Teater 49

28.7K 3.8K 759
                                    

"HELIAAAA!!"

Helia dan Lioner yang sedang mengobrol menoleh, menemukan Agaris yang berada di ambang pintu dengan mata berkaca-kaca.

"Aga" sahut Helia pelan.

"Meong~~??" Ujar Agaris dengan suara mencicit pelan.

Walaupun sedikit malu karena ada Lioner, namun Helia tetap menyahut "guk guk guk"

Agaris langsung terharu, dia berlari mendekat dan memeluk Helia erat, "manissss hiks"

Cowok itu menangis, di bahu Helia yang terpasang perban karena ada benturan disana, Helia sedikit meringis karena Agaris memeluknya terlalu erat.

Lioner berdecak, dia melihat raut wajah Helia yang kesakitan lantas menarik Agaris menjauh agar tidak menyakiti Helia "nangis di bahu gue aja" maksud Lioner adalah Agaris harusnya tidak memeluk Helia terlalu erat, namun cowok itu gengsi mengatakannya, jadi dia menarik Agaris dan membiarkan cowok itu menangis di bahunya.

Agaris mendorong Lioner, "ngapain gue nangis di bahu lo, homo lo?"

"Gue juga gak sudi" Lioner mendelik, dia mendekati Helia yang sejak tadi menatap interaksi mereka "ada yang sakit? Mau di panggil dokter aja?"

Helia menggeleng pelan, "nggak ada Lio, makasih"

Lioner mengganguk, mengelus kepala Helia penuh sayang, sebelum kemudian tangan Agaris bergerak menyingkirkan tangannya "gak usah pegang-pegang cewek gue"

Agaris duduk di kursi setelah menjauhkan tangan Lioner dari kepala Helia, dia menatap Helia penuh binar "manis, lo butuh sesuatu? Mau mam?"

Merasa kursinya di rebut, Lioner mendengus, cowok itu berjalan dan duduk di sofa sambil memandang ke arah jendela, tidak mau menatap pemandangan di depannya.

"Lo tahu, gue yang gendong terus mangku lo sampai ke rumah sakit, keren banget gak sih gue waktu itu?" Ujar Agaris menggebu-gebu, dia sedang menceritakan kisah superheronya dalam menyelamatkan Helia.

Helia mendengarkan dengan ekspresi serius, tidak menyangka Agaris yang seharusnya membunuh Helia asli di dalam novel justru menyelamatkan nyawanya sekarang.

"Gue yang nahan pendarahan di kening Lo biar--"

Suara Agaris terhenti karena kedatangan Saegar yang menghentikan kisah heroiknya, Saegar dengan muka lempeng berkata, "dia nangis sepanjang perjalanan, yang nggak gue ngerti dia malah ngeong ngeong kayak kucing terus sedetik kemudian ngegonggong kayak anjing"

Saegar berjalan masuk dan ikut duduk di samping Lioner, lalu menyilahkan kakinya angkuh.

Agaris melotot, dia hampir melempar sepatunya pada Saegar tapi suara tawa Helia menghentikan niatnya, dia menoleh melihat ke arah Helia yang tersenyum manis sambil mengusap rambutnya.

"Makasih Aga" ujar Helia manis, dia benar-benar berterimakasih, Helia memang ingin pergi dari mereka, tapi bukan kematian yang ia harapkan, Helia tidak ingin mati dengan cepat, pahalanya terlalu sedikit.

Agaris tersenyum manis, dia balas menganggukkan kepala penuh senyum hingga giginya terlihat "sama-sama maniss"

Saegar dan Lioner kompak mendengus, kedua cowok itu duduk di masing-masing ujung sofa sambil mengalihkan pandangan.

Agaris menyuapi Helia makan, dia juga menyarankan agar Helia lanjut istirahat lagi saja setelah ini.

Setelah Helia tertidur pulas, Saegar bergegas berdiri, dia mengode Lioner dan Agaris untuk mengikutinya keluar dari ruangan.
________________________

"Jadi maksud lo kita gak usah buat Helia jalan selamanya?!"

Agaris bergerak maju, dia menatap Saegar tidak percaya, "Lo gila?!"

Teater (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang