Part.35

44 6 0
                                    

Sara membuka kelopak matanya dengan perlahan sambil mengerjap-ngerjapkannya entah kenapa hari ini ia merasa sedikit aneh, setelah mengumpulkan niat untuk bagun ia segera memposisikan dirinya duduk di kasurnya.

"Kepalaku pusing sekali" ucapnya dengan suara pelan yang hampir tidak terdengar.

Ia merasa kepalanya amat pusing dan juga tenggorokannya sangat kering, Sara butuh air untuk membasahi tenggorokannya.

"Kapan aku pulang?" Karena rasa pusing yang melanda dirinya membuat Sara tidak bisa mengingat apapun, karena setiap dirinya mencoba untuk berfikir kepalanya langsung berdenyut-denyut.

Jadi satu-satunya jalan tentu saja jangan terlalu banyak berfikir untuk mengingat kejadian apa yang sebenarnya terjadi lagipula itu juga percuma karena dirinya benar-benar tidak ingat sama sekali.

Setelah menghabiskan waktu untuk membersihkan diri Sara turun kebawah, aktifitas yang semula ramai yang didominasi oleh suara Tahel hening seketika, tentu saja itu membuat Sara bingung kenapa kedatangannya mengalihkan atensi mereka semua.

"Apa kau merasakan pusing?"

Tunggu

Baru saja

Enzy berbicara kepadanya, tapi kenapa Enzy bisa tau keadaan Sara dengan kepala yang pusing, Sara mengangguk lalu meminta maaf pada Khan karena ia bangun agak siang.

"Ini air kelapa langsung habiskan" keterkejutan Sara tak berhenti sampai disitu, Najak tanpa basa-basi meletakkan segelas air kelapa untuk Sara, camkan itu teman-teman.

Tapi kenapa Najak memberikan air kelapa ketimbang air putih sebagaimana mestinya.

Sepertinya ada yang tidak beres, tapi Sara tidak mengingat apapun.

"Ada apa dengan kalian? Bukankah kalian tidak ingin berbicara kepadaku" merasa tersindir Najak dan Enzy memberikan gestur merasa tidak enak.

Najak berdehem sebelum mengatakan kebenaran tentang Sara yang sudah memaafkan mereka. "Kau sudah memaafkan kami"

"Hah? Aku? Kapan?"

"Kak tidak ingat apapun?" Tahel pun menyambar melihat wajah kebingungan Sara.

"Apa sesuatu terjadi?" Bukannya menjawab Sara malah balik bertanya.

"Ingatlah sendiri kau akan menemukan jawabannya" disaat seperti ini kenapa mereka menyuruh Sara untuk mengingat hal yang tidak ia ingat.

"Tidak bisa, kepalaku rasanya mau pecah!" Tanpa sadar Sara merengek seperti anak kecil dan segera menghabiskan air kelapa pemberian Najak.

---

Sara celingukan menatap rak sepatu, kenapa diantara jejeran sepatu dan sendal hanya miliknya saja yang tidak ada di tempat, seperti memang ada sesuatu yang terjadi tanpa menunggu lama Sara mencari Khan.

"Khan!"

"Khan apa kau membuang sepatuku?" Sara memunculkan kepalanya dibalik tembok.

"Bukan aku"

"Jadi benar ada yang membuang sepatuku!" Sara menatap mereka satu persatu namun gadis itu malah berdecak malas.

"Mau kemana? Pakai sepatuku saja" Najak beranjak menuju rak sepatu dekat pintu depan lalu mengambil sepatu miliknya untuk ia letakkan diteras depan supaya Sara bisa langsung memakainya

"Tidak mau! Selain panjang– kakimu juga besar, tidak akan bisa kubawa lari"

Ada apa kenapa Najak tidak marah saat Sara mengatakan kakinya yang panjang dan juga besar, terakhir kali ia mengatai Najak seperti jerapah dan pria itu marah sekali.

DARK MOON - FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang