BAGIAN 08 : ...

76 11 0
                                        

Kang Jinwoo POV

Sudah sepekan lebih satu hari setelah istriku pergi bekerja ke luar negeri. Tapi dia memberitahu ku bahwa ada kendala yang membuat pekerjaan nya tertunda dan membuat nya mau tidak mau harus menetap agak lama disana.

Dia meminta maaf padaku karena pergi lebih lama dari yang dijanjikan, dan ya aku memaafkannya. Itu juga bukan kesalahan dia sepenuhnya.

"Kemana lagi istri mu? Apa sebegitu tidak penting nya keluarga mu hingga dia tidak bisa menyempatkan diri sekedar mengikuti acara makan malam pertunangan sepupu mu?" Tanya Jeremy, sepupu tertua ku yang keturunan murni tionghoa. Dia memang agak tidak suka dengan Chaerin, terlebih setelah mengetahui aku menunda memliki momongan karena menunggu keputusan Chaerin.

Ya, ini adalah acara yang cukup penting keempat keluarga ku yang tidak dihadiri Chaerin. Awalnya mereka berusaha mencoba mengerti karena kesibukan istriku, tapi karena berkali-kali hal ini terjadi membuat beberapa anggota keluarga ku yang mempertanyakan dimana rasa hormat Chaerin akan keluarga besar ku. Mengingat semua effort yang ku lakukan dalam setiap acara keluarga nya dan betapa keluarga ku selalu mementingkan tradisi mengenai acara apapun menyangkut kekeluargaan. Aku selalu menjawab dia tidak sempat dan tak luput aku selalu meminta maaf atas itu. Dan ya, tidak jarang ada yang berpikiran buruk mengenai istriku. Aku tidak diam dan menegur orang-orang yang berpikiran negatif.

"Dengar, aku tidak tahu apa yang terjadi padamu sehingga nurut sekali dengannya, tapi ingat baik-baik, kamu ini lelaki, sudah seharusnya Chaerin menghormati mu dan menempatkan mu teratas terlepas dari apapun kegiatannya. Kau yang kepala rumah tangga, kau berhak memutuskan apapun." Untunglah Jeremy menyuarakan nya hanya dalam posisi kita sedang duduk berdua, aku masih bisa mentolerir masukkan nya itu.

"Terimakasih atas saran mu." Jawabku singkat meninggalkan Jeremy yang terkekeh jengkel akan jawaban ku, seakan perkataannya barusan hanyalah gonggongan anjing yang berisik.

Aku duduk di kursi tepat samping ayah, aku memperhatikan dengan tidak selera satu persatu semua anggota keluarga besar ku yang berkumpul di meja panjang menunggu menu utama di sajikan.

"Ada apa dengan wajah murung itu?" Tanya ayahku pelan sambil tersenyum kepadaku.

"Tidak apa-apa, Yah."

"Nanti dia juga pulang. Nikmati acaranya, jangan dengarkan celotehan siapapun yang merusak prinsip pernikahan mu dan Chaerin. Ayah yakin pilihan mu tidak pernah salah."

"Lihatlah, sekarang kau jadi lebih sering menghadiri acara keluarga setelah bersama dengan nya. Mengingat saat kau masih senang bermain-main dengan anak gadis orang, kau hampir tidak pernah mau menghadiri acara seperti ini." Ayah menepuk-nepuk pundak ku memberikan dukungan penuh.

"Iya, Ayah." Jawabku tersenyum.

"Bagaimana kabarmu, Jinwoo?" Tanya bibi Kwon menyela perbincangan ku dengan ayah.

"Aku baik."

"Oh, syukur lah. Kau terlihat jauh lebih berisi dan semakin tampan sekarang! Sepertinya istrimu pandai memasak dan merawat mu ya." Aku tersenyum cerah atas penuturan bibi Kwon.

"Ya, bibi--"

"Kudengar kau child free, apa benar, Jinwoo? Jika memang benar, saran paman jangan, nak. Masa tua nanti pasti kamu akan kesepian. Jangan ikuti trend jaman modern, tidak akan ada habisnya." Potong paman Yu.

"Tidak, bukan begitu, Paman. Aku dan Chaerin memutuskan untuk menunda momongan, kami bukan tidak ingin memiliki anak." Aku meralat dengan cara yang sopan.

"Oh... Baguslah, tapi jangan lama-lama, nanti kalian keburu tua. Dan yah, kemana istrimu? Dia tidak bisa datang lagi?" Oh ini dia pertanyaan yang hanya akan membawa perdebatan jika aku menjawab panjang lebar.

ANACAMPSEROTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang