Author POV
Pukul 9 pagi Ji-A terbangun, kepalanya agak pening. Dia beranjak dari kasur kemudian duduk di meja rias, dia pandangi lekat-lekat matanya yang terlihat sembab.
Dia ingat jelas apa yang terjadi tadi malam.
Drrtt ... Drrtt..
Drrtt.. Drrtt.."Halo, sepertinya saya tidak bisa datang hari ini. Bisa tolong kamu yang menggantikan saya untuk janji temu pasien yang sudah tercatat hari ini?"
"Ya. Saya ada urusan mendesak, jika butuh sesuatu tinggal hubungi saya." Ji-A memutuskan sambungan telpon. Dia usap kasar wajahnya yang berantakan itu
Ting! Sebuah pesan masuk. Dari suaminya, Sehun.
07:05
Aku pergi. Aku tidak ingin membangunkan mu, karena aku tahu kamu kelelahan.07:13
Maafkan aku, sayang. Aku tidak pernah berniat untuk menyakiti mu. Tapi jika memang melihat keberadaan diriku di rumah kita masih berat untukmu, aku tidak akan pulang. Aku akan memberikan waktu untuk mu agar memikirkan semuanya, terutama mengenai masa depan kita.08:00
Makanlah yang teratur. Aku tidak menyiapkan sarapan untukmu karena aku takut kamu enggan memakannya. Mengingat bagaimana kau menolak sentuhan ku tadi malam. Hatiku sakit...09:11
Aku berjanji ini hanya sementara, hanya hingga calon anak kita terlahir semuanya akan kembali normal. Aku menyayangimu♥️Ji-A terkekeh miris, meletakkan ponselnya diatas nakas, tanpa menjawab pesan suaminya. Kemudian berjalan lunglai pergi kedalam toilet, 30 menit ia didalam kamar mandi hanya sekedar berendam air dingin di bathtub. Begitu banyak beban pikiran yang harus dipikirkan dengan kepala dingin.
•••
Kang Jinwoo POV
Sudah jam 9 pagi, tapi aku tengah duduk diam diatas kasur, memperhatikan istri ku yang hari ini libur. Iya, dia libur di hari Selasa. Tadinya aku kesenangan dan berpikir akhirnya bisa menghabiskan waktu dengannya, namun ternyata salah, dia libur hanya untuk mempersiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke London, melakukan pekerjaan diluar negeri selama sepekan lebih.
Lagi-lagi LDR karena pekerjaannya.
Seketika aku galau. Bagaimana bisa waktu begitu kejam? Aku hanya ingin bisa terus berdekatan dengannya atau sekedar melakukan kencan sesekali dengannya, namun mengapa hal itu sulit sekali untuk aku dapatkan.
Aku tidak bisa melarangnya, karena aku tahu dengan melakukan pekerjaannya semaksimal mungkin pasti akan memberikannya perasaan yang bahagia. Aku tidak ingin memotong sayap malaikatnya itu hanya karena perasaan kesepian yang melandaku.
"Hey! Mengapa sedih begitu? Kan aku hanya pergi selama seminggu." Chaerin berhenti merapikan pakaiannya kedalam koper, dia menghampiri ku, memeluk tubuhku dengan erat.
"Aku tidak akan lama. Jika projek nya sudah rampung sebelum sepekan pun aku pasti akan segera pulang, hm?" Aku mengangguk dalam pelukannya. Menciumi lehernya yang membuatku cukup candu. Dia pelan tertawa merasa geli, aku berhenti melakukannya kemudian tersenyum kepadanya.
"Nanti siang aku akan kekantor hingga jam 3 sore. Malam aku tidak akan melakukan apapun, jika kamu mau kita bisa pergi berkencan, bagaimana?" Aku tersenyum cerah akan penawaran nya, aku mengangguk, kemudian dia mencium pipiku mesra. Ya Tuhan, aku begitu mencintai istriku ini!
"Kamu atau aku yang harus memilih tempat nya?" Aku bertanya seraya menatap kedalam matanya yang jernih itu. Dia menempatkan telunjuknya di dagu, seakan tengah berpikir keras. Aku tersenyum karena dia terlihat menggemaskan ketika seperti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/280075191-288-k66969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANACAMPSEROTE
AcakKarakter utama dalam cerita ini terinspirasi dari lagu Fatin Shidqia dengan judul "Memilih Setia" Silahkan baca ringkasan para karakter di bagian "THE CAST (with their little story's) ----- ⚠️Cerita ini mengandung adegan 21+ dan karakter LGBT Tidak...