Part.04

198 17 7
                                    

Penginapan yang terletak di desa, pinggir kota dan tak jauh dari sana terdapat Hutan membuat penginapan ini sedikit jauh dari pemukiman, bangunan penginapan itu juga terlihat tua. wajar saja Giri dan ketiga adiknya pelanggan pertama yang menginap disana.

Ranjangnya juga terlihat keras beda dengan ranjang Sara dirumah atau di asramanya, tapi gadis itu tidak mempermasalahkannya ia bisa tidur di manapun asal tidak ditengah hutan.

Sara membawa kantung belanja, mereka kembali berjalan menuju penjual daging. Yang Sara suka disini adalah udaranya, sudah lama ia tidak menghirup udara segar. Sepanjang jalan Sara merasa beberapa orang memperhatikannya Sara memalingkan wajahnya ia mengeratkan pegangannya pada kantung yang ia bawa.

"Apakah ada yang salah dari penampilanku?" Ujarnya dalam hati

"Bi apakah orang-orang disini memang aneh?" Bisik Sara setelah Johanna selesai membeli daging.

"Apa kau merasa tidak nyaman?"

Sara merasa sedikit tidak nyamannya, sebenarnya tidak semua orang yang memperlihatikanya kebanyakan hanya beberapa pria dewasa.

"Tidak, mungkin perasaanku saja" mereka kembali berjalan. Dipemberhentian terakhir mereka membeli buah, hanya bibi Johanna sementara Sara menuju stand makanan, harum makanan tersebut seolah memanggil Sara untuk membelinya.

Bentukannya mirip bugeopang kue ikan yang biasa sara beli, kebetulan tadi Sara menemukan selembar uang dijalan, sebenarnya Sara tidak mau mengambilnya tapi ia tidak memegang uang sepeser pun.

"Bibi aku ingin satu apa uang ini cukup?" Sara menunjukan selembar uang itu kepada bibi penjual makanan itu.

"Yaampun uang ini bahkan bisa memberikan Sebagian daganganku"

"Benarkah?"

"Kau ingin membeli berapa?"

Sebelum memutuskan untuk membelinya atau tidak Sara melirik bibi Johanna yang masih belum selesai membeli buah. Akhirnya ia putuskan untuk tidak membeli kue ikan tersebut dan menghampiri penjual buah itu.

"Bibi belum selesai?"

"Sepertinya kita tidak bisa membeli buah"

"Loh, kenapa?" Penjual tersebut mengatakan tidak bisa menjual buah itu kepada bibi Johanna karena ia bisa terkena sial. Tidak masuk akal tentu saja Sara sangat marah alasannya sipenjual tidak masuk akal.

"Hei pak tua! Jika kau tidak ingin menjual daganganmu tidak usah jualan, alasanmu tidak masuk akal ini namanya diskriminasi" pedagang itu tentu saja tidak terima dibentak oleh gadis yang lebih muda darinya.

"Kulihat kau juga bukan seorang penjual yang jujur, kau memanipulasi timbanganmu, Bibi buah yang kau beli tidak seimbang harga dan jumlahnya" si penjual tentu membantah ia juga berusaha menyembunyikan timbangan.

Keributan itu tentu membuat mereka jadi pusat perhatian, wanita paruh baya yang berdiri disamping ibu Khan itu menatap sang penjual meminta kejujurannya, Sara menuju stand makan lalu meminta izin pada bibi penjual kue ikan itu untuk meminjam timbangan miliknya.

Setelah melakukan pembuktian ternyata benar penjual buah itu menempelkan pemberat ditimbang miliknya orang-orang yang merasa tertipu pun mulai meminta ganti rugi, Sara hanya menunjukkan smirik nya dalam hati ia merasa bangga terhadap dirinya.

Tidak sia-sia ia menguping pembicaraan Ilha dan Haerak yang ditipu oleh pedagang sepertinya saat mereka berdua tengah keluar kota karena ada pertandingan untuk mewakilkan sekolahnya.

Sebelum pergi Sara mengembalikan timbangan milik bibi penjual kue ikan, tak lupa ia membeli dagangannya tersebut.

"Ayo bi kita beli buah ditempat lain saja"

DARK MOON - FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang