Teater 54

29.6K 3.4K 670
                                    

Akhir-akhir ini Sagara merasakan sesuatu yang aneh, pada tengah malam dia bisa mendengar suara seseorang menangis lalu setelahnya terdengar suara kucing dan berakhir suara gongongan anjing.

Sagara berpikir kalau salah satu tetangganya melakukan pesugihan seperti kucing ngepet atau anjing ngepet.

Yang pasti setiap suara itu muncul Sagara pasti terbangun dari tidurnya atau kegiatannya terganggu.

Sagara keluar kamar, dia berencana menyelesaikan tugas makalahnya malam ini, jadi dia membuat kopi sebelum begadang karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Meongg...meong..."

Sagara yang sedang menuruni tangga terhenti, sedikit bulu kuduknya merinding, Sagara tidak takut hantu tapi entah kenapa hal satu ini membuat jantungnya berdetak kencang.

"Guk guk guk"

Sagara memasang telinga baik-baik, dia memperhatikan sekitar rumahnya yang sudah gelap, entah kenapa dia merasa harus waspada.

"Hiks hiks hiks .....nis"

Sial, suara tangisan jelek macam apa itu? Kuntinya bencong kah? Kenapa suaranya seperti laki-laki begitu??

"Meong..guk..hiks"

Sagara berdesis, dia mulai kesal sendiri, haruskah dia mulai merukyah rumahnya sendiri?

Dengan pemikiran panjang, Sagara memutuskan tidak jadi begadang, bukan karena dia takut loh ya, tapi entah kenapa Sagara merasa dia tiba-tiba mengantuk. Dengan langkah ringan, Sagara menuju kamarnya sambil sedikit berlari, tidak berlari kok hanya berjalan cepat, ingat berjalan.

Tapi saat hampir melewati kamar kembarannya suara itu semakin terdengar jelas, Sagara sedikit mempercepat langkahnya, dia merasa suara itu makin dekat kepadanya tapi tidak tahu asalnya dari mana.

Dan saat tepat di depan kamar Agaris suara itu terdengar jelas, Sagara panik, dia pikir suara itu berada di belakangnya dengan cepat cowok itu menendang pintu kamar Agaris dan masuk kedalamnya sambil menuju ranjang saudaranya.

"Woi gue!!" Sagara membuka selimut Agaris, dia sudah ingin mengadu sebelum kemudian terkejut melihat penampilan kembarannya yang seperti orang tidak waras, apalagi kedua mata Agaris bengkak dan memerah, Sagara refleks mengumpat "anjing!!'

"Hiks...Saga...."

"Jadi lo yang ngelakuin pesugihan selama ini?!" Teriak Sagara pada Agaris yang menatapnya polos.

"Hah?"

"Hah hih Hah hoh, bajingan Lo!!"

Sebenarnya Sagara tidak mungkin semarah ini, hanya saja kejadian barusan membuat jantungnya hampir copot, jadilah Sagara marah-marah pada Agaris yang menatapnya berkaca-kaca.

"Kenapa sih Ga?" Tanya Agaris melihat Sagara marah-marah.

"Lo yang kenapa, ngapain lo nangis terus meong guk guk gitu??"

Agaris memasang wajah sendu, dia kembali ingin menangis lagi, "gue kangen si manis?"

"Kucing apa anjing itu?"

"Pacar gue!!"

Sagara berpikir sebentar, kemudian teringat gadis yang sering di ceritakan kembarannya "oh Helia?"

"Iyaa, dia ngilang seminggu ini" sahut Agaris sambil terisak.

"Coba cari di google siapa tau ketemu"

Agaris melemparinya dengan bantal, "gue serius!!"

Sagara memutar bola mata, tidak tega sebenarnya melihat kembarannya menangis begini hanya karena seorang cewek, setahunya Agaris itu playboy, ceweknya dimana-mana dan belum pernah sekalipun Sagara melihat Agaris menangis karena cewek, namun kali ini Agaris menangis, haruskah Sagara memberikan penghargaan pada Helia??

Teater (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang