BAGIAN 15 : My Truly Home pt.2

61 8 3
                                    

Author POV

"Apa Jaeyong ada memberikan banyak pertanyaan kepada mu mengenai trip ini?" Tanya Suzy.

Mereka berdua naik pesawat pribadi milik keluarga Lim untuk perjalanan ke Perancis. Sudah jelas alasannya, agar privasi mereka terjaga.

"Tidak. Dia tidak banyak bertanya. Entahlah, belakangan ini aku sering melihatnya melamun. Aku rasa ada masalah antara hubungan nya dengan Kak Miyeon."

"Tanyakanlah nanti mengenai prihal itu. Dia adalah yang paling tertutup mengenai masalah perasaannya sendiri diantara kami berlima sejak dahulu."

Jiyeon mengangguk paham.

•••

Ha Joon POV

Pekerjaan ku di restauran selesai jam 4 sore. Sisanya aku mempercayakan nya kepada manager Jung selama aku libur untuk pulang ke kampung halamanku.

Ku sempatkan diri untuk memberikan pesan kepada Ji-A, menanyakan padanya apakah perlu aku jemput atau tidak. Sebab kami sudah sepakat untuk menyelesaikan pekerjaan pada pukul 4 sore. Sebab aku telah membooking tiket pesawat pukul 6:30 malam tujuan Jeju.

16:05
Tidak perlu.

Balasnya. Baiklah.

Tak lama aku sampai di kediaman ku, namun sempat aku berpapasan dengan Jinwoo yang tengah membonceng istrinya mengendarai motor hendak berjalan keluar komplek perumahan.

Aku tersenyum.

Aku senang si brengsek playboy itu telah menemukan pawang nya. Meski sifat keduanya itu berbanding terbalik, Jinwoo yang urakan sedang Yoo Chaerin memiliki hati lembut dan kepribadian bak seorang malaikat.

Apalah aku segala mengomentari hubungan mereka berdua.

Saat ini aku sedang di bandara. Ya, di bandara. Aku dan Ji-A tidak berangkat bersama. Dia memintaku untuk bertemu di bandara saja. Aku heran, kenapa begitu? Mungkinkah karena takut Sehun tahu bahwa kami pergi bersama ke Jeju? Entahlah, aku tidak ingin banyak berpikir.

Sekarang sudah pukul 6 malam. Inilah yang membuatku agak tidak mood. Ji-A belum kunjung datang, sedang pesawat kami dalam setengah jam kurang akan take off.

Namun karena aku tipikal orang yang tidak banyak bicara atau bertanya, akhirnya aku hanya diam duduk menunggu dalam kebosanan, setelah beberapa kali aku sempat mencoba menghubungi Ji-A namun tidak kunjung diangkat oleh nya.

Hingga akhirnya jam menunjukkan kurang dari 20 menit lagi pesawat kami akan terbang, aku memutuskan hendak berjalan duluan, namun suara yang sangat ku kenal itu memanggil.

"Maaf aku telat, ya." Huftt... Aku bernafas lega Ji-A sudah datang. Wajahnya itu terlihat sekali kelelahan seakan habis berlari cukup jauh.

Aku yang hanya membawa ransel kemudian membantunya untuk membawakan koper berukuran sedang itu.

"Kenapa kamu terlihat lelah sekali?" Tanyaku sambil berjalan beriringan.

"Aku takut ketinggalan pesawat. Jalanan tadi cukup macet. Apa kamu menunggu lama?"

"Tidak, hanya 1 jam saja." Jawabku tersenyum.

Masih ada rasa tidak percaya didalam hatiku. Bahwa momen seperti ini akan datang dalam hidupku. Berjalan bersamanya. Membantunya membawakan koper nya yang cukup berat.

Seutas senyum terbit di bibirku.

JI-A POV

ANACAMPSEROTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang