Titik Kesadaran?

519 40 0
                                    

Cuaca panas pada siang hari ini setara dengan panasnya perasaan Sabil yang tak kunjung usai.

Saat ini Sabil dan Fahmi sudah berada di kantin fakultas menunggu kehadiran Galih.

Sabil mendengus, "pacar lo kemana? Lama banget."

"Sabar bil, bentar lagi matkulnya juga selesai." ucap Fahmi yang sedang menyantap cemilan.

Tak perlu menunggu lama, Galih terlihat berlari menuju kantin menghampiri Sabil dan Fahmi yang sudah lama menunggu.

"Maaf ya adek-adek pasti sudah nunggu lama ya?"

"Ya elah, pakek nanya. Mas Tara kemana? Kok gue nggak lihat sama lo." tanya Sabil kepada Galih yang sudah duduk disebelah Fahmi.

"Biasa, cosplay menjadi mahasiswa sepuh yang sedang memberi wejangan kepada ketua baru UKM Mapala." jawab Galih.

Sabil mengejek, "udah demis belaga banget tuh sepuh pakek acara memberi wejangan segala."

"Ekhemmm."

Terdengar suara dehaman dari belakang tubuhnya, membuat Sabil mematung. Berbeda dengan Galih dan Fahmi yang sudah terkikik melihat ekspresi Sabil.

"Siapa sepuh yang dimaksud hemm?" tanya Wistara yang mencubit pipi berisi Sabil dan langsung mendudukan dirinya di sebelah Sabil.

"O-oh itu t-temen aku dari ekskul musik hehe." jawab Sabil sedikit terbata-bata.

"Ku kira aku." ucap Wistara mencomot cemilan di meja.

"Emang lo tolol. Nih cowok nggak peka banget, pingin gue pukul kepalanya pakek nih sendok." batin Sabil.

"Itu cemilan pacar gue bangsat." ujar Galih tidak terima.

"Pacar lo ajak nggak mempermasalahkan, kok lo yang nggak terima."

"Dia baik orangnya, nggak kayak gue. Lo ngambil begitu sopan kah?"

"Santai, gue beliin lagi deh."

"Kagak perlu, dia punya cowok peka kayak gue. Gue bisa beliin dia sebanyak dia mau."

"CUKUP!!" teriak Sabil dan Fahmi secara bersamaan.

"Perkara cemilan aja panjang banget." keluh Sabil kepada dua orang yang katanya dewasa ini.

"Tau nih, lagian gue juga bisa beli sendiri! Ayo bil, kita pergi aja!" timpal Fahmi berdiri menggandeng tangan Sabil menjauh dari kantin.

"Ini semua gara-gara lo!" tunjuk Galih tepat diwajah Wistara dan langsung pergi meninggalkan Wistara sendirian.

~
Sudah berhari-hari semenjak pertengkaran kecil itu terjadi. Sabil, Fahmi, atau Galih seringkali menjauh dan menghindar dari Wistara. Hal ini membuat Wistara bertanya-tanya dalam benaknya.

Seperti hari ini, Wistara melihat Sabil yang keluar dari kelas setelah menyelesaikan mata kuliahnya. Saat ingin menyapa Sabil, terlihat Sabil langsung membuang muka dan pergi dari Wistara.

Sama halnya dengan Sabil, saat Wistara ingin menanyakan tugas akhir kepada Galih pun dia juga tidak menjawab pertanyaannya sama sekali dan memilih untuk memainkan ponsel miliknya.

Wistara takut akan kehilangan orang-orang terdekatnya lagi. Sudah cukup kenangan buruk yang terjadi dahulu menjadi lembar akhir kelam kisahnya, jangan ada lagi.

Sudah memasuki minggu ke dua dan masih belum ada perubahan sikap dari ketiganya kepada Wistara. Hal ini membuat Wistara frustasi kembali, namun kali ini dia bisa mengendalikan emosinya.

Cukup menjadikan pembelajaran dari yang dulunya selalu dipendam, maka saat ini Wistara akan mencoba untuk bercerita atau sekadar menanyakan apa yang salah darinya.

"Wistara lo bisa, ayo kita coba." lirih Wistara menyemangati diri sendiri.

Wistara pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju Galih yang sedang duduk sendiri di kantin fakultas.

"Gal, ada yang mau gue omongin sama lo."

Galih masih terdiam bahkan terkesan cuek. Wistara langsung mendudukkan dirinya dihadapan Galih.

Wistara menunduk, "Gue mau minta maaf atas semua perlakuan gue yang sekiranya nyakitin perasaan lo."

"Gue juga minta maaf sama lo, sifat gue terlalu kekanakan saat itu dan emang sempat terpancing emosi."

Setelah berminggu-minggu akhirnya Galih mau membuka suara, membuat Wistara sedikit lega bahwa sahabatnya ini masih mau berhubungan dengannya.

"Emang kenapa lo emosi ke gue?" tanya Wistara penasaran.

"Ya lo mikir aja bego! Sekarang gue mau tanya ke lo, Wistara! Sebenarnya perasaan lo ke Sabil itu gimana? Ini udah bertahun-tahun kita mau lulus dan lo masih tidak ada kepastian atas hubungan lo sama Sabil. Sesusah itu kah menyatakan cinta ke orang yang selalu ada buat lo?"

Wistara menghela napas, "Lo nggak tahu gal gimana gue mencoba untuk melupakan masa lalu dan menghargai perasaan Sabil. Perasaan gue masih denial terkadang gue benar-benar secinta itu sama Sabil terkadang gue bakal ingat masa lalu."

"Masa lalu tidak perlu untuk diingat lagi Tar, apalagi dalam hubungan lo ada orang ketiga. Secara logika, hal itu nggak bisa untuk dimaafkan."

"Gue tahu gal, mangkanya gue minta waktu ke Sabil."

"Tapi nggak sampai bertahun-tahun anjing! Gue juga kalau jadi Sabil sebaik apa pun lo, seganteng apa pun lo, seperhatian apa pun lo, kalau masih belum bisa buka hati buat orang baru bakal gue skip sih. Gue lebih cari yang lain! Tapi Sabil berbeda, dia mau bersabar nunggu lo."

"Pesan gue Tar, hargai seseorang yang saat ini ada bersama lo selagi masih ada. Jangan kemudian menyesal diakhir karena dia juga berhak untuk mencari kebahagiaan lainnya." lanjut Galih dan beranjak pergi meninggalkan Wistara yang kalut dalam pikirannya sendiri.



Jangan lupa voteee guyss~
Maaf kalau ada beberapa yang typo dalam tulisannya.

Terima kasih🥰

Blue Orangeade (WinnySatang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang