BAGIAN 16 : Tetaplah seperti ini.

66 8 5
                                    

Jinwoo POV

Jam 6 malam.

"Besok mungkin aku akan datang agak siang. Aku sedang tidak enak badan. Jadi ini kunci bengkel kau saja yang bawa, ya." Kataku sambil memberikan kunci pada Mino.

"Tentu, bos." Jawab Mino.

"Kalo gitu saya pulang duluan, kawan." Ucapku setelah mengenakan jaket ku.

Aku memutuskan untuk pulang lebih awal hari ini. Rasanya tubuhku tidak karuan, aku juga sudah mengabari Chaerin mengenai kondisi ku. Dia berpesan padaku untuk meminum vitamin juga obat agar mencegah tubuhku tambah drop dan mengatakan bahwa hari ini dia harus bekerja lembur lagi.

Ya, hari ini Chaerin bekerja ke kantornya meski dia sedang masa cuti. Kantor beralasan keberatan jika Chaerin harus cuti 1 bulan penuh, selama projek besar yang ditanganinya masih berjalan. Istriku tidak pergi bekerja setiap hari, hanya saat dirinya benar-benar dibutuhkan saja di lokasi, seperti sekarang. Satu tim divisi nya pun tahu bahwa istriku sedang menjalani program kehamilan nya, dan mereka mau berkontribusi untuk mempermudah pekerjaan istriku selama ia turun kelapangan langsung, jadi aku mengizinkannya.

Belum jauh aku berjalan pulang, tiba-tiba saja turun hujan cukup deras. Untunglah aku mengendarai mobil hari ini. Rasanya aku ingin segera sampai dirumah dan meringkuk nyaman dibalut selimut yang tebal.

Mobil ku berhenti saat rambu lalu lintas berwarna merah. Seperti biasa dalam waktu menunggu aku memeriksa sekitar kiri dan kanan. Semuanya terlihat seperti biasa. Mobilku kembali melaju dengan kecepatan sedang, sebab sedang hujan aku lebih memilih untuk berkendara dengan hati-hati, keselamatan lebih penting dari pada cepat sampai rumah! Aku juga ingin hidup lebih lama dan merasakan menjadi seorang ayah..

Belum jauh mobilku melaju dari area lampu merah, dengan cepat netra mataku menangkap keberadaan istriku yang tengah duduk di sebuah cafe dengan wajah yang tersenyum. Cantik. Diriku tersenyum, namun luntur senyum ku seketika, saat melihatnya tidak duduk seorang diri.

Dia bersama dengan seorang pria.

Tidak asing, aku mengenalinya. Dia adalah pria yang pernah mengantarkan istriku ke restoran tempat aku dan teman-teman lama ku reuni dulu! Oh ya, jangan lupakan tatapan anehnya ketika aku datang menjemput istriku di kantor.

Urusan kerja? Entahlah, aku mengenyahkan pikiran aneh-aneh yang muncul di benakku. Aku terus melaju tidak ingin mengganggu urusan pekerjaan istriku.

Aku menyetir sambil menatap lurus ke depan jalan dengan pikiran yang berkecamuk. Setelah berpikir keras akhirnya aku memutuskan untuk berputar arah menuju cafe tempat istriku terlihat.

Hatiku merasa janggal dengan pemandangan barusan!

Aku berhenti agak jauh dari cafe tempat Chaerin berada. Dia pasti akan langsung mengenali mobilku jika melihatnya, sebab ini adalah hadiah ulang tahun ku dari nya.

Menimbang-nimbang apakah aku harus turun dan menghampirinya secara gamblang atau bagaimana? Ya, aku tahu, tingkahku saat ini seperti pria gila yang posesif kepada istrinya. Bagaimana jika benar mereka berdua yang sedang di cafe itu hanya mengenai seputar pekerjaan saja, bukan hal hal lain seperti yang dipikiran ku saat ini?!

Aku percaya kepada istriku, tentu saja. Tapi tidak dengan pria itu! Aku ini pria! Aku tahu apa yang ada dipikiran seorang pria ketika menatap istriku dengan tatapan seperti itu!

Apa yang harus aku lakukan untuk memastikan nya?

Masa bodoh! Aku memutuskan untuk menelpon nya. Aku tahu ini bukan diriku yang seperti biasanya. Aku tidak pernah mengganggu Chaerin ketika dia masih sibuk dengan pekerjaannya. Sekali lagi, masa bodoh!!!

ANACAMPSEROTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang