Helia berjongkok di samping bak sampah depan sekolah dengan ekspresi merenung. Kakinya lebam karena terjatuh dua kali, sikunya terbentur lantai sehingga mengakibatkan berdarah, rambutnya acak-acakan dengan seragam kusut karena berlari terlalu cepat.
Mata Helia berkaca-kaca, dia memandang sekitar dengan linglung, apa yang barusan terjadi? Kenapa dirinya jadi gelandangan macam begini?
Ini semua gara-gara Saegar, kenapa cowok itu ada dimana-mana? Kenapa jalur yang di ambil Helia harus dilewati oleh Saegar juga?
Dan yang lebih bodohnya kenapa Helia harus berlari menjauhi cowok itu? Helia harusnya bersikap biasa saja namun entah kenapa dia terlalu panik dan takut hingga refleks berlari kencang menjauhi cowok itu.
Seolah mendukung suasana gelandangan Helia, petir bergemuruh kencang lantas rintik hujan mulai turun.
Helia menghela nafas, matanya berkaca-kaca ingin menangis, kenapa hidupnya jadi semenyedihkan ini? Helia mulai terbawa emosional sendiri, perutnya kram tanpa sebab, dan pinggangnya sakit, Helia berpikir mungkin efek jatuh dari lantai?
Salah, bukan hanya pinggangnya seluruh tubuh Helia mulai terasa sakit sekarang, Helia rasanya tidak ingin kemana-mana, walau sekarang dia berada di samping bak sampah seperti orang gila.
Tapi Helia tidak tahan, perutnya benar-benar sakit, cewek itu menangis menitikkan air mata di tambah dengan rintik hujan yang mulai turun.
"Hiks, hujan bego!!" Umpatnya kesal.
Dia menunduk menatap sepatunya sambil terisak pelan.
Tiba-tiba sepasang sepatu berdiri di depan Helia, "makanya kan jangan bandel" ujar suara itu melihat Helia menangis di samping bak sampah.
Helia mendongak, lantas memasang wajah miris saat melihat Lioner sedang geleng-geleng kepala melihat dirinya.
"Lio...." Suara Helia tersendat karena tangisan.
"Apa?" Lioner mengulurkan tangan, lantas menggendong Helia dengan bridal style, cowok itu kembali geleng-geleng kepala melihat luka dan wajah Helia yang cemong karena luka dan tangisan, "Lo udah jelek tambah jelek"
Helia tidak menanggapi, dia memeluk leher Lioner erat lantas menyembunyikan wajahnya disana, menahan sakit.
Lioner baru saja kembali dari salah satu universitas untuk mengikuti perlombaan matematika, dia terpilih mewakili satu sekolah untuk menjadi peserta, hasilnya Lioner menang telak, dia menyabet juara satu, dia membawa pulang piala dan medali yang kini tergantung di lehernya, Lioner harusnya istirahat dan kembali ke apartemen setelah pertarungan otak yang melelahkan, namun dia memang bertekat untuk menjemput Helia, jadi disinilah dia sekarang.
Lioner tidak menggunakan mobil miliknya, dia memanggil taksi lantas mendudukkan Helia di pangkuannya, di peluknya cewek itu erat, di ciumnya pipi Helia yang basah karena air mata, ah Lioner benar-benar merindukannya.
Dengan gerakan cepat Lioner melepas medali yang terpasang di leher lalu memakaikannya pada Helia yang masih terisak "juara satu cewek paling nakal"
"Gue nggak nakal!"
"Oh kalo gitu juara satu cewek paling jelek"
"Jahat banget.." Helia menatap Lioner dengan mata berkaca-kaca.
Lioner terkekeh senang, dia mengecup kening Helia penuh sayang, "juara satu cewek paling gemesin, lucu, miliknya Lioner"
Namun Helia masih bertanya dengan ekspresi polos "nggak cantik?"
"Dikit"
Helia kesal, dia memukul dada Lioner untuk pelampiasan. Namun Lioner hanya terkekeh senang dengan respon Helia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teater (OPEN PO)
FantasiNamanya Helia, aktris terkenal yang sedang terkena sanksi sosial dari masyakarat karena dianggap tidak sopan terhadap sang produser. Tiba-tiba saja dia bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis berumur 17 tahun. Helia adalah aktris cantik yang sed...