Pagi ini Sabil sudah berlari di koridor kampus terlihat terburu-buru karena terlambat untuk mengikuti mata kuliah pertamanya.
Brukkkk
Sabil terjatuh dan berteriak, "aduhh! emang nggak lihat ada orang ganteng lewat, main tabrak aja!" sambil meringis kesakitan.
Sabil mendongakkan kepalanya melihat ke arah orang tersebut.
"Pagi-pagi udah ketiban rezeki aja nih gue, ketemu mas Tara." batin Sabil.
"Bangun." ucap Wistara tegas. Sabil langsung berdiri dan membersihkan celana belakangnya yang sedikit kotor karena terjatuh tadi.
"Maaf ya mas Tara ganteng, Sabil bakal tanggung jawab kok. Tapi nanti ya, sekarang masih ada matkul, bye." ujar Sabil sambil melambaikan tangannya dan berlari menuju ke kelas meninggalkan Wistara yang kebingungan.
Benar saja, kelas sudah ramai dan sepertinya hari ini semesta berpihak pada Sabil. Pagi ini dosen secara tiba-tiba meminta perkuliahan dilakukan secara online saja.
"Lo kemana aja, untung dosen minta kuliahnya online. Kalo offline, bisa dihukum lo." ujar Fahmi, sesaat setelah Sabil mendudukan dirinya di sebelah Fahmi.
Sabil duduk dan menyandarkan dirinya pada kursi, "biarkan sahabat mu ini bernapas dulu ya, habis ketiban rezeki nomplok nih gue."
"Lo tau nggak sih mi, gue tadi nggak sengaja nabrak kak Tara dikoridor kampus." lanjut sabil dengan wajah yang seketika sumringah.
"Terus, dia marah nggak ke lo?" Fahmi penasaran. "Nggak tau juga, soal nya gue kan buru-buru karena ada kelas. Wajahnya datar banget tapi tetep ganteng." jelas Sabil dan Fahmi hanya memasang raut wajah masam mendengar ucapan terakhir Sabil.
Setelah kelas selesai, Sabil dan Fahmi memutuskan untuk ke kantin. Dari kejauhan, Sabil melihat Wistara dan Galih duduk di bangku paling pojok.
"Mi, ayo ke pacar lo," ucap sabil. Fahmi terkejut, "lo mau gebet pacar gue bil?" dengan tatapan yang sedih. "Bego. Lihat tuh, ada kak Wistara disana. Lo nanti duduk depan kak Galih." Jelas Sabil sedikit sabar pada Fahmi.
"Ngomong dong babi, biar gue nggak salah paham gitu." Fahmi tertawa dan menoyor kepala Sabil.
"Bentar, gue mau beli makanan buat kak Wistara, sebagai bentuk tanggung jawab gue." Sabil menarik tangan Fahmi menuju satu stand di kantin.
~Di sisi lainnya~
Wistara dan Galih duduk di Kantin menikmati makanan sebelum masuk kelas siang."Muka lo kenapa bro, kok datar aja dari tadi." tanya Galih
"Biasanya juga gini." ucap Wistara singkat. Galih mengerutkan dahi nya, "lo ada masalah lagi?".
"Nggak ada. Tapi tuh bocah, pagi-pagi udah bikin mood gue makin buruk aja." jawab Wistara
"Bocah? Sabil maksud lo?." tanya Galih dan di balas anggukan kepala oleh Wistara.
"Bro, gue mau tanya, lo masih nggak mau buka hati buat seseorang?" Kali ini Galih bertanya dengan hati-hati, "kenapa lo tanya kayak gitu?" tanya Wistara balik.
"Ehmm gapapa sih, eh itu bocahnya sama pacar gue." Ucap Galih mengalihkan pembicaraan.
~~~
"Halo sayang." Fahmi langsung beringsut mendekat ke Galih. Berbeda dengan kedua orang lain nya, terlihat canggung. Bahkan sedari tadi, Sabil ragu untuk duduk didepan Wistara.
"Duduk," seru Wistara kepada Sabil.
"Iya kak." segera Sabil duduk dan memberikan sebuah kue kecil untuk Wistara yang baru saja ia beli di Kantin."Buat lo kak, maaf ya buat yang tadi. Sabil nggak sengaja nabrak kakak hehe." ucap Sabil dengan senyuman manisnya.
"Nggak perlu, gue mau ke kelas dulu gal, Lo nyusul aja nanti." Jawab Wistara dan beranjak pergi dari kantin.
"Sialan. Baru aja nyuruh gue duduk, dia nya malah pergi. Makanan gue ditolak pula." Batin Sabil.
"Lo yang sabar ya cil, kalo mau dapetin Tara. Sini kue nya buat gue sama Fahmi aja." ujar Galih dengan mengambil kue tersebut dan langsung memberikan suapan pertama nya kepada Fahmi.
"Gak ada sopan-sopan nya nih orang, putusin aja Mi." Sabil merengut kesal dan mengerucutkan bibirnya.
"Bil, lo yang tenang. Nanti aku sama kak Galih bakal bantu kalian jadian deh, jangan marah-marah mulu." ucap Fahmi dengan mulut yang masih penuh makanan.
Sabil merotasikan kedua bola matanya dan berdecak, "Telen dulu itu makanan, jangan banyak omong. Kayaknya emang gue harus lebih effort buat dapetin kak Tara nih." Ucapnya sambil mencomot kue yang akan di makan Galih.
•
•~ Kediaman Wistara ~
"Habis dari mana? Kuliah? Kenapa pulang malam?" tanya seorang pria dengan setelan jas yang membuatnya terlihat sangat berwibawa.
"Apa urusan nya dengan mu?" jawab Wistara tanpa melihat ke pria tersebut dan langsung berjalan menuju anak tangga.
Baru saja akan melangkah terdengar suara tegas dari pria tersebut yang menghentikan langkah Wistara.
"WISTARA RIVANDI. Dimana sopan santun mu terhadap papa!" Tegas Owen, Ayah Wistara. Dia pun mendekatkan langkahnya ke Wistara.
"Bukan kah dari dulu tidak pernah diajarkan oleh papa." jawab Wistara datar dan terus menatap Ayahnya dengan tatapan kebencian.
"APA MAKSUDMU BERKATA SEPERTI ITU!" Satu pukulan melayang pada pipi Wistara yang membuatnya sedikit mengeluarkan darah dari ujung bibirnya.
"PUKUL LAGI PA! TAMPAR LEBIH KERAS LAGI!" Teriak Wista pada Ayahnya. "Daripada mengurus Wista lebih baik papa pikirkan pekerjaan papa sendiri." lanjut Wista sambil menyeka darah di bibir nya dan segera pergi dari tempat hampa itu.
•
•
•Maaf ya kalo ceritanya ngebosenin.
Jangan lupa vote yaa~~Thank you🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Orangeade (WinnySatang)
Fanfiction"Apa itu cinta dalam diam, aku akan mencintaimu dengan ugal mas Tara." - Sabil "Dasar, bocah gila." - Wistara Keduanya memiliki sifat yang berbeda, lalu apakah mereka berdua bisa bersama-sama? Cerita ini terinspirasi dari lagu TXT - Blue Orangeade...