Bab 12 : Jeno Mabok

3.1K 166 18
                                    

Tiinnn

Tiinnn

Orang tua mereka berdua baru sampai dibarak anak-anak mereka

"Jeno, Renjun mana?" Tanya enyak Wendy saat dia melihat hanya Jeno seorang yang menyambut mereka datang

"Renjun ada kelas pagi nyak. Ayok masuk, kalian pasti lelah, aku udah buatin es teh" kata Jeno

Di tengah karpet sudah tersedia satu teko besar berisi es teh beserta gelas-gelasnya, ada juga gorengan yang masih hangat tersaji penuh didalam piring. Mereka duduk di atas karpet sambil menyenderkan punggung mereka didinding dengan kedua kaki diluruskan

Cukup capek berangkat subuh-subuh buta menggunakan motor, berhenti cuma buat minum.

"Kabar kalian sehatkan?" Bapak Jeno bertanya, meski umurnya lebih tua daripada babeh Renjun tapi wajahnya tetap ganteng. Beliau nih yang nurun ke anaknya, nama beliau bapak Donghae

Jeno mengangguk seraya tersenyum "aku sama Renjun sehat kok, pak"

"Oh ya Jeno, ini kami bawakan sayuran segar buat kalian" ujar babeh Chanyeol

Emak Yoona dan enyak Wendy masing-masing mengambil satu kresek besar yang berisi berbagai macam sayuran segar dudalamnya

"Nah ini satu lagi, mangga yang di belakang rumah enyak yang dulu kalian sering panjat pohonnya" satu kresek penuh dengan mangga segar juga enyak Wendy letakin didepan Jeno

"Wahhh, terimakasih banyak ya nyak emak"

Jeno membawa sayuran serta buah mangga itu kedapur dan menyusunnya di dalam kulkas. Dua buah mangga Jeno kupas lulitnya dan dia iris-iris dangingnya, kemudian Jeno masukkan kedalam piring, lalu Jeno bawa kedepan tv dimana mereka sekeluarga berkumpul.

Cukup lama mereka berbincang-bincang hingga jam dua belas lewat. Emak sama enyak lagi didapur masak buat makan siang, sedangkan para lelaki cuma rebahan di atas karpet menggunakan bantal dengan mata tertuju ke arah TV. Harusnya setengah hari ini Jeno gunakan untuk kerja, namun karena orang tuanya datang jadi dia bersantai menghabiskan waktu bersama orang tua

"BABEHHHH"

Renjun datang dengan wajah senangnya saat melihat babehnya rebahan didepan tv

Mendengar suara anaknya, babeh Chanyeol langsung berdiri dan memeluk badan kecil Renjun "RENJUNNN" badan babeh Chanyeol yang tinggi itu membuat kaki Renjun melayang di udara, apalagi saat babehnya memutar tubuh Renjun seperti anak kecil

Jangan panggil Renjun anak kecil paman!

"Babeh aku pusing" adu Renjun saat dia diturunkan dari gendongan sang babeh

"Maafin babeh ya, abisnya babeh kangen banget sama kamu"

"Masakan udah ma—RENJUN YA AMPUN ANAK ENYAK KAMU MAKIN GANTENG" tadinya enyak Wendy mau nyuruh ketiga lelaki itu membereskan teko, gelas, serta piring yang kotor itu supaya mereka bisa meletakkan masakan disana guna makan bersama, tapi setelah melihat anaknya sudah ada didepan mata langsung saja enyak Wendy memeluk Renjun erat "ugh, wangi banget anak enyak meski keringetan gini"

"Hehe iya dong nyak, aku kan bukan Jeno yang keringetnya bau"

Jeno juga diem loh, kok namanya di ikut sertakan, mana di katain yang jelek-jelek lagi sama Renjun "Gak ada ya, Renjun bohong nyak" Jeno menyahut

"Haha, aduh jadi lupa. Beresin dulu itu semua biar enyak sama emak bawa masakannya kesini. Renjun bantu bawain piring sama gelasnya ya? Eh, Jeno tolong ambil air kobokan juga ya?"

Sepasang sahabat itu melaksanakan perintah enyak Wendy dengan senang hati.

Disaat Renjun lagi serius ngitungin jumlah piring, tiba-tiba sebuah kecupan kupu-kupu mendarat dipipinya "serius banget, dek Renjun"

"Ish , Jeno" Renjun mengusap pipinya bekas kecupan Jeno

"Loh kok di usap? Kode minta kecup dibibir?"

"Gausah ngadi-ngadi deh, Jeno. Ingat masih ada orang tua kita"

Chup

Kali ini bibir Renjun yang jadi korban kecupan kupu-kupu dari Jeno "gemes banget. Sini gua aja sekalin yang bawain gelasnya biar cepet"

Mereka kembali ketempat tadi dimana para tetua sudah duduk melingkar dengan rapi

"Lama banget bujang-bujang emak" komentar emak Yoona

"Hehe, maaf mak. Renjun ngitung piring dulu piringnya takut gak cukup" jawab Renjun.

Akhirnya mereka makan bersama. Makanan mereka lalapan dengan sambal tomat dan ikan nila goreng. Jeno dengan Renjun melepas rindu dengan masakan orang tua mereka dan juga dengan orangnya langsung hingga acara makan selesai.

Sekarang hari sudah sore, Jeno juga sudah berada di kampusnya dari setelah makan siang tadi. Jeno tadi berangkat dengan setengah hati, soalnya masih Rindu kedua orangtuanya.

Kalian tau, tadi saat Jeno kekamar buat ngambil tas sama jaketnya, dia menyeret Renjun ikut masuk kedalam kamarnya

"Kenapa sih, Jen?"

Jeno tak menjawab, dia langsung saja menempelkan bibirnya dengan bibir Renjun. Melumatnya sesaat dan menghisapnya kuat di akhir ciuman mereka

Terdengar kecipak basah saat Jeno melepaskan ciuman mereka

"Cuma mau minta itu, biar makin semangat kuliah panas-panas gini"

"Aneh lo, biasanya juga enggak"

"Salah lo yang minta praktek ciuman waktu itu, gua jadi kecanduan kan sama bib—ah bukan cuma bibir, tapi sama orangnya, dan apun tentang lo, gua suka. Oke bye"

Chup

Jeno mengecup pelipis Renjun sebelum akhirnya dia keluar kamar dan berpamitan kepada orang tuanya serta orang tua Renjun yang berada didepan tv.

Renjun terdiam mematung masih mencerna perkataan serta perlakuan Jeno. "Jeno apaan deh, gak jelas banget. Ngomongnya kek orang ngelantur. Mabok kali"

Rupanya fikiran Renjun gak sampai ke apa yang difikiran Jeno. Otak Renjun masih diepenuhi dengan 15 lukisan lagi yang belum dia selesaikan.

"Ren, kalian punya pacar?" Emak Yoona bertanya

Renjun tersenyum lalu mengangguk "tapi pacar ku pindah ke Amerika mak" jawab Renjun sendu. Kasian banget anak enyak Wendy ini

Emak Yoona mengelus kepala Renjun biar Renjunnya gak terlalu sedih "kalau pacar Jeno?"

"Kata Jeno sih posesif. Tapi baguskan mak, tandanya pacar Jeno takut kehilangn Jeno"

Emak Yoona mengangguk membenarkan "Jangan lupa kenalin mereka ke kami ya"

"Siap mak"

TBC

Dibalik Kata Sahabat (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang