti makan, minum, berak, kencing, mandi, atau di ajak ngobrol sama orang tuanya itupun Renjun sambil-sambilan ngelukis. Sampai malam, dua lukisan yang Renjun selesaikan. Alasan utamanya cuma nunggu Lia balas pesannya dan telpon balik dia. Di read aja enggak loh....
Renjun sakit hati, cok! Bayangkan kalian di posisi Renjun.
Kalian pikir cowok itu gak pernah overthinking soal ceweknya? Ya pernah, sering malah, tapi para cowok pintar menyembunyikan itu. Cowok juga sakit hati kala ceweknya berubah ke hal yang gak baik ke sang cowok, seperti halnya Lia ke Renjun.
Cowok sebenarnya masalah hati juga gak sekuat itu, cuma mereka pintar mengatur ekpresi dan mengalihkan fikiran dengan berfikir secara logika. Meskipun logika jalan, hati tetap sakit coy! Perasaan hati itu gak bisa dipungkiri.
Jadi kalau kalian cewek, jangan semata-mata minta di perhatiin, di ngertiin, di turutin. Kalian juga harus sadar diri, perhatiin dia, ngertiin dia, turutin dia asalkan permintaannya gak aneh-aneh.
Sudah tiga hari orang tua kedua sahabat itu nginep dibarak sederhana sewaan Jeno sama Renjun ini. Dan hari ini pagi hari keempat, mereka semua baru selesai sarapan
"Jam satu siang nanti kami pulang, kasian tetangga yang enyak titipin buat kasih makan ayam enyak"
Mendengar ucapan enyak Wendy membuat Renjun otomatis cemberut. Babeh Chanyeol yang berada di samping Renjun langsung mengusap punggung anaknya dengan sayang
"Kalian sebentar lagi liburan kan? Pulang ya ke kekampung" kata babeh Chanyeol yang mendapat anggukan dari Renjun.
"Kalian berdua udah rapi aja?"
"Kami sama-sama ada matkul pagi, matkul umum, jadi kami satu kelas juga" jawab Jeno sebelum menghirup tegukan terakhir kopi buatan emak
Ketiga lelaki disana memang sedang minum kopi hangat di pagi hari setelah sarapan, beda dengan Renjun yang minum susu hangat. Terkadang Jeno sebagai sahabat sedari kecil pun heran, kok ada cowok yang gak suka kopi? Malah suka susu kayak Renjun. Renjun beneran cowok apa bukan?
Tapikan, Renjun punya tytyd, sedari kecil tytyd Renjun udah ada kok. Waktu kecil kan sering mandi bareng di sungai dangkal belakang rumah, mereka sama-sama telanjang. Kalau lagi mandi sama bocah-bocah yang lainnya mereka pake celana atau berpakaian lengkap.
Didaerah sini nama sungai yang di sawah 'Tatah Sekunder'
"Kami berangkat dulu ya" ucap keduanya. Mereka bedua berangkat dengan satu motor, yaitu motor KLX Jeno. Karena di matkul pertama umum, dan yang kedua baru perjurusan. Jam selesai mereka juga sama.
Babeh Chanyeol berdiri dekat Jeno, lalu menepuk bahu Jeno "Iya, kalian hati-hati. Jeno jangan ngebut, nanti Renjun terbang"
"Babeh mah jangan gitu sana Renjun" sahut enyak Wendy dari dalam yang dapat sambutan tawa dari emak sama bapak melihat kelakuan suami istri yang lebih muda sedikit dari mereka itu.
Setelah sampai diparkiran, Renjun melihat seluet cowok berisik yang kata Jeno itu bersama dengan cowok keturunan kanada. Haechan dengan Mark.
Mereka lagi ciuman dibawah pohon tepat dibelakang pos satpam. Beruntung bapak satpamnya lagi ke wc, coba kalau ada? Bah keciduk kali mereka berdua melakukan hal mesum di kampus
"Jen, Jen" Renjun menepuk-nepuk bahu Jeno yang lagi fokus menyempurnakan parkiran motornya
Jeno telah menyelesaikan urusannya, dan kini dia menatap Renjun "Kenapa, Ren?" Tanya-nya sebelum matanya melihat kemana arah tunjukan Renjun
Repleks Jeno menutup kedua mata Renjun dengan satu telapak tangan Jeno yang besar, bahkan menutupi seluruh wajah Renjun kalau jari-jari panjag dan besarnya itu dia rentangkan. Kelingking Jeno adalah jempol Renjun.
."Jeno, kok ditutup?"
"jangan di lihat, Ren. Lo masih suci"
"Lo lupa kita sering gitu juga?"
Iya juga ya?, Jeno ini goblok apa tolol sebenranya?. Dengan perlahan Jeno melepaskan telapak tangannya dari kedua mata Renjun. Renjun berkedip-kedip sebentar guna menormalkan penghilahannya
"Loh, kok mereka udah gak ada, Jen?"
"Lah? Iya juga"
Mereka berjalan pelan menuju kelas dengan bergandengan badan bukan bergandengan tangan. Maksudnya jalan bersebelahan.
"Jen, kok selama ini gue liat, lu jarang keluar jalan-jalan sama Yeji? Palingan cuma buat kerkom atau keperluan penting"
"Gua sama dia lagi renggang, Ren"
"Kenapa?"
"Cuma karena waktu itu gua lupa ngabarin kalau udah selesai nugas"
"Segitunya banget? Haruskah habis selesai ngapa-ngapain harus ngabarin?"
"Yah, begitulah. Sekarang dia ngambek sok gak mau balas pesan gua dan telpon gua di jawab ketus sama dia. Kata google cewek kayak gitu minta di rayu-rayu atau dikirim apa yang dia suka terus kasih note minta maaf disertakan dengan kata-kata manis"
"Waduh Jen, gue bingung harus nangepin kayak gimana, soalnya gak berpengalaman kayak gitu"
"Tau kok, Ren. Kita sama-sama gak berpengalamanan. Gua juga malas ngelakuin apa kata google, gua sibuk sama urusan ngedekor cafe dan gua juga udah bilang ke dia, tetap aja anaknya ngambek"
"Kalau opsi kedua gimana?"
"Dia suka yang berbau branded limited edition , beda sama kita yang suka serba tiga lima-an. Dia bukan kayak Lia yang iya-iya aja saat lu bawa ke jajanan pinggir jalan"
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Kata Sahabat (NoRen)
Random[BxB] NoRen - Lee Jeno x Huang Renjun (✓) Persahabatan mereka memang terjalin dari masa kecil sampai masa kuliah sekarang. cerita mereka tidak ada si kaya dan si miskin karena kehidupan mereka sama sederhananya. mereka berdua berasal dari desa yang...