Malam hari pun tiba, semua anggota mapala sudah berkumpul untuk menghabiskan malam bersama dengan api unggun ditengahnya.
Wistara selaku ketua mapala, menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dua hari kedepan karena memang ada sedikit perubahan. Yang tentu saja, dipahami oleh semua anggota.
"Bil, gimana lo setenda sama kak Wistara?" tanya Fahmi terhadap Sabil yang kini duduk disebelahnya.
"Seru, anggap saja seperti simulasi satu kamar sama calon suami jadi harus dibiasain." ujar Sabil yang mendapatkan pukulan kesayangan dari Fahmi.
Setelah asyik bercanda satu sama lain. Galih pun datang dan berkata, "sayang, ayo istirahat, besok kan padat jadwalnya." sambil menggenggam tangan Fahmi untuk menuju tenda.
"Sialan! Gue ditinggal sendiri nih disini." keluh Sabil menuju tendanya sendiri, namun tidak terlihat tanda-tanda keberadaan Wistara.
"Kemana nih Mas Wistara, kok kosong." lirih Sabil yang bersiap untuk tidur.
Namun, rasa takut Sabil lebih menguasai dirinya. Sudah sepuluh menit Sabil menunggu Wistara di tenda tapi sosok itu belum memunculkan batang hidungnya.
"Gimana yaa, udah malam banget, Mas Wistara nggak balik-balik. Tapi gue juga takut sendiri disini." berbagai pernyataan keluar dari mulut Sabil.
Setelah berpikir lebih matang, akhirnya Sabil memutuskan untuk mencari Wistara berbekal senter kecil digenggamannya.
Sabil pun berjalan menyusuri pinggiran laut, sedikit pusing karena perasaan takut lebih mendominasi ketika melihat laut, berharap Wistara ada disana namun nihil.
Tiba-tiba dari arah kejauhan tepatnya dibalik pepohonan yang gelap itu terdengar suara daun kering yang diinjak.
"A-apakah itu h-hantu?" ujar Sabil ketakutan. Karena penasaran Sabil pun mendekati asal suara itu, dimana semakin dekat semakin keras suara injakkan tersebut.
"Bunda, Sabil takut. Bagaimana kalau Sabil mati disini, kan belum jadi pacar Mas Wistara." batin Sabil.
Mengejutkan, secara tiba-tiba Wistara keluar dari balik pepohonan yang gelap itu dengan bermodalkan senter dari handphone yang diletakkan dibawah wajahnya.
"Anjinggg, setannn lo." teriak Sabil yang langsung berlari menuju tenda.
Wistara yang baru saja menyadari kehadiran Sabil sedikit terkejut dan langsung ikut berlari menyusul Sabil ke tenda.
Di dalam tenda, Sabil langsung merengkuh tubuhnya dan menutupi wajahnya sendiri dengan hoodie yang dipakainya berharap Wistara segera tiba.
Benar saja, tidak lama Wistara menyusul masuk kedalam, "Lo kenapa?" tanya Wistara ke Sabil yang ketakutan.
Membuka sedikit hoodie yang menutupi wajahnya, memastikan bahwa itu Wistara, "Sabil tadi lihat setan mas, mukanya kayak mas gitu."
"Sialan nih bocah kematian, muka ganteng gini disamain kek setan." batin Wistara.
"Maksud lo? Gue kayak setan?." tanya Wistara. "Itu gua tadi survei beberapa tempat yang sekiranya bisa dibuat kegiatan menanam pohon." lanjut Wistara dengan nada bicara lebih santai.
"Orang gila mana mas yang survei malam-malam gini kalau bukan lo doang. Sabil kan takut." ucap Sabil yang sudah mulai agak tenang.
"Maaf deh, udah sekarang lo tidur. Besok pagi ada kegiatan." jelas Wistara yang sudah merebahkan tubuhnya disusul dengan Sabil disampingnya.
"Mas Tara, diving nya jadi hari terakhir kan?" tanya Sabil perlahan.
"Iya, mangkanya gue survei tadi kan buat kegiatan besok." Jawab Wistara.
"Mas Tara!" panggil Sabil yang hanya dijawab gumaman singkat oleh wistara.
"Boleh minta peluk nggak? Sabil kedinginan." ujar Sabil mendekat ke arah Wistara.
"Manja lo." ucap Wistara. Berbeda antara perkataan dan tindakan, Wistara tanpa basa-basi lagi langsung memeluk tubuh kecil Sabil, berhadap-hadapan dengan kepala Sabil yang berada didadanya.
"Selamat malam Mas Tara." ucap Sabil yang sudah mulai memejamkan matanya dan terdengar suara dengkuran lirih.
"Iya, selamat malam." ucap Wistara sedikit tersenyum sambil mengelus punggung Sabil dan tidak lama kemudian Wistara juga terlelap dalam tidurnya.
•
•
•Maaf ya guys kalau terlalu pendek.
Jangan lupa voteee~Terima kasih🥰
-sky
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Orangeade (WinnySatang)
Fanfiction"Apa itu cinta dalam diam, aku akan mencintaimu dengan ugal mas Tara." - Sabil "Dasar, bocah gila." - Wistara Keduanya memiliki sifat yang berbeda, lalu apakah mereka berdua bisa bersama-sama? Cerita ini terinspirasi dari lagu TXT - Blue Orangeade...