01

5.6K 475 15
                                    

Lisa menatap pantulan wajahnya di cermin kamar, hiasan rambut yang cukup simpel dan polesan makeup yang juga tidak terlalu menor namun masih tetap membuatnya mempesona. Gaun putih yang dikenakannya nampak cantik mungkin Lisa akan sangat bahagia malam ini kalau saja dia menikah dengan orang yang diinginkannya, bukan seperti sekarang rupanya saja Lisa tidak tahu.

Menghembuskan nafas perlahan, mulai menata hati dan pikiran agar tetap tenang walaupun tidak bisa. Lisa menoleh kala pintu kamarnya dibuka dari luar dan terlihatlah sang mama yang sudah tersenyum manis menatap kecantikan sang putri.

" Ayo sayang sebentar lagi acaranya dimulai" tanpa banyak bicara Lisa menghampiri mamanya, menatap lekat kedua mata wanita cantik yang tidak lagi muda itu, rasanya Lisa ingin menangis namun dia harus tahan.

" Kenapa sayang?"

" Gak papa ma, aku cuma pengen liat wajah mama aja yang lama" ucapnya yang malah mendapatkan kekehan kecil dari sang mama

" Tenang sayang, mama sama papa gak mungkin membiarkan anaknya menderita percaya sama pilihan papa dan mama, calon kamu orang yang bertanggung jawab, jadi kamu jangan khawatir lagi ya?" Lisa hanya mengangguk saja, rasanya benar-benar seperti mimpi dan dia ingin segera bangun.

Tuan Magenta menyusul istri dan anaknya yang belum juga turun, ternyata mereka sedang berpelukan. Pantas saja lama, pikirnya.

" Ayo nak kita berangkat papa tidak ingin membuat mereka menunggu " akhirnya keluarga Magenta berangkat menuju sebuah gereja yang akan menjadi tempat pernikahan Lisa malam ini.

Yah pernikahan itu benar-benar terjadi, tidak dihadiri oleh banyak tamu hanya beberapa keluarga terdekat dari kedua belah pihak, alasannya karena Lisa yang masih sekolah.

Tak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka sampai di gereja yang sudah ditetapkan. Disana sudah ada yang menyambut kedatangan mereka, tak lain dan tak bukan calon besan keluarga Magenta.

" Selamat datang dan selamat malam tuan dan nyonya Magenta" Fadlin Magenta, ayah dari Lisa langsung menerima uluran tangan dari Gio Xavier, calon besan nya atau ayah dari calon menantunya.

" Selamat malam juga tuan Xavier, jangan terlalu formal" tuan Magenta

" Ah iya juga ya sebentar lagi kita akan menjadi besan" tuan Xavier

Marissa Magenta dan Allea Xavier juga saling menyapa dengan anggun, sedangkan Lisa? gadis itu hanya memperhatikan saja, menurutnya tidak ada yang harus dia lakukan.

Karena tak ingin melewati waktu baik, akhirnya Lisa di tuntun oleh tuan Magenta menuju altar dan Lisa bisa melihat dengan jelas bahwa disana sudah ada seorang wanita dewasa yang berdiri dengan muka datarnya, seketika otaknya blank. Apakah dia akan dinikahkan dengan wanita itu, gila sungguh gila itulah yang ada dipikiran Lisa.

Karena penasaran Lisa pun berbisik pada ayahnya tentang wanita yang sedang menunggunya di altar.

" Papa apa aku akan menikah dengannya?"

" Tentu saja, memangnya kenapa?"

" What dia perempuan papa sama denganku bagaimana bisa papa menikahkan ku dengannya"

" Ya bisa, lagipula dia tidak mungkin menikah dengan laki-laki, dia terlalu mandiri untuk seorang laki-laki"

" Kenapa begitu?"

" Kamu akan tahu nanti, sudahlah sekarang sudah waktunya untuk kamu menikah"

" Papa batalin aja ya, Lisa janji deh gak akan nakal lagi, gak ngomong kasar lagi, asalkan papa jangan nikahin Lisa sama dia, please papa" ucap Lisa memohon walaupun sedikit berbisik

Istri bar-bar sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang