Bab 6 : Sederhana

2.7K 168 10
                                    

Jeno sedang asik me-lap salah satu alat menggunakan cairan anti bakteri, tiba-tiba ada yang memanggil namanya

"Jenooo"

Jeno menoleh kearah pintu masuk. Jeno tersenyum setelah melihat siapa yang memanggilnya "Yeji? Kenapa sayang?"

"Pengen nge-gym sekalian ketemu kamu, kangen" Yeji langsung memeluk Jeno.

Jeno tersenyum, dia melepas lap nya guna membalas pelukan sang kekasih dan sesekali mengelus sayang rambut Yeji "maaf ya tadi malam aku gak ada ngabarin kamu" ujar Jeno

"Kenapa sampai gak ngabarin sih? Tadi pagi juga gak ada" Yeji bertanya dengan nada kesal, dari wajahnya pun kelihatan bahwa Yeji sedang kesal.

Jeno melonggarkan pelukan mereka lalu mengecup dahi Yeji "maaf, tadi malam aku ada kerkom, pulangnya aku langsung tidur"

"Hah, Yasudahlah. Aku mau mulai, kamu lanjut lagi aja" Yeji menjauh dari Jeno dengan wajah kesalnya.

"Eh bentar" Yeji kembali membalikan badannya menghadap Jeno "kenapa bibir kamu bengakak?"

Dih, gawat!

"Tadi pagi aku baru bangun langsung jalan mau keluar kamar, tapi...." Tapi apa ya? "Tapi bibir aku kepentok pintu" alasan yang bagus, semoga Yeji percaya

"Oh, kirain kamu ciuman sama cewek lain. Sedangkan aku aja gak pernah kamu cium dibibir"

Jeno cuma bisa menggelengkan kepala. Sifat Yeji emang begitu dari dulu, selalu minta kabar pagi, siang, malam. Kalau Jeno mau nugas atau mau kemana gitu harus bilang dulu ke Yeji.

Tadi malam itu Jeno beneran lupa ngabarin Yeji karena dia juga buru-buru sampai makan malam aja gak sempat. Lalu pulangnya? Jeno gak mau ngasih tau soal itu, soal dia yang keasikan ciuman dengan sahabatnya sendiri sampai lupa dengan Yeji sampai pagi tiba.

Pagi tadi Jeno juga gak ngabarin Yeji, Jeno cuma ingat sama Renjun yang biasanya skip sarapan kalau lagi sendiri, makanya Yeji tadi nanya sama Renjun soal Jeno.

Soal perkataan Yeji tadi...... Ada benarnya juga, Jeno belum pernah cium Yeji dibibir apa Jeno coba aja mempraktekkan apa yang dia pelajari sama Renjun kemaren? Boleh juga.

Disaat Yeji ingin pulang, Jeno menahan cewek itu "kenapa kita ke sini, sayang?" Tanya Yeji penasaran, pasalnya pacar gantengnya ini membawa dia kesalah satu bilik wc

"Kamu udah pernah ciuman dibibir?" Tanya Jeno tiba-tiba

"Pernah sih"

"Ayok ciuman sama aku"

Yeji mengangguk, ini yang dia pengen. Jeno yang lebih dari biasanya.

Jeno menarik tengkuk Yeji yang membuat Yeji mengalungkan tangannya di leher Jeno. Jeno mulai menjilat dan menghisap bibir tipis sang pacar dan melumatnya pelan, hingga mereka sama-sama berperang lidah.

Meski Yeji menikmati semua perlakuan bibir Jeno, namu berbeda dengan Jeno, dia tidak menemukan kenikmatan yang dia dapatkan dari bibir Renjun.

Renjun Renjun Renjun Renjun

Sial, kenapa malah Renjun yang ada di fikiran Jeno?

Jeno melepas sepihak ciuman mereka "maaf ya sayang, aku laper" ujar Jeno sambil menyengir supaya Yeji gak curiga yang macam-macam. Untungnya sekarang udah tengah hari, waktunya makan siang.

"Makan bareng, gimana?" Tawar Yeji

"Hm boleh".

Orang yang dipikirkan Jeno sekarang juga sedang makan siang dengan Lia. Lia sebenarnya baru juga sampai, dia sengaja gak makan dirumah demi makan berdua dengan cowok tampan kelewatannya. Karena kelas Lia juga mulai dijam 1 siang

"Mau aku suapin gak, sayang?"

"Malu, Ren"

Renjun terkekeh gemas melihat tingkah Lia yang malu-malu gemesin, banget malah.

"Renjun"

"Hm" Renjun menyahuti dengan berdehem

"Aku udah diterima di univ
Amerika"

"Uhuk uhukk" saking kagetnya Renjun mendengar penuturan Lia sampai batuk-batuk "orang tua kamu jadi pindah?"

Lia mengangguk, sebenarnya dia juga gak rela meninggalkan pacarnya, tapi mau gimana lagi kalau orang tuanya yang pindah ke Amerika dan dia gak berani sendirian.

Raut wajah Renjun menjadi sedih. Renjun menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan "kamu siap LDR?" Tanya Renjun

Lia berfikir sejenak sebelum berkata "mungkin... Aku juga gak tau, Ren"

"Kalau aku selalu siap. Aku Rela nunggu kamu balik kesini, atau aku yang banyak duit buat nyamperin kamu kesana" ucap Renjun seraya menggenggam kedua tangan Lia dan mengusapnya lembut

"Akan aku coba" jawab Lia

Renjun tersenyum menenangkan, meski hatinya nyesek begitu juga hati Lia, dia gak tahan kalau melakukan hubungan jarak jauh.

"Aku percaya kamu, Lia. Dan apapun nanti keputusan kamu, aku akan selalu terima demi kenyamanan dan kebahagiaan kamu"

Lia berdiri dan membenarkan tasnya "Ah, sebentar lagi kelas ku mulai, aku kekelas dulu ya?"

"Aku anter ya?" Renjun menahan tangan Lia. Lia mengangguk seraya menampilkan senyum manisnya, kemudian mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan, sesekali  mengemontari mahasiswa/i lain kalau ada yang aneh menurut mereka.

Setelah mengantar Lia masuk kedalam kelasnya, Renjun bergegas pulang untuk tidur siang. Cukup waktu sepuluh menit berkendara dengan kecepatan sedang, Renjun sudah sampai barak sewaannya.

Tiba-tiba dia dapat pesanan lukisan untuk motivasi anak sekolah, dengan jumblah 18 lukisan. Cukup banyak juga, tapi Renjun di ajak ketemu nanti malam buat bahas soal ini lebih lanjut.

Wah, Rezeki nomplok ini, tapi Renjun kayaknya bakal kurang tidur.

Renjun tidur siang guna buat modal nanti malam untuk ketemuan sama bapak Suho. Dari namanya aja udah bau duit.

Gak kerasa cukup lama Renjun tidur, dari jam 1 sampai jam 4. Renjun beranjak mandi setelah itu memasak makan malam untuk dirinya dan Jeno.

Renjun hanya memasak ikan goreng, sayur bening, dan sambal tomat, sekitanya cukup untuk makan malam berdua. Sederhana sekali kan mereka ini?

TBC

Dibalik Kata Sahabat (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang