Author POV
"Kumohon sekali lagi bujuk Ji-A agar tidak mendiami ku terus, ya?" Pinta Sehun kepada Ye Jun. Setelah kembali dari kediamannya dan Ji-A, Sehun kecewa berat, karena ternyata usahanya harus gagal lagi. Dia bahkan mengabaikan perasaan cemburu istri muda nya.
"Kamu mau aku gimana lagi? Aku sudah berusaha membantumu untuk membujuk nya! Kau sendiri lihat bagaimana dia memperlakukan ku." Jawab Ye Jun agak kesal. Mengapa Sehun harus menyalahkannya karena gagal dalam membujuk Ji-A dan mengatakan bahwa dia kurang bersikeras.
Lagian pikir saja istri mana yang akan membaik perasaannya saat suaminya justru datang membujuk sambil membawa madu nya?
"Bantu aku sekali lagi untuk dapatkan perhatiannya, ya?" Pinta Sehun. Sebab dia sangat merindukan Ji-A.
"Gimana caranya? Aku tidak bisa, oppa. Kau ingin aku membujuknya lagi? Apa kamu tidak memikirkan perasaan ku juga? Kau terlalu sibuk dengan nya ketimbang memikirkan caranya bagaimana agar aku cepat hamil."
"Jangan bahas soal itu sekarang. Ikuti dulu instruksi ku sampai semuanya membaik. Jika ingin cepat hamil kamu cukup memakan banyak buah dan sayuran juga susu, jangan lupa juga olahraga nya!"
"Kamu mau kemana?" Tanya Ye Jun.
"Aku pergi dulu."
"Ya, mau pergi kemana?" Tanya Ye Jun lagi merasa tak dihargai.
"Ketempat dimana aku bisa berpikir." Jawab Sehun sambil berjalan pergi.
"Lalu bagaimana soal mengandung?!" Ye Jun berharap diperhatikan seperti saat pertama mereka menjalin hubungan.
"Besok kita bisa pergi ke dokter kandungan."
Nyonya Yoon yang tengah bersantai di bungalow nya pun memperhatikan mereka berdua yang tengah berbicara ditaman sedari tadi.
"Panggil Ye Jun untuk berbicara dengan ku." Perintah Nyonya Yoon kepada salah satu pelayanannya yang selesai menyiapkan teh herbal untuk nya.
"Baik, Bu."
••
Pukul 09 malam, masih di kediaman Keluarga Kang.
Setelah makan malam selesai, keluarga Kang pergi kebelakang halaman untuk menghabiskan waktu lebih lama lagi.
Chaerin tengah duduk santai ditengah diantara ibu dan adiknya Jinwoo. Sesekali wanita bersurai pirang itu mengecek kedalam ponselnya. Meski mendapatkan libur dari perusahaan nya, dia masih menghandle beberapa hal melalui ponsel nya.
"Bagaimana kabar ibu dan ayah, nak?" Tanya ibu Jinwoo.
"Puji Tuhan mereka sehat, Bu." Jawab Chaerin.
Sempat terjadi ada keheningan diantara keduanya, Chaerin tahu bahwa ada hal yang ingin di sampaikan oleh mertuanya, sebab saat di meja makan pun mertua laki-lakinya sempat menyinggung soal anak, namun di tahan percakapan itu di atas meja oleh ibu mertuanya, takut-takut menghilangkan selera makan anak ataupun menantunya.
"Ibu, jika ada yang ingin dibahas dengan ku ataupun Jinwoo, silahkan saja. Kami akan mendengarkan nya." Ujar Yoo Chaerin dengan lugas. Ibu mertuanya tersenyum menanggapi.
"Apa perlu saya panggil Jinwoo nya?"
"Tidak perlu, nak. Ibu dan ayah sudah sempat membahas hal ini dengan Jinwoo, dia sempat marah, ibu memahaminya karena ini semua tergantung dirimu. Anak itu sangat tidak ingin menyakiti hati istrinya." Tutur Ibu Jinwoo agak tertawa diakhir katanya. Dia tidak menyangka bahwa putra yang ia besarkan menjadi pria yang gentleman untuk putri seseorang.
Chaerin mengerti.
"Aku mengerti, Bu. Tadi siang pun Jinwoo sempat membicarakannya dengan ku. Dan ya, aku dan Jinwoo memutuskan untuk memulai program kehamilan bulan depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANACAMPSEROTE
DiversosKarakter utama dalam cerita ini terinspirasi dari lagu Fatin Shidqia dengan judul "Memilih Setia" Silahkan baca ringkasan para karakter di bagian "THE CAST (with their little story's) ----- ⚠️Cerita ini mengandung adegan 21+ dan karakter LGBT Tidak...