Plop
Jeno mengeluarkan kepunyaannya dari dalam lubang kesukaannya. Semalaman mereka tidur dengan penis Jeno didalam lubang Renjun.
Setelah Jeno mengeluarkan penisnya, cairan kental berwarna putih seperti susu juga ikutan mengalir keluar dari lubang merah muda itu.
Jeno meringis melihatnya, ia mengambil tisu basah kemudian membersihkan lubang kesayangannya.
"Sayang bangun" dengan lembut Jeno membangun kan Renjun dengan cara mengelus pipi gembil yang sering ia ciumi.
Dengan perlahan mata Renjun terbuka kemudian menguap lebar "hoaammm, masih ngantuk Jeno" ujarnya parau
Jeno tersenyum dan mendudukan Renjun dengan lembut "kamu gak lupakan hari ini kesekolahan bapak Suho?"
Perkataan Jeno seketika membuat mata Renjun membelalak "astaga aku lupa, untung kamu ingetin—ahk badan ku rasanya remuk"
Wajah Jeno terlihat bersalah "maaf ya, nanti aku pesanin taksi biar kamu gak capek nyetirnya." Renjun hanya pasrah mengangguk, itu adalah ide yang sangat pas disaat keadaan tubuhnya begini.
• • •
"Terimakasih ya pak"
"Terimakasih kembali Renjun, semoga kamu betah jadi guru les disini nanti"
Keputusan sudah bulat, Renjun mengajar setelah ia pulang kampung nanti, dan juga tepat diajaran semester baru bagi anak-anak sekolah. Dari tadi Jeno hanya diam menjadi saksi kesempakatan mereka.
"Pulang ini taksinya aku yang bayar ya?" Ujar Renjun tiba-tiba
"Gak, biar aku aja" tolak Jeno
Renjun melambaikan amplop tebal didepan Jeno "jangan lupa aku baru dapat bayaran lukisan tadi. Pokoknya aku yang bayar." Ujar Renjun membuat Jeno menghela nafas pasrah.
Lumayan deh uangnya gak berkurang banyak, lagian cafenya masih berpendapatkan kecil karena itu masih baru buka. Tapi kayaknya malam ini akan banyak pengunjung muda-mudi, mengingat letaknya sangat strategis ditengah kota berhadapan dengan taman juga.
Soal tempat gym, anak bosnya sendiri yang mengurus setelah pulang dari kuliah diluar negeri. Jung Jaehyun namanya, wisuda bidang psikiater. Mungkin siapapun yang stress atau orang gila dihadapkan dengan Jaehyun akan langsung membaik cuma melihat wajah tampannya.
Jeno berharap Renjun gak akan pernah ketemu sama anak bosnya, bahaya. Apalagi Jaehyun punya senyum yang menawan dengan kedua otot pipinya yang cacat itu.
Tapi Jeno punya senyuman mata bulan sabit dan itu gak kalah menawan dan mempesona kok. Buktinya banyak yang suka Jeno, tapi Jenonya aja yang abai.
Sampai akhirnya mereka sampai depan barak, dan taksi bener-bener Renjun yang bayar.
"Bantu aku masak buat makan siang ya sayang"
Segera Jeno memberi gestur hormat "Siap, honey"
Dan apa yang ditakutkan Jeno terjadi. Tepat di sore sabtu Jeno mengajak Renjun ke cafe bertepatan dengan Jaehyun yang juga baru datang dan sialnya cowok itu malah tersenyum.
"Hallo Jeno" sapa Jaehyun
Jeno juga balas tersenyum "hallo bang, baru sampe?" Tanya Jeno basa-basi. Tangan kiri Jeno memeluk erat pinggang Renjun yang lagi kebingungan melihat siapa orang yang baru saja menyapa Jeno.
Gerak-gerik Jeno tak lepas dari pandangan Jaehyun "iya Jen. Manis ya Jen" ujarnya sambil terkekeh
Apa-apaan itu Jaehyun? Bikin panas aja "Haha punya gue. Yasudah gue duluan bang" Dengan cepat Jeno membawa Renjun masuk cafe. Renjun hanya melemparkan senyum kearah Jaehyun sebagai isyarat permisi.
Jaehyun membalas isyarat Renjun kemudian iya tertawa pelan "posesif juga tu bocah, tapi pacarnya emang manis" setelah berucap begitu Jaehyun menaiki tangga diluar menuju lantai dua tempat gym.
Untuk keluar-masuk ketempat gym memang disengaja tangganya diluar kalau didalam takutnya pas orang abis olahraga lewatin pengunjung cafe dengan bau keringat dan berujung bikin muntah kan bahaya, dan juga ada sebagian orang jijik dengan peluh.
"Dia tadi siapa?" Tanya Renjun setelah sampai diruangan Jeno. Renjun kini berkeliling mengitari ruangan itu.
"Anak bos" jawab Jeno seadanya dan sekenanya
"Namanya siapa?"
"Jaehyun"
"Baru liat aku"
"Dia baru datang dari luar negeri lusa kemaren. Udah jangan bahas dia, aku cemburu" ucap Jeno sambil merengut
Yang tadinya mata Renjun menatap keluar jendela sekarang atensinya teralihkan menatap pemuda yang menyandang status sebagai Renjun boyfriend . Seketika Renjun tertawa kemudian mendekati cowok bereyesimle.
Cup
Renjun mencium pipi tirus pacarnya kemudian duduk dipangkuan Jeno. Jari telunjuk Renjun mengangkat dagu Jeno yang sedari tadi menunduk "hey, tatap aku".
Jeno menatap Renjun tapi ia tetap cemberut. Tangannya juga sudah melingkar apik dipinggang Renjun
"ku akui dia memang ganteng, tapi kamu sempurna dimata ku. Lagi pula, hatiku sudah dipenuhi sama kamu" ujar Renjun cheesy. Tumben biasanya anak ini ogah berkata keju seperti itu.
Segera Jeno memeluk kesayangannya "cemburu ku berlebihan ya? Maaf, gak lagi" ujar Jeno dengan memelas yang membuat Renjun terkekeh gemas.
Diusaknya rambut sang dominan dengan gemas "Gakpapa, aku suka kamu cemburu, soalnya gemes hehe"
Sebenernya Jeno ingin menyangkal saat ia dibilang gemes tapi kalau itu Renjun yang bilang dan itu bikin Renjun senang, Jeno mah gakpapa.
Belum puas acara gemes-gemesan, hp Renjun malah berbunyi. Ternyata panggilan dari Chenle
"Hallo Jun, lo dimana?"
"Gue di cafe Jeno, kenapa?" Jawab Renjun sambil menjauhkan kepala Jeno dari lehernya. Tu cowok malah mencium lehernya, dia takut keceplosan mendesah disaat telponnya masih tersambung.
"Ohh, pantes. Gue sama Jaemin lagi didepan barak kalian. Kami otw kesana deh nanti, sekalian malmingan ama ayang"
"Emang lo punya ayang?"
"Punya lah, nanti malam gue kenalin"
"Turut seneng gue, lo gak akan jadi nyamuknya Jaemin lagi hahaha—JENOO!"
"Kayaknya kalian lagi bermesraan ya, kalau gitu bye"
"Enggak Chen—yahh... Dimatiin. Kamu sih pake mainin puting aku segala!"
Jeno yang di omeli cuma tersenyum bahagia karena berhasil mengganggu pacarnya itu. Renjun itu selalu gemas meski ngomel-ngomel begini, Jeno suka.
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Kata Sahabat (NoRen)
Diversos[BxB] NoRen - Lee Jeno x Huang Renjun (✓) Persahabatan mereka memang terjalin dari masa kecil sampai masa kuliah sekarang. cerita mereka tidak ada si kaya dan si miskin karena kehidupan mereka sama sederhananya. mereka berdua berasal dari desa yang...