Tahel pikir setelah mereka dari Cafe tempat Sara bekerja mereka langsung pulang ke rumah, ternyata masih ada satu tempat yang dikunjungi oleh Sara.
Setelah sampai di tempat pengerajin kayu, Sara meninggalkan Tahel sendiri untuk menunggunya sambil melihat-lihat beberapa kerajinan yang terpajang ditempat, Tahel juga bingung kenapa pemilik tempat ini sangat mengenal Sara.
"Sebenarnya untuk apa Kak Sara ketempat ini?" Ujarnya dalam hati masih dengan menyeruput minuman ditangannya.
"Lain kali berkunjunglah kembali, kita makan malam bersama, aku akan mengenalkan putraku"
Sara tersenyum canggung sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal, lalu berujar "Mungkin aku akan berkunjung namun tidak dalam waktu dekat, sebelumnya terimakasih ya paman sudah mau kurepotkan untuk membuat barang pesananku"
"Tidak masalah, kau bisa datang kapanpun kau mau"
Tahel diam-diam menguping pembicaraan kedua orang itu, sebelum akhirnya mendekat.
"Kak" panggil Tahel seperti sebuah kode agar Sara segera mengakhiri pembicaraan.
"Sekali lagi terimakasih paman, aku pamit undur diri"
"Hati-hatilah" paman pemilik pengerajin kayu itu melambaikan tangannya sebelum akhirnya benar-benar berpisah.
Karena rasa penasarannya sudah amat besar Tahel segera memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sejak tadi ia pendam, belum lagi melirik Drafting tube yang dibeli tadi untuk menaruh beberapa anak panah jangan lupakan busur yang Sara letakkan dibahu kirinya.
"Aku sempat membantunya, dan saat tau paman itu mendirikan toko pengerajin kayu, aku langsung meminta untuk dibuatkan panahan"
"Kenapa busur dan panah? memangnya untuk apa?–"
"Kak Sara ingin berburu ya!" Sara segera menggeleng, mana tega dirinya berburu hewan, saat melihat ayahnya memancing saja ia menangisi ikan yang didapat ayahnya, karena mulut ikannya terjerat kail yang tajam.
"Aku hanya rindu memanah, tidak banyak yang bisa kulakukan disini setidaknya untuk mengurangi rasa bosan dan terus mengasah kemampuanku"
"Aku masih tidak mengerti, Kakak berbicara seolah-olah seperti atlet panahan saja" Sara tertawa gemas melihat wajah Tahel yang kebingungan.
"Yah, kau bisa menganggapnya seperti itu"
"Jadi Kak Sara sungguh seorang atlet?!!" Tanya Tahel yang masih tidak percaya, bagaimana Sara menjelaskan ya.
---
Sementara ditempat lain Najak dan Enzy yang memang tidak ada di penginapan berencana untuk menemui sikembar disebuah tempat terbengkalai, dua orang itu sudah sampai terlebih dahulu
"Kau menyukai Sara?" Najak yang tengah menatap langit sambil melipat tangannya itu mengalihkan pandangannya pada Enzy yang memberikan pertanyaan spontan diluar prediksi.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Lupakan perasaanmu
"Kenapa? Apa kau ingin mengambil kesempatan itu"
"Kau yakin bisa mengungkapkan pada Sara bahwa kita manusia serigala?"
Kenapa? Kenapa Najak bisa lupa soal itu.
"Sara itu manusia. Dia tentu akan hidup di tengah manusia. Dia berbeda dengan kita"
"Jadi, kau mau aku mundur?" Najak memaksa untuk menahan dirinya agar nada suaranya tidak meninggi.
"Kau mau menyuruhku untuk menyerah karena aku bukan manusia, sedangkan Sara manusia?"
Enzy tidak menjawab apa-apa melihat Najak yang berbicara sambil menatapnya dalam-dalam. Terlihat rasa sedih di mata Najak karena merasa situasi ini sangat tidak adil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK MOON - FATE
FanfictionKarena kemunculan Kereta misterius di depan rumahnya, membuat Sara terjebak didalam Buku Cerita yang ia temukan di perpustakaan sekolahnya. Saat membuka mata hal pertama yang ia lihat hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi. ia mencoba menyusuri Hut...