20

4.4K 384 59
                                    

Jennie membaringkan tubuh sang istri, dia tidak membawa Lisa menuju mansion Xavier melainkan membawa Lisa ke apartemennya. Kenapa Jennie membawanya kesana? Tentu saja karena dia tak ingin membuat khawatir kedua orangtuanya dan mertuanya.

Saat hendak bangkit untuk mengambil air guna membersihkan wajah Lisa. Jennie dikejutkan dengan tangan yang menahan pergerakannya. Jennie menatap Lisa yang juga menatapnya. Tatapan Lisa kali ini sangatlah berbeda, penuh dengan kesedihan dan Jennie tidak menyukainya.

" Ada apa wife?" Jennie memilih duduk dan mengelus lembut pipi Lisa

" Katakan sayang" karena Lisa tak kunjung berbicara Jennie hanya mampu memberikan senyuman dan elusan pada Lisa.

" Kak?" Jennie mengerutkan keningnya melihat Lisa yang nampak gelisah

" Apa wife?" Jennie kembali bertanya mencoba untuk sabar menghadapi Lisa yang mungkin masih shock dengan kejadian yang baru saja terjadi.

" Tolong Lisa kak, tolong hilangin jejak laki-laki brengsek itu ditubuh Lisa" sembari sesegukan Lisa menatap mata kucing Jennie, memintanya untuk menyentuh bagian tubuh yang sempat Mahen sentuh.

" Aku takut kelepasan wife" Jennie bukannya tak ingin, namun dia juga manusia. Tidak mungkin dia tidak akan tergoda dengan tubuh istrinya.

" Kita udah nikah kak, memang sudah seharusnya aku melayani kakak" awalnya Jennie ragu namun melihat tatapan sendu Lisa membuatnya iba. Jennie mengubah posisinya menjadi diatas Lisa, mengungkung tubuh istrinya.

Perlahan bibirnya mulai menyentuh bibir tebal Lisa, awalnya memang hanya menempel namun lama kelamaan Jennie mulai menyesapnya, melumat bibir tebal Lisa dengan penuh gairah. Lisa tentu membalas ciuman Jennie biar bagaimanapun dia harus menghargai Jennie dan mungkin memang sudah saatnya dia menyerahkan hak Jennie atas tubuhnya.

" Mmmhhhhh......"

Desahan mulai terdengar, Lisa tak tahan dengan ciuman Jennie yang mampu memberikannya kenikmatan.

Tangan Jennie mulai mengelus leher dan pundak Lisa, ciumannya turun menuju leher jenjang Lisa, Lisa yang mengerti memberikan akses dengan mendongakkan kepalanya.

" aaaaahhhhh kaakhh" Jennie tentu semakin menjadi ketika mendengar desahan demi desahan yang keluar dari mulut Lisa.

Puas dengan leher dan bibir Lisa, Jennie kembali menatap Lisa tangannya hendak membuka kancing seragamnya Lisa namun sebelum itu dia ingin meminta izin pada istrinya. Melihat Lisa yang mengangguk Jennie mulai membuka satu persatu kancing seragamnya Lisa.

Jennie menatap payudara Lisa yang masih tertutup bra, milik Lisa tidak besar namun tidak kecil juga, sangat pas ditangannya. Jennie kembali mencium Lisa, tangannya mulai meremas payudara Lisa secara perlahan.

"aaaaahhmmmm....."

Melepaskan ciumannya, Jennie mulai membuka baju dan bra Lisa, tangannya meremas payudara Lisa bergantian.

"Aaahhh kkaaakhhh aaahhh"

" Call my name baby"

" Jennniiieeehhhh"

" Aaahhh hisapphh kakhh"

" Seperti ini baby?"

" Iyaaahhh lebihh kuathh"

Jennie menghisap payudara Lisa seperti bayi yang kehausan. Tangannya yang lain meremas dan mengelus perut Lisa. Lisa sungguh dibuat tak karuan oleh sentuhan demi sentuhan dari Jennie.

Istri bar-bar sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang