Bab 21 : Gila Renjun Kumat

3K 136 10
                                    

Dua minggu lagi mereka liburan dan selama liburan itu pula keduanya pulang kampung. Sungguh rindu sekali rasanya sama kampung kelahiran. Sawah dan perkebunan sejauh mata memandang, air sungai mengalir bersih, serta udara segar dan sejuk setiap kali menghirup napas.

Dan malam ini adalah malam sabtu dimana besok keduanya libur. Dalam kesempat inilah otak mesum sang dominan beraksi.

Jeno berjalan menuju kamar sebelah, "sayang...." Jeno memanggil Renjun dengan nada manja. Dipeluknya tubuh Renjun dari belakang. Renjun hanya berdehem guna menjawab panggilan Jeno.

Sang dominan melirik kearah layar ponsel milik kesayangannya "besok kamu kesekolahannya bapak Suho?" Tanya Jeno.

Yang ditanya mengangguk "iya, temen ya?" Mintanya, dengan senang hati Jeno mengiyakan permintaan sang terkasih. Misal Renjun gak mintapun nanti Jeno yang memaksa menemani. Takutnya Renjun dikira anak baru, terus banyak yang ngincar.

"Jen."

"Iya sayang?"

"Tolong aku nge-packing lukisan dulu yuk!"

Jeno tersenyum, otak mesumnya beraksi lagi "ayok, tapi abis itu aku minta nganu sama kamu ya?"

Nampak Renjun tengah berfikir sebentar "huum..... Boleh juga, tapi aku mau coba sub on top, katanya makin kerasa sampai sini menonjol" ujar Renjun seraya mengelus perut bawahnya.

Sial, wajah Renjun menggoda sekarang.

Hampir saja Renjun diterkam Jeno namun Renjun mendorong badan kekar sang dominan "eits, packing lukisan dulu"

Bibir Jeno manyun-manyun gemes "cium dulunya?"

Renjun menggeleng "gak, packing dulu pokoknya."

Dengan tidak semangat Jeno membantu pacarnya membungkus satu-persatu lukisan dengan bubble warp. Jaga-jaga aja misal dijalan nanti ada kendala jadi lukisannya engga rusak, soalnya perjalanan menuju sekolahan bapak Suho itu cukup jauh, yang memakan satu jam perjalanan.

Setelah semua lukisan terbungkus rapi, kini saatnya menyusun dengan apik lukisan itu kedalam kotak dus besar.

"Gimana bawanya nih?" Tanya Jeno

Renjun menjentikkan jarinya "gampang, ini kptak diikat dijok belakang motor aku"

"Jadi, kita pisah motor gitu?"

"Tepat!"

"Yah.... " Jeno mendesah kecewa, diakan pengennya boncengan terus Renjun meluk pinggangnya biar romantis kaya orang-orang pacaran biasanya.

Tak

Kepala Jeno, Renjun sentil pelan "gak usah mikir kesana dulu, nanti-nantikan bisa boncengan" ternyata Renjun tau apa yang Jeno pikirkan.

"Yaudah deh, ayok nganu aku udah gak sabar"

Renjun menggigit bibir bawahnya "c'mon daddy"

Kali ini Renjun tak menolak sentuhan dari Jeno, apalagi saat bibir Jeno mencium bibirnya dengan lembut, bibir ini adalah candu Renjun sedari awal mencobanya.

Renjun tak pernah menyesal menjadikan Jeno sebagai partner praktek ciuman pertamanya. Pada akhirnya Jeno menjadi miliknya juga.

Ciuman Jeno sekarang berubah menjadi menuntut, Jeno melumat bibir Renjun dengan sedikit brutal. Renjun tersenyum dalam ciumannya, kemudian Renjun membalas ciuman Jeno tak kalah menuntut.

Suara kecipak basah memenuhi kamar Renjun. Untung dinding sekat antara barak mereka dengan barak sebelah itu tebal jadi gak akan kedengaran sampe sebelah, asal mereka desahnya gak teriak-teriak aja.

Tangan besar Jeno sudah bergelayapan di dada Renjun yang masih terbalut kaos tipis. Ditariknya puting Renjun yang mencuat, seketika Renjun melepaskan tautan mereka "ahhh"

Kini, mata sipit itu mentap dua tonjolan yang lagi dia mainkan. "Mau nenen" gumamnya namun masih bisa didengar oleh Renjun.

"Buka aja" ucap Renjun

Jeno mengerjap sebentar kemudian senyum dibibirnya merekah. Dikecupnya bibir basah dan sedikit bengkak milik Renjun, setelah itu dengan tergesa Jeno melepas kaos yang Renjun kenakan dan langsung terpapang jelas tonjolan merah muda kecoklatan yang menggoda libido Jeno.

"Ayok isap, mas Jeno"

Mas?

Mas Jeno katanya, wahh Jeno senang bukan main "tetap panggil aku kayak gitu" ujar Jeno sebelum mulunya meraup habis puting Renjun, dan puting satunya dia mainkan menggunakan jari-jari besarnya.

Bibir tebal Renjun hanya bisa ia gigit menahan geli di putingnya, geli namun nikmat.

Bibir Jeno beralih lagi mengulum dan melumat puting satunya. Setelah merasa cukup dengan kegiatan nenennya, bibir Jeno mengecupi leher hingga dada Renjun. Jeno masih waras supaya gak bikin tanda di sekitar leher mengingat Renjun besok akan kesekolahan bapak Suho.

Disekitar dada milik sang pacar sudah tercetak beberapa tanda merah kebiruan. Turun lagi keperut yang terbentuk samar-samar itu untuk memberinya tanda kepemilikan.

Renjun mendorong kepala Jeno yang asik menghisap pusarnya namun Jeno enggan menjauh kan kepalanya dan kembali menghisap pusar Renjun "sudah Jen, aku juga mau bikin tanda di badan kamu"

Merasa Jeno gak mau menajuhkan kepalanya malah manusia ganteng itu malah mengigit kecil kulit di bahas pusarnya "ahh mas, please"

Mendengar sebutan 'mas' keluar dari mulut Renjun seketika Jeno menjauhkan wajahnya dari perut Renjun "oke" lalu Jeno melepas bajunya "bikin tanda sepuas kamu di tubuh mas, kalau mau dileher juga lebih bagus, jadi orang-orang tau kalau aku udah jadi milik kamu"

"Dih, kamu mah" satu cubitan kecil Renjun layangkan di bahu keras Jeno, entahlah Renjun merasa malu atas ucapan Jeno.

Segera Jeno menangkup pipi merah Renjun "lucu banget sih pacar mas kalau lagi salting"

Renjun memalingkan wajahnya seraya menyingkirikan tangan Jeno dari wajahnya "apasih. Aku mau buka baju kamu"

"Sure, baby" Jeno melepaskan tangkupan tangannya dari wajah Renjun, kemudian Renjun langsung menanggalkan baju yang Jeno kenakan

Renjun menatap kagum tubuh Jeno yang terbentuk sempurna, meski akhir-akhir ini Jeno jarang olahraga selain joging dan olahraga ringan seperti push up dan sit up, namun tubuh Jeno tetap keras, ditambah lagi Jeno sesekali gelantungan di pintu belakang sambil ngeliatin Renjun jemur cucian.

Bukan Jeno gak mau bantu Renjun menjemur pakaian tapi Renjun yang ngelarang dia, kata Renjun jemuran Jeno tuh berantakan gak enak dipandang.

Kembali kekegiatan mereka. Kini Renjun sudah mulai mencium bibir Jeno sebentar kemudian ciumannya beralih menuju leher sang dominan, lalu turun lagi menuju dada Jeno. Renjun mau coba ngisap puting kecoklatan punya Jeno

"Mhh sayang, geli" ujar Jeno saat merasakan putingnya diisap oleh Renjun. Renjun tak peduli dia tetap melanjutkan menghisap dan melumat puting Jeno bergantian

"Sayang, kamu gak ada niatan bikin aku pihak bawah kan?"

Plop

Puting kecoklatan punya Jeno seketika Renjun lepas dari kulumannya "wah, ide bagus" ucapnya dengan mana penuh binar

Jeno merasa was-was seraya memandang Renjun menelisik kurang suka, soalnya firasat Jeno kurang baik

"Aku mau nusuk coba nusuk kamu, biar kanu ngerasian ditusuk dan aku ngerasain nusuk"

Dengan cepat Jeno mendorong Renjun hingga berbaring, dengan dua tangan Renjun Jeno tawan dengan telapak tangannya yang besar "Gak ya Ren, pacar mu ini pihak atas sejati kamu gak usah aneh-aneh, gila kamu jangan kumat lagi kayak waktu itu"  

"Yasudah, penuhin aku sekarang mas"

TBC

Dibalik Kata Sahabat (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang