Lioner di larikan kerumah sakit, Helia panik bukan main apalagi terakhir kali orang yang bersama Lioner adalah dirinya dan juga dia yang...
"Ya Tuhan gue emang berharap Lioner pergi tapi jangan pergi yang begini maksudnya" ujar Helia di perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Lioner.
Dia merasa bersalah tentu saja...
Setelah mengetahui ruang kamar Lioner dari perawat, Helia bergegas melangkah berlarian di koridor, dia sungguh takut kalau Lioner meninggal karena overdosis.
Pintu ruangan Helia buka dengan cepat lalu menemukan Lioner yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata terpejam.
Helia mendekat, mukanya cemas bukan main, "Lio..."
"Tolong jangan meninggal..."
Helia meraih tangan Lioner, menggenggamnya erat lantas memohon "maafin gue... Gue gak tahu efeknya bakal kayak gini.."
Wajah Helia basah oleh air mata, dia benar-benar takut Lioner meninggal, sejahat-jahatnya Helia dia tidak ingin membunuh orang, perasaan bersalah karena terlalu banyak menyemprotkan obat tersebut benar-benar membuat Helia ketakutan, "Lio..."
"Apa?"
Helia mengerjapkan mata, dia menatap Lioner yang sedang menguap, cowok itu baru bangun dari tidurnya.
"Ya ampun" Lioner mendesis, melihat muka Helia yang cemong karena air mata "Lo jelek banget" komentarnya ringan.
"Lo masih hidup?"
"Lo berharap gue mati?"
"Syukur deh" Helia melepaskan genggaman tangannya pada Lioner, air matanya segera dia hapus dengan santai "rencananya kalau lo beneran meninggal gara-gara gue yang terlalu banyak nyemprot obat bius di kamar kemarin, gue bakal pura-pura nangis dan merasa sakit hati di pemakaman lo, jadi hukuman gue ringan"
Lioner mendesis, dia menatap Helia datar "cewek gila"
Cowok itu bangkit dari rebahannya, dia duduk bersandar pada ranjang, lalu kembali meraih tangan Helia dan di kecupnya punggung gadis itu ringan "kalo gue mati lo bakal gue ajak mati juga"
"Biar kita ketemu, di surga atau di neraka sekalipun" Lioner menyeringai senang.
"Kalau lo mau ke surga ajak gue, tapi kalau mau ke neraka jangan sok kenal sama gue"
Lioner tergelak tawa, dia meraih tubuh Helia juga mendekatkan tubuhnya untuk memeluk cewek itu erat "gue kangen"
Helia menggerakkan tangan, menepuk-nepuk kepala Lioner.
"Lo di apain Saegar?" Tanya Lioner setelah pelukan mereka terlepas.
"Lo tahu?"
Lioner menunduk, merapikan rambut Helia yang berantakan karena berlari "gue selalu tahu apa yang lo lakuin"
"Stalker"
Lioner mengangkat bahu acuh tak acuh, dia lalu menggeser duduknya, mempersilahkan Helia agar duduk di sebelahnya, "jangan percaya sama dia"
"Dia sama aja kayak Hades" komentar Lioner lagi, setelah Helia duduk di sebelahnya, cowok itu menyenderkan kepalanya pada bahu Helia, mengusel disana dengan nyaman "Lo cukup percaya sama gue aja"
Helia ingin menurunkan kepala Lioner, namun cowok itu menahannya sambil memasang muka datar, "gue lagi sakit karena lo, jadi jangan jahatin gue"
"Lo ngomong gitu seolah gue sering ngelakuin kejahatan sama lo, bukannya lo yang jahat?"
Lioner terkekeh lagi, dia memejamkan mata menikmati waktu mereka berdua "gue suka sama lo, benar-benar suka.."
Helia meneguk ludah, diam saja tidak membalas, tangan Lioner bergerak menggenggam tangannya, menyatukan jari-jari mereka "balas Helia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teater (OPEN PO)
FantasyNamanya Helia, aktris terkenal yang sedang terkena sanksi sosial dari masyakarat karena dianggap tidak sopan terhadap sang produser. Tiba-tiba saja dia bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis berumur 17 tahun. Helia adalah aktris cantik yang sed...