Delapan

106 32 6
                                    

Gevan baru saja selesai dengan semua tugasnya dia keluar dari ruang osis dan menuju ke parkiran sekolah.

Setelah dia mengambil keretanya, Gevan pergi menuntun keretanya keluar dari pagar sekolah. Namun, sebelum keluar dia melihat ada sesuatu di tanah saat Gevan mengambilnya ternyata itu jepitan rambut milik Kay.

Gevan hanya berpikir bahwa Kay tidak sengaja menjatuhkan nya. Lalu dia menaruh jepitan itu di kantong celana nya.

Saat sampai di depan rumah Kay, Gevan mengetuk pintu rumah Kay. Namun, tidak ada jawaban sama sekali.

Kini Gevan merasa khawatir, dia berlari meninggalkan keretanya menuju kerumah nya. Saat di rumah dia bertanya ke pada mamah nya apakah Kay ada kemari tetapi mamah Gevan mengatakan bahwa Kay tidak ada kemari dari tadi mamahnya hanya sendirian.

Gevan semakin khawatir kemana Kay pergi, mamahnya mencoba membuat anaknya tenang dan berpikir positif dimana terakhir kali dia melihat kay.

Dia mulai menenangkan dirinya, Gevan mencoba berpikir saat Gevan merogoh kantong nya dia baru teringat sesuatu.

Tak berkata apa-apa lagi Gevan Langsung Pamit kepada mamahnya untuk mencari Kay.

Mamahnya menitip pesan agar Gevan hati-hati.
Gevan berlari menuju ke keretanya dan segera mencari Kay. Dia kembali ke sekolah tempat dimana dia menemukan jepitan rambut Kay.

Sampainya di sekolah Gevan melihat olivia baru saja keluar dari sekolah, Pikiran Gevan yang sedang kacau tak bisa berpikir jernih.

Dia mengira ini semua pasti perbuatan Olivia karena dia tak suka pada Kay.

Gevan menghampiri Olivia.

"Oliv! Olivia" teriak Gevan berjalan mendekati Olivia.

Olivia berhenti berjalan dan melihat ke arah Gevan, tiba-tiba Gevan menarik kera baju Olivia. "Dimana kay!!" Ucap Gevan dengan emosi yang meluap.

"Apa maksudmu Van, gue gak tau" ucap Olivia membela dirinya.

"Jangan bohong sama gue, lu benci kan sama dia lu kemana in dia" ucap Gevan sekali lagi.

"Gue emang benci tapi gue gak sejahat itu, gue benci juga ada alasan" ucap Olivia sambil mendorong Gevan.

"Gue gak sebodoh itu Van, sampe apa-apa in kay" ucap Olivia dan kini ekspresi wajah nya sedikit cemas.

Mungkin dia cemas kepada Kay?

Gevan diam sejenak memikirkan semua ini jika bukan Olivia siapa lagi yang bisa berbuat.

Gevan melihat ke arah Olivia dan Olivia hanya diam saja.

"Alyan mana?" Tanya Gevan.

"Alyan tadi sih bareng gue baru dari perpustakaan" ucap olivia.

"Dia gak ada ngomong atau kelihatan aneh gerak-gerik nya?"

"Engga sih dia lagi fokus sama ujian, kan Minggu depan ujian" ucap Olivia menjelaskan.

Olivia diam sejenak melihat ke arah hp nya dan dia baru teringat sesuatu.

"Van gue inget" ucap Olivia.

"Inget apa?" Tanya Gevan. Olivia menarik Gevan menjauh dari sekolah.

"Gue inget, gue pernah gak sengaja dengar pas di rumah Alyan. Papah Kay ada nyuruh seseorang buat celaka in Kay. Dan gue inget banget dia nyuruh seseorang itu salah satu murid di sini juga" ucap Olivia menjelaskan.

"Apa?!" Ucap Gevan tak percaya "sejahat itu om Devano mau sakiti kay! Anak nya sendiri" lanjut ucap Gevan dengan geram.

Olivia melirik ke arah tangan Gevan yang mengepal dengan kuat, sepertinya Gevan benar-benar marah.

Kegelapan Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang