Lampu Hijau

527 46 0
                                    

Udara pagi berhembus dengan sejuk, sangat cocok dipadukan dengan suara air laut yang saling bertabrakan.

Wistara dan anggota lainnya sudah bangun terlebih dahulu dan bersiap untuk kegiatan, berbeda dengan Sabil yang masih tidur dengan nyenyak di tenda.

"Bil, bangun!!" ucap Fahmi dengan menggoyangkan tubuh Sabil bermaksud agar Sabil segera bangun.

"Susah banget tuh bocah kalo dibangunin." keluh Fahmi menghampiri Wistara yang sedang memberikan arahan kepada anggota untuk kegiatan penanaman bibit pohon.

Mendengar itu, Wistara langsung menuju tenda dan mencoba membangunkan Sabil yang masih pulas tertidur.

"Cil, bangun! Anggota lain udah mulai kegiatan." ucap Wistara dengan nada tegasnya.

"Lima menit lagi deh mas, Sabil masih ngantuk." jawab Sabil dengan mata yang masih terpejam.

"Enggak! Lo bangun apa gue cium sekarang." bisik Wistara ditelinga Sabil.

Sabil langsung membuka matanya dan berkata, "boleh mas hehe, tapi jangan sekarang deh, nunggu kita resmi pacaran ya."

Setelah mengatakan itu, Sabil langsung keluar dari tenda dan bersiap untuk bergabung bersama anggota lain yang sudah menanam bibit pohon di tempat yang sudah diizinkan.

Kegiatan ini berlangsung sampai siang hari dengan terik matahari yang panas.

"Capek gue mi, panas juga." oceh Sabil yang duduk bersandar dibawah pohon rindang.

"Halah, lo cuma ikut separuh kegiatan ya anjing. Lihat yang lainnya tuh, masih semangat semua apalagi crush lo, beda banget nggak kayak lo." jelas Fahmi yang ikut duduk di sebelah Sabil.

"Mulut lo jahat banget Mi sama gue, sejelek itu ya gue kalo disandingin sama kak Tara?" tanya Sabil dengan nada yang sedih.

"Ehh gue nggak bermaksud ngatain lo Bil, sumpah. Lo pantes kok bersanding sama kak Tara cuma ya lo harus ngurangin sifat malas lo itu.  Punya sifat yang berbeda bukan hal yang buruk, setidaknya kalian bisa melengkapi satu sama lain nantinya." jelas Fahmi panjang yang cukup menenangkan perasaan Sabil yang gundah gulana.

"Udah jangan sedih, besok kita masih ada kegiatan. Semangat bil, gue selalu dukung lo sama kak Tara kok." lanjut Fahmi sambil merangkul pundak Sabil.

Mereka pun melanjutkan kegiatan tersebut seperti biasa sampai selesai.

Hari pertama done

~~
Hari ini adalah hari terakhir mereka semua melakukan kegiatan Mapala.

Dan hal yang paling dihindari Sabil tidak bisa dielakan karena sebagai acara penutupan kegiatan ini adalah diving.

Semua anggota sudah menaiki perahu hanya Fahmi dan Sabil yang belum naik.

"Mi, gue takut. Kalau ada apa-apa sama gue, titip pesan ke orang tua gue ya, sama jangan lupa confess in perasaan gue ke kak Tara." jelas Sabil yang ragu akan menaiki perahu

"Alay lo, buruan naik. Kalau lo kenapa-kenapa. Gue pastiin Wistara selaku ketua UKM ini mati di tangan gue." jawab Fahmi mendorong tubuh Sabil untuk segera naik perahu.

Sampailah mereka ditengah laut, tidak cukup jauh dari jarak daratan sebenarnya. Beberapa anggota sudah mulai menggunakan perlengkapan diving, ada juga yang hanya menggunakan rompi pelampung.

Semua bersenang-senang, berbeda dengan Sabil yang menampakkan wajah pucatnya.

"Cil, buruan lompat kesini. Ngapain lo di perahu terus!" Teriak Galih yang langsung dipukul oleh Fahmi.

Teriakan Galih secara tidak langsung membuat Sabil menjadi bahan perhatian anggota. Tidak lama, anggota lain juga memberi semangat kepada Sabil dan bersorak, "lompat! lompat! lompat!".

Sabil yang dikondisi itu sangat bingung. Ingin membuang rasa takut, tapi hati dan fisik berkata lain. Mencoba menghembuskan nafas panjang, akhirnya Sabil mencoba memberanikan diri untuk lompat dari perahu.

Hal ini tidak terlepas dari pandangan Wistara yang sudah bersiap diri dibawah, takut jika Sabil tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

"Sabil lo pasti bisa. Hilangkan rasa takut lo kalo mau bersanding sama mas Tara." lirih Sabil dengan mata terpejam, bersiap untuk melompat.

Sabil melompat, sedikit gelagapan ketika tubuhnya bertemu dengan air laut yang dingin. Hal yang ditakutkan terjadi, sabil tidak bisa mengontrol dirinya.

Beberapa kali tenggelam dan mencoba untuk meraih kembali keatas. Pikirannya terlalu keruh, untuk memikirkan hal yang baik-baik saat ini.

Tiba-tiba ada tangan yang meraih tubuhnya, membawa tubuh lemah itu kedalam pelukannya. Siapa lagi kalau bukan Wistara.

Sabil pun langsung berpegangan pada pundak Wistara, membuat keduanya saling menatap, dan merasakan hati keduanya berdegup kencang

"pegangan cil, tenangin diri lo" lirih Wistara kepada Sabil yang menangis dengan posisi merangkul leher Wistara.

Setelah kegiatan penutupan itu, semua anggota bersiap diri untuk kembali pulang.

"Saya Wistara selaku ketua UKM Mapala, ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua anggota yang sudah berpartisipasi, semoga kedepannya kita bisa dipertemukan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan maaf apabila selama kegiatan, ada suatu kejadian yang tidak dinginkan bisa kita jadikan bahan evaluasi untuk kedepannya..." jelas Wistara panjang sebagai tanda kegiatan ini sudah sepenuhnya selesai.

"Akhirnya nih acara sudah selesai. Lo masih kepikiran kejadian tadi ya bil?" Tanya Fahmi kepada Sabil.

"Kepikiran dikit doang, seandainya tadi nggak ada kak Tara, kayaknya gue udah gak ada. Lo pacaran mulu sih" jawab Sabil lemah.

"Hush, gue panik ya sama kak Galih lihat lo tadi." ucap Fahmi yang langsung memeluk Sabil dengan erat.

"Untuk duduknya sesuai partner berangkat ya, jangan tuker-tuker!" Teriak Galih.

Diperjalanan, Wistara sedikit khawatir dengan keadaan Sabil yang sejak tadi hanya diam tidak bersuara.

"Keaadan lo udah tenang cil?" Tanya Wistara yang hanya dibalas anggukan oleh Sabil.

Wistara pun langsung membawa tubuh lemah Sabil kedalam pelukannya. Sabil yang lemah hanya menerima pelukan itu.

Sabil pun sampai di kosnya pada malam hari, dia pun langsung membaringkan tubuhnya di kasur.

Tringg~

"Chat dari siapa nih?" tanya Sabil sedikit bingung.



Jangan lupa voteee~
karena vote mu adalah semangatku

Terima kasih🥰
-sky

Blue Orangeade (WinnySatang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang