Bus telah berhenti yang menandakan tujuan sudah ada didepan mata, dengan pemandangan matahari di sore hari yang menambah kesan keindahan.
Semua anggota pun segera turun dan baris disebelah bus.
"Heh, bangun lo!" ucap Wistara yang mencoba membangunkan Sabil.
Sabil terbangun, "udah sampai ya, kok mas Tara nggak bangunin Sabil sih." Sabil pun segera bergegas turun dan ikut baris dengan anggota lainnya.
"Bocah sableng, jelas-jelas gue yang bangunin lo tadi." gumam Wistara sambil turun dari bus.
"Lo kenapa bro, turun bus ngomong sendiri." tanya Galih sambil merangkul pundak Wistara.
"Nggak usah banyak tanya, buruan lo suruh anak-anak bikin tenda sendiri."
"Oke teman-teman! Untuk tenda nya semua udah bawa kan. Partnernya juga sama kayak waktu duduk di bus tadi ya! Segera bikin tenda dan nanti malam kita kumpul lagi disini." Teriak Galih kepada para anggota yang langsung bubar untuk membangun tenda masing-masing dan beristirahat.
Saat ini Wistara dan Sabil sudah menemukan tempat yang pas untuk mendirikan tenda.
"Mas, sini Sabil bantuin."
"Nggak usah, lo duduk aja. Yang ada nih tenda malah rusak." Sarkas Wistara kepada Sabil.
Bukan Sabil namanya kalau nggak jahil. Selama Wistara membuatkan tenda, selama itu juga Sabil menjahili Wistara seperti melepas kembali tali pada patok tenda, melempar batu-batu kecil kepada Wistara.
"Kenapa nggak sekalian batu besar itu, lempar ke gue. Biar sekalian wafat gue nya." gerutu Wistara.
"Ya jangan lah mas, nanti kalau kamu nggak ada. Suami aku siapa dong." jawab Sabil dengan tengil yang membuat Wistara merinding.
Hanya membutuhkan satu jam saja, tenda yang dibuat sudah selesai. Mereka berdua pun mengistirahatkan diri sebentar.
"Mas, habis ini acaranya apa?" tanya Sabil yang melihat Wistara sedang berkutat pada kertas berisi list kegiatan beberapa hari ini.
"Nanti malam kumpul." jawab Wistara singkat. "Besok kita mulai observasi laut, diving." lanjut Wistara.
Sabil mengubah ekspresi wajahnya saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Wistara.
Wistara menyadari perubahaan ekspresi Sabil, "lo nggak bisa berenang?" tanya Wistara penasaran.
"Bisa sih mas, tapi kalau diving, Sabil angkat tangan, takut kedalaman air." jawab Sabil sedikit cengengesan.
"Terus ngapain lo ikut mapala?"
"Ya kan Sabil pingin sama mas Tara terus."
Wistara yang mendengar perkataan Sabil memutar bolanya malas, "lo pinter banget membual." menatap Sabil dengan ekspresi yang sulit dimengerti.
Sabil tertawa, "Sabil ikut mapala, soalnya suka ke gunung mas. Gunung tuh emang effort banget buat mendaki, tapi kalau udah sampai di puncaknya, rasa lelah itu terbayarkan dengan pemandangan indah langit di atasnya. Apalagi waktu sunrise, indah banget mas." jelas Sabil panjang.
"Nggak takut hilang lo di Gunung." tanya Wistara.
"Nggak lah mas, ngapain takut juga. Yang naktuin tuh laut, nggak ada pijakan dasarnya. Kalau tenggelam wafat udah."
"Emang di Gunung nggak beresiko juga apa?" tanya Wistara dengan ekspresi mengejek.
"Ya ada, pokoknya lebih nakutin laut. Kalau ada megalodon gimana? Atau mosasaurus? Terus kita dimakan gimana." jawab Sabil dengan nada ketakutan.
"Aneh mulu pikiran lo." Wistara yang kesal pun memukul pelan kepala Sabil dengan kertas yang dia pegang.
"Ahh, sakit tau!" Sabil mengelus kepalanya.
"Berarti lo nggak suka kalo ke gunung mas?" Sabil bertanya sambil menatap Wistara yang terlihat sedikit berfikir.
"Gue dulu suka banget naik Gunung. Karena ada suatu hal, gue sekarang jadi prefer ke Laut aja, lebih tenang juga dengar suara ombak yang saling bertabrakan, belum lagi kalau udah sunset. Indah banget, nggak kalah sama pemandangan yang di Gunung." Wistara sedikit menundukkan kepalanya menatap lekat Sabil.
"Jangan lihat gue kayak gitu dong mas, kan jadi ada rasa ingin menciummu hehe." Batin Sabil sambil tersenyum.
"Lo kenapa, senyum-senyum sendiri. Kesurupan?" tanya Wistara yang melambaikkan tangannya di depan wajah Sabil.
Sabil sedikit terlonjak dan tersenyum, "Gapapa sih mas, lucu aja kita berbeda. Maksudnya kesukaan kita tuh beda." lanjut Sabil dengan gugup.
"Ya kesukaan orang mah beda-beda kali. Ngapain harus sama." ucap Wistara sambil berkutat kembali pada kertas yang dia pegang.
"Benar, asal perasaan kita aja yang nggak beda mas, hehe." jawab Sabil dengan cengiran khasnya.
"Nih bocah kenapa sih, takut banget gue dari tadi ngomongnya kek orang ngelantur mulu." Batin Wistara.
------
Side Story (saat penentuan tempat duduk)"Gue pingin duduk sama Sabil, lo atur aja pokoknya." jelas Wistara pada Galih yang sedang membuat list nama anggota.
"Hah! Nggak salah denger nih gue." ucap Galih dengan ekspresi terkejut.
"Pokoknya lo buatin, Gue sama Sabil. Selebihnya, terserah lo." ucap Wistara yang langsung meninggalkan Galih.
•
•
•Jangan lupa voteee guyss~
Terima kasih🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Orangeade (WinnySatang)
Fanfiction"Apa itu cinta dalam diam, aku akan mencintaimu dengan ugal mas Tara." - Sabil "Dasar, bocah gila." - Wistara Keduanya memiliki sifat yang berbeda, lalu apakah mereka berdua bisa bersama-sama? Cerita ini terinspirasi dari lagu TXT - Blue Orangeade...